Wayang Kulit Gagrak Bagelen Memeriahkan Jamasan Tosan Aji di Purworejo

Ini sebagai upaya pelestarian Gagrak Bagelen untuk diusulkan menjadi WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) dari Purworejo.

Wayang Kulit Gagrak Bagelen Memeriahkan Jamasan Tosan Aji di Purworejo
Bupati Purworejo Yuli Hastuti memberikan sambutan saat jamasan Tosan Aji yang dimeriahkan pergelaran wayang kulit Gagrak Bagelen. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Dalam rangka menjaga kelestarian budaya lokal, Museum Tosan Aji Purworejo yang kini mengoleksi 1.286 Tosan Aji dan 276 benda cagar budaya lainnya, menggelar Jamasan di Pendopo Rumah Dinas Bupati  Purworejo, Kamis (26/6/2025) malam.

Prosesi Jamasan Tosan Aji yang dilakukan rutin setiap tahun ini diharapkan tidak hanya merawat benda-benda warisan sejarah dan budaya secara fisik saja, namun juga sebagai sarana introspeksi dan pembersihan diri sebagai identitas budaya Jawa.

Jamasan Tosan Aji juga dimeriahkan dengan pergelaran wayang kulit Gagrak Bagelen dengan lakon Pandu Swarga oleh dalang Ki Dewoto, dilanjutkan lakon Romo Nitis oleh dalang Ki Parikesit.

Pementasan ini sebagai upaya pelestarian Gagrak Bagelen untuk kemudian didokumentasikan dan diusulkan menjadi WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) dari Purworejo.

Prosesi jamasan Museum Tosan Aji Purworejo 2025. (istimewa)

Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga kelestarian budaya lokal Kabupaten Purworejo.

"Telah kita ketahui bersama Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten yang kaya akan budaya, yang hingga kini masih terus dilestarikan dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Salah satunya adalah budaya yang berkaitan dengan tosan aji atau senjata pusaka," ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (28/6/2025).

Bupati menyampaikan komitmen perhatian Pemerintah Kabupaten Purworejo terhadap pengembangan Museum Tosan Aji.

"Kami terus berupaya mengembangkan dan menyempurnakan Museum Tosan Aji yang tidak hanya menjadi sarana pelestarian senjata pusaka, tetapi juga sebagai media edukasi bagi generasi muda kita," tegasnya.

Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setyabudi menyerahkan pusakanya kepada Bupati untuk dijamasi. (istimewa)

Bupati juga berharap wayang kulit khas Bagelen dapat lolos menjadi Warisan Budaya Tak Benda, sehingga makin menegaskan budaya asli Purworejo di kancah nasional. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat selalu menjaga dan melestarikan budaya.

"Mari kita jaga, lestarikan, dan wariskan budaya yang kita miliki saat ini agar generasi mendatang tidak kehilangan identitas dan jati diri budaya Jawa," pintanya.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, menjelaskan pada jamasan tahun ini sebanyak tiga Tosan Aji yang dijamas.

"Dua Tosan Aji merupakan koleksi Museum Tosan Aji yang mewakili era Mataram Kuno dengan Keris Naga Pasung (Tangguh Bagelen, masa Kabudhan) dan Keris Brojol (era Mataram Islam). Satu Tosan Aji lainnya milik Wakil Bupati Purworejo, Bapak Dion Agasi Setiabudi, berupa Keris berdapur Sengkelat yang dibuat pada masa Sultan Agung," terang Woro. (*)