Resto Kalibayem: Ketika Kelezatan Bertemu Ketenangan dan Kisah Sejarah 

Resto Kalibayem memiliki daya tarik yang unik, berlokasi persis di pinggir sungai yang aliran airnya bersumber dari Rawa Kalibayem, Kasihan, Bantul

Resto Kalibayem: Ketika Kelezatan Bertemu Ketenangan dan Kisah Sejarah 
Resto Kalibayem berlokasi di pinggir Rawa Kalibayem Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Bagi Asta, seorang staf di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bermukim di Monjali, Sleman, menemukan tempat makan yang nyaman dan menenangkan adalah sebuah anugerah.

Resto Kalibayem di Jogja, yang ia ketahui dari rekomendasi saudara dan beranda media sosial, kini menjadi salah satu pilihannya.

Menurut saya tempatnya nyaman. Tenang, jauh dari kebisingan, ujarnya membuka percakapan.

Kesan pertama Asta akan Resto Kalibayem memang tak meleset. Dengan menu yang cukup bervariasi dan rasa yang cukup enak, pengalaman bersantapnya selalu memuaskan. Ia mengaku paling gemar memesan nasi sayur, seafood dan selat solo.

Dibandingkan tempat sejenis yang lain, resto Kalibayem ini baik. Harganya juga ramah di kantong, imbuhnya.

Konsep Terpadu dengan Pemandangan Memukau

Resto Kalibayem memiliki daya tarik yang unik, berlokasi persis di pinggir sungai yang aliran airnya bersumber dari Rawa Kalibayem, Kasihan, Bantul. Dari lantai 3 atau roof top restoran, pemandangan yang terhampar begitu memukau. 

View cukup indah. Dari lantai 3, terlihat Rawa Kalibayem yang sekarang sudah semakin tertata apik, dengan ikon patung Semar raksasa, jelas Asta, menggambarkan panorama yang sulit ditemukan di tempat lain.

View Rawa Kalibayem lengkap dengan ikon Patung Semar raksasa. (istimewa)

Ibrahim, selaku representatif owner Resto Kalibayem, menjelaskan bahwa restoran ini memang dikonsep terpadu untuk memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung. 

Lantai dasar didedikasikan sebagai resto dengan menu ala rumahan yang akrab di lidah. Sementara itu, lantai satu menyediakan menu-menu modern, lengkap dengan aneka ragam pilihan berselera. Naik ke lantai 2, pengunjung bisa berkeliling melihat dan memilih aneka suvenir, busana batik, lurik dan oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang sebagai buah tangan. Sedangkan lantai 3 yang menjadi roof top, didesain sebagai tempat nongkrong asyik dengan view alam terbuka, memungkinkan pengunjung melihat perkampungan dan hamparan Rawa Kalibayem dari ketinggian.

“Lantai 1, 2 dan 3 buka dari pukul 7 pagi hingga 9 malam. Sedangkan roof top buka mulai pukul 4 sore dan tutup pukul 11 malam,” terang Ibra.

Jejak Sejarah di Balik Keindahan Kalibayem

Menjelajahi Resto Kalibayem tak hanya menawarkan sensasi kuliner dan pemandangan, namun juga membawa kita pada jejak sejarah yang menarik. Kawasan Kalibayem dulunya dikenal sebagai perkampungan di pinggir kota Jogja yang menyimpan kisah unik. Konon, di sinilah kapal selam pertama Indonesia dibuat oleh pemerintah.

Tak hanya itu, area ini juga memiliki nilai historis yang kuat terkait dengan peranan Sultan HB VII. Raja Jogja ini membangun saluran irigasi untuk kepentingan area persawahan di sekitarnya.

Akibat pembendungan tersebut, area ini kini menjadi daerah berawa yang khas. Selama masa perang menghadapi Belanda, Kalibayem juga dikenal sebagai lokasi persembunyian tentara Indonesia, menambah kedalaman cerita di balik setiap sudutnya. 

Playgorund menjadi salah satu fasilitas Resto Kalibayem. (istimewa)

Lokasinya yang tak jauh dari kampus-kampus besar seperti Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), UNY, Alma Ata, Unjani, serta UNU, menjadikannya mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Seiring perkembangan zaman, Kalibayem yang dulunya perkampungan sederhana kini telah berkembang pesat. Banyak usaha kafe dan resto baru bermunculan, membuat perkampungan ini terlihat makin maju dan bersih, namun tetap terlihat asri.

Harapan kami, ke depan resto ini bisa berkontribusi nyata bagi kemajuan kawasan ini dan bisa bersinergi warga sekitar dengan baik, imbuh Ibra, panggilan akrab Ibrahim, dengan optimisme. (*)