Terinspirasi Kuliner para Bangsawan, Cita Rasa Sate Premium Penuh Rempah hadir di Jogja
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Di tengah pesatnya perkembangan dunia kuliner, tren kembali ke akar tradisi terus menunjukkan gaungnya. Salah satu yang mencuri perhatian adalah kehadiran Sate Kraton Jogja, sebuah tempat makan di kawasan Jalan Jambon yang bukan sekadar menyajikan makanan, melainkan menghadirkan pengalaman kuliner yang sarat sejarah dan cita rasa warisan.
Sate Kraton mengangkat menu sate tenderloin rempah, sebuah sajian yang menggabungkan potongan daging sapi premium khas restoran mewah dengan kekayaan rempah Nusantara yang sudah diwariskan turun-temurun selama tiga generasi. Tenderloin, yang umumnya diolah menjadi steak berharga ratusan ribu, disulap menjadi hidangan sate yang bisa dinikmati oleh lebih banyak kalangan dengan harga yang terjangkau.
Kelezatan sate ini tak lepas dari resep rahasia keluarga yang pertama kali diracik oleh seorang veteran pejuang kemerdekaan Indonesia. Dikenal sebagai sosok yang jarang pulang, ia kerap mengobati rindu keluarganya lewat masakan. Salah satunya adalah resep sate rempah yang konon digemari oleh para bangsawan kolonial pada zamannya.
"Dari tangan beliau, resep itu diturunkan ke istri, lalu diwariskan ke anak, hingga akhirnya pada generasi ketiga lahirlah brand Sate Kraton. Mengusung semangat kebangsawanan yang kini bisa dinikmati semua orang, Sate Kraton Jogja tak main-main dalam menjaga kualitas," papar Farisah Anindita, Penanggungjawab Sate Kraton kepada koranbernas.id di restoran setempat, Jumat (9/5/2025) petang.
Anin menjelaskan, daging sapi tenderloin dan ayam pilihan dimarinasi selama 24 jam dengan beragam rempah asli Indonesi seperti ketumbar, lada, jahe, lengkuas, dan cuka. Hasilnya, tiap tusuk sate menghadirkan sensasi bumbu yang meresap sempurna hingga ke serat daging, tanpa menghilangkan rasa asli dari daging itu sendiri.
Yang menarik, sate di sini disajikan dengan cara unik: ditusukkan tegak lurus dan diikat cabai merah sebagai simbol kehormatan dan keberanian. Tak hanya menyajikan menu utama, Sate Kraton juga menghadirkan sajian lain yang tak kalah menggoda, seperti Rawon Kraton, Iga Bakar, dan Sup Iga Rempah.
Pengalaman makan pun makin lengkap dengan pilihan minuman tradisional penuh rempah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Beer Jawa, minuman non-alkohol dengan busa layaknya bir, namun dibuat dari bahan herbal yang menyegarkan dan menghangatkan tubuh. Sebagai pencuci mulut, tersedia es jadul khas nenek zaman dulu, yang menambah kesan nostalgia bagi para pengunjung.
Konsep restoran yang memadukan nuansa Jawa dan Jogja terasa dari desain interior hingga pakaian staf yang mengenakan kebaya modern. Dalam suasana warung modern yang tetap menjaga unsur tradisional lewat ornamen kayu, motif batik, dan alunan musik gamelan, Sate Kraton membidik pecinta kuliner yang mengapresiasi nilai budaya dalam setiap suapan.
Harga yang ditawarkan pun cukup bersaing: mulai dari Rp 28.000 untuk sate ayam hingga Rp 50.000 untuk sate sapi tenderloin, dengan porsi dan kualitas yang menjanjikan.
Di tengah maraknya tren kuliner instan dan global, kehadiran Sate Kraton menjadi pengingat bahwa rempah yang merupakan warisan berharga dari tanah Nusantara masih memiliki tempat istimewa di hati penikmat makanan Indonesia. Lewat pendekatan modern terhadap resep tradisional, Sate Kraton tak hanya menjual makanan, tapi juga membangkitkan kembali kebanggaan akan kekayaan rasa warisan leluhur.
Sate Kraton juga membuka diri sebagai tempat berkumpul, arisan, atau meeting, dengan kapasitas hingga 60 orang.
Dengan harga mulai Rp 28.000 untuk sate ayam dan Rp 50.000 untuk sate tenderloin, Sate Kraton Jogja menyasar pecinta kuliner dari kalangan menengah hingga atas yang menginginkan sajian berkualitas tinggi dalam suasana khas Jawa yang elegan.
"Lewat pendekatan modern terhadap resep tradisional, kami tak hanya menjual makanan, tapi juga membangkitkan kembali kebanggaan akan kekayaan rasa warisan leluhur," imbuhnya. (*)