Penambang Pasir Diminta Patuhi Setiap Peringatan Dini

Penambang Pasir Diminta Patuhi Setiap Peringatan Dini

KORANBERNAS.ID,SLEMAN--Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan meminta penambang pasir di aliran sungai berhulu Gunung Merapi mematuhi setiap peringatan dini terkait perkembangan cuaca yang terjadi pada musim pancaroba yang berpotensi terjadi banjir lahar hujan.

"Saat ini masih banyak material di wilayah atas Gunung Merapi, dan bila terjadi hujan deras di puncak berpotensi banjir hujan di aliran sungai-sungai berhulu Merapi," kata Makwan, Sabtu (9/4/2022).

Menurut Makwan, banjir lahar hujan atau banjir lahar dingin yang membawa hanyut material vulkanik eruosi Gunung Merapi tersebut sebenarnya relatif aman jika masyarakat tidak beraktivitas di aliran sungai tersebut.
Kondisi tanggul dan dam penahan banjir di sungai-sungai berhulu Merapi saat ini masih mampu menampung material yang terbawa banjir.

Makwan mengatakan adanya beberapa kali kejadian banjir lahar yang menerjang dan menimbun kendaraan angkutan material maupun alat-alat penambangan disebabkan terlambat dalam antisipasi.

"Kadang para penambang dan armadanya terlambat naik, alat berat dan penambang masih berada di aliran sungai, sehingga saat berusaha naik terlanjur diterjang banjir lahar hujan," tutur Makwan.

Makwan menambahkan adanya peringatan dini sering diabaikan oleh masyarakat yang beraktivitas di aliran sungai berhulu Merapi. Selama ini lanjut Makwan, pihaknya juga kesulitan untuk mengumpulkan dan memberikan edukasi kepada para penambang material Merapi ini, karena banyak dari mereka berasal dari luar daerah Sleman.

"Yang sering menjadi alasan karena 'tanggung' dan melanjutkan aktivitas penambangan material. Padahal, sudah ada peringatan dini dan laju kecepatan banjir juga tidak dapat diprediksi. Kalau penduduk setempat di lereng Gunung Merapi kami sudah familiar, dan mudah untuk sosialisasi," kata Makwan.

Sebelumnya Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan saat ini seluruh wilayah DIY termasuk wilayah Kabupaten Sleman masuk dalam periode musim peralihan (pancaroba) yang diperkirakan berlangsung antara Maret hingga Mei 2022. Perlu diwaspadai pada musim ini ada peningkatan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono bencana hidrometeorologi tersebut dapat berupa cuaca ekstrem, seperti hujan es, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat yang muncul pada saat musim peralihan atau pancaroba, dimana potensinya lebih besar dari musim hujan.

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk area yang dilanda cuaca ekstrem. Lokasi Kabupaten Sleman yang berada di lereng Gunung Merapi menjadikannya sebagai wilayah yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya awan hujan seperti Cumolonimbus. (*)