Belasan Musisi Indonesia Dorong Kesadaran Iklim Lewat Album Sonic/Panic
Hasil kolaborasi anak-anak musik yang memiliki kesadaran terhadap isu lingkungan.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia menjadi negara Asia pertama yang bergabung dalam gerakan global dengan seruan bersama No Music on a Dead Planet. Musisi internasional seperti Billie Eilish, Thom Yorke dari Radiohead dan Tame Impala sebelumnya telah memberikan dukungan terhadap inisiatif ini.
Untuk mempromosikan album kompilasi sonic/panic dan menunjukkan komitmen yang teguh meningkatkan kesadaran tentang krisis iklim, grup musik FSTVLST mengadakan acara peluncuran album yang bertajuk sonic/panic di Jogja.
Acara ini berlangsung 2 Desember 2023 pukul 16:00 di LIB Jalan Pamungkas A18, Jakal 14 Yogyakarta dan diselenggarakan dalam ekosistem kreatif yang berkembang di studio LIB.
"Tampil 13 musisi terkemuka termasuk Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels dan Prabumi," kata Sirin Farid Stevy, Vokalis FSTVLST melalui keterangan tertulis, Senin (4/12/2023).
Album sonic/panic diproduksi oleh Alarm Records, yaitu label rekaman sadar iklim pertama di Indonesia yang dibentuk oleh 13 musisi yang terlibat. Album kompilasi sonic/panic menjadi fokus utama dari inisiatif penting ini.
ARTIKEL LAINNYA: Puthut EA dan Hanung Bramantyo Bawa Novel Best Seller ke Layar Lebar
“Acara ini mempersembahkan pertunjukan lima dari 13 musisi yang berkontribusi dalam album sonic/panic, yaitu Iksan Skuter, Navicula, FSTVLST, Nova Filastine, dan Made Mawut," lanjutnya.
Selain pertunjukan musik, program ini juga melibatkan seniman lokal untuk berbagai aktivasi, termasuk tato live handpoke oleh ibob hariatmoko dan sablon kaos live oleh SURVIVE!Garage.
Farid menekankan pentingnya acara tersebut bukan hanya sebagai perayaan album tetapi juga sebagai platform untuk segera mengatasi krisis iklim.
Baginya, acara seperti ini memberikan kesempatan yang menyenangkan untuk memanfaatkan jaringan yang telah dibangun oleh FSTVLST dan LIB dalam membangun kesadaran tentang krisis iklim.
Seiring dengan peluncuran album sonic/panic di Yogyakarta, Gede Robi, vokalis Navicula, memberikan pandangannya yang menarik tentang peran musisi dalam konteks lingkungan.
ARTIKEL LAINNYA: Hanung Bramantyo Beri Sentuhan Film Barunya
Ia membandingkan musisi dengan seorang chef, di mana tugas pertama seorang chef adalah membuat makanan yang enak, hal yang sama juga dilakukan oleh seorang musisi dengan menciptakan musik yang enak.
Menurutnya, seiring waktu, keberlanjutan dan nilai tambah juga perlu diakui, seperti halnya makanan yang tidak hanya enak tetapi juga bernutrisi.
"Naik kelas kan. Sama juga di musik, lama-lama enak dan bernutrisi," ucap Gede Robi.
Gede Robi memberikan analogi yang menarik dengan menyatakan setelah berhasil mengemas makanan yang enak dan bernutrisi, menu yang sama mungkin sudah banyak dihadirkan di restoran lain.
Oleh karena itu, seorang chef akan naik kelas lagi dengan menekan penggunaan bahan-bahan impor dan meningkatkan komposisi bahan baku dari lokal.
ARTIKEL LAINNYA: Film Tira Menggabungkan Mitologi dengan Aksi
"Seniman terus berkembang, selama ini di dunia musik, nilai dari musik sering diabaikan oleh industri musik dan dianggap sebagai hiburan semata," ungkapnya.
Gede Robi menjelaskan album sonic/panic merupakan hasil kolaborasi anak-anak musik yang memiliki kesadaran terhadap isu lingkungan.
Mereka melihat bahwa seniman memiliki peran untuk membawa perubahan melalui karya mereka. Tidak hanya sekadar mencari popularitas dan suara yang keras, album ini dirilis dengan tujuan membawa dampak positif.
"Kami punya suara lebih [keras] karena pegang mikrofon, kami memiliki pengaruh. Ada karya yang bisa menggerakkan hati nurani orang, itu saja," lanjutnya.
Gede Robi juga menyoroti selama isu iklim masih dianggap sebagai isu eksklusif, baik oleh LSM yang fokus pada bidang tersebut maupun oleh pemerintah, gerakan No Music On A Dead Planet telah menjadi kampanye global beberapa tahun terakhir. Awalnya diinisiasi oleh musisi-musisi di Inggris.
ARTIKEL LAINNYA: Enam Seniman Menerima Anugerah Kebudayaan Kabupaten Sleman 2023
Selain pertunjukan musik, acara ini menegaskan misi Alarm Records untuk menerapkan praktik ramah lingkungan dalam industri musik. Fokus utamanya adalah mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, khususnya plastik, dan akan disediakan tempat pengisian ulang air minum.
Sejalan dengan misi Alarm Records, acara ini juga menekankan pentingnya mengurangi penggunaan plastik dengan mengajak pengunjung untuk membawa botol air minum pribadi.
Dengan menyelenggarakan acara di Yogyakarta dan melibatkan partisipasi aktif generasi muda, diharapkan pesan kesadaran dari album sonic/panic semakin berkumandang, menginspirasi langkah-langkah kongkret mengurangi dampak perubahan iklim.
Untuk informasi lebih lanjut tentang album sonic/panic, kunjungi situs web resmi di sonicpanic.net. Selain itu, album dapat didengarkan di platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music. (*)