Festival Literasi Jogja 2025 Digelar 9-13 Juli

Membaca bukan hanya sebagai kegiatan kognitif, tetapi sebagai jalan pemberdayaan diri.

Festival Literasi Jogja 2025 Digelar 9-13 Juli
Konferensi pers "Festival Literasi Jogja 2025” Rabu (2/7/2025) di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY . (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY siap menggelar Festival Literasi Jogja 2025 pada 9 - 13 Juli mendatang di kantor DPAD DIY Jalan Janti Wonocatur (timur JEC).

Acara bertema Membaca, Berdaya, dan Sejahtera ini akan diikuti puluhan peserta dari para penerbit, 10 stan UMKM dan belasan komunitas literasi. "Festival dijadwalkan dibuka Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Prof E Aminudin Aziz.,"  ungkap Kurniawan Mec Dev, Kepala DPAD DIY, saat konferensi  pers di Gedung Depo DPAD DIY, Rabu (2/7/2025).

Turut mendampingi Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY, Wawan Arif,  Kepala Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati S Sos MA dan Ketua Panitia, Aditia Purnomo.
"Dalam festival ini kita menggandeng Ikapi, Dinas Kebudayaan dan Balai Bahasa Yogyakarta," kata Kurniawan.

Sejumlah kegiatan akan mewarnai setiap hari penyelenggaraan, mulai dari seminar dan bincang buku, bedah karya, gelar macapat, talkshow publik, hingga lomba dan pentas seni.

Ekspresi kebudayaan

Ragam agenda tersebut mencerminkan semangat kolaboratif antara tradisi dan inovasi, antara literasi teks dan literasi visual, antara kegiatan edukatif dan ekspresi kebudayaan.

Dewi  Ambarwati menambahkan tema Membaca, Berdaya, dan Sejahtera dipilih untuk menggambarkan keterkaitan erat antara literasi dan kesejahteraan sosial.

"Kami ingin mengajak masyarakat untuk memandang membaca bukan hanya sebagai kegiatan kognitif, tetapi sebagai jalan pemberdayaan diri. Ketika masyarakat memiliki akses dan kemampuan literasi yang baik, maka terbuka pula peluang-peluang untuk hidup yang lebih sejahtera, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya," ujar Dewi.

Akan ditampilkan juga stan UMKM seperti pembuatan makanan sebagai produk hasil membaca. Tidak tanggung-tanggung, khusus untuk kegiatan ini Ikapi DIY memberikan diskon kepada pembaca hingga 80 persen. Selain itu, Ikapi DIY juga mengundang para penulis untuk datang dan menyapa pembaca secara langsung.

Komunitas literasi

Melalui festival kali ini, Wawan Arif menyatakan Ikapi DIY yang kini memiliki anggota 200-an memiliki komitmen menjembatani penulis dan pembaca dalam suasana yang lebih akrab.

"Kami ingin menjembatani antara penerbit, penulis dan pembaca dalam suasana yang lebih hangat dan akrab. Buku tidak hanya ditulis untuk dibaca, tapi juga untuk didiskusikan dan dihidupi. Itulah mengapa Ikapi hadir di sini, di tengah semangat kolaborasi komunitas literasi," katanya.

Keikutsertaan puluhan komunitas dan penggerak literasi di DIY akan menambah semarak festival ini. Mereka akan berdiskusi untuk merancang gerakan bersama. Selain itu, beberapa tokoh literasi juga turut hadir seperti Fahrudin Faiz, Eko Triono, Buldanul Khuri, Ida Fajar Priyanto.

Pentas seni literasi juga menjadi bagian penting dari gelaran ini berupa pertemuan antara kreativitas sastra dan seni pertunjukan. Setiap malam, para pengunjung akan disuguhi berbagai pertunjukan menarik, seperti pentas dangdut klasik Janema pada malam pertama, gelaran pembacaan puisi, musikalisasi puisi dan pertunjukan Teater Sedut Senut sebagai penutup festival.

Urusan rasa

Sedangkan Aditia Purnomo menyampaikan Festival Literasi Jogja 2025 merupakan buah dari kolaborasi dan gotong royong di antara banyak pihak.

"Kami percaya, literasi bukan hanya urusan teknis membaca dan menulis, tapi juga urusan rasa, ruang dan relasi antarwarga. Festival ini kami desain agar menjadi ruang yang hidup dan berkelanjutan," ujarnya.

Literasi bukan sekadar kemampuan individual melainkan gerakan kultural yang harus terus diperbarui dan dikontekstualisasi. Lewat Festival Literasi Jogja 2025 masyarakat Yogyakarta diajak untuk merayakan pengetahuan secara aktif dan inklusif. (*)