Guru SD Kulonprogo Dibekali Koding dan Kecerdasan Artifisial
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Puluhan guru Sekolah Dasar (SD) dari berbagai wilayah di Kulonprogo mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) untuk jenjang SD Fase C. Kegiatan dilaksanakan di SD Negeri Percobaan 4 Wates, Senin (7/7/2025).
Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo ini merupakan bagian dari program nasional penguatan kompetensi guru dalam menghadapi era digital yang terus berkembang.
Sebanyak 72 guru SD penerima BOS Kinerja (BOSKIN) tercatat sebagai peserta dalam kegiatan ini. Mereka mengikuti rangkaian pelatihan selama beberapa bulan ke depan, dimulai dengan sesi tatap muka (In 1), dilanjutkan implementasi praktik langsung di sekolah masing-masing (On), dan ditutup dengan sesi refleksi (In 2) yang dijadwalkan berlangsung hingga Oktober 2025.
Kepala Disdikpora Kulonprogo, Nur Wahyudi menekankan pentingnya pendidikan digital yang tidak hanya berfokus pada teknologi semata, namun juga pada pembentukan pola pikir generatif dan kritis.
“Koding bukan hanya soal teknologi, melainkan cara berpikir. Kecerdasan artifisial adalah bagian dari masa depan pendidikan yang harus dipahami sejak dini," ujarnya.
Melalui pendekatan deep learning, Disdikpora ingin agar siswa mampu menganalisis, berpikir kritis dan menciptakan solusi nyata, bukan hanya menghafal. Apalagi guru-guru hebat yang siap menjadi fasilitator transformasi pendidikan dibutuhkan.
"Maka dari itu, pelatihan seperti ini sangat penting sebagai investasi sumber daya manusia," ujarnya.
Sementara Direktur LPD LKP IMBIA Suryono, sebagai penyelenggara mengungkapkan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan kepada lembaganya oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kemendikdasmen.
"LPD kami telah melalui proses seleksi ketat, menyisihkan ratusan lembaga pelatihan dari seluruh Indonesia yang juga mendaftar. Kepercayaan ini merupakan bukti kapasitas nasional LPD LKP IMBIA," jelasnya.
Tak hanya Kulonprogo, program serupa juga telah dijalankan di Kabupaten Sleman. Suryono menjelaskan bahwa sebanyak 32 guru dari berbagai SD di Sleman telah mengikuti pelatihan yang dipusatkan di SMPN 1 Sleman. Saat ini, peserta dari Sleman sedang menjalani fase On atau implementasi lapangan di sekolah masing-masing.
Para kepala sekolah pun menyampaikan apresiasinya atas penunjukan sekolahnya sebagai lokasi pelatihan perdana. Mereka berharap pelatihan ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong siswa lebih tertarik pada bidang sains dan teknologi sejak dini.
Melalui program ini, pemerintah daerah ingin menyiapkan para guru sebagai pionir pembelajaran berbasis digital, agar generasi muda Kulonprogo tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan inovator masa depan. (*)