Bolehkah Keramas Setiap Hari? Senior Trainer Lavojoy Berbagi Wawasan
Untuk kulit kepala berminyak, keramas 3-4 kali seminggu. Untuk kulit kepala normal keramas 2-3 kali seminggu dan untuk kulit kepala kering keramas 1-2 kali seminggu.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Merawat diri tidak hanya soal penampilan. Di tengah rutinitas dan tekanan hidup yang semakin tinggi, perawatan tubuh yang menyeluruh terbukti menjadi salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang. Inilah pesan utama yang disampaikan dalam rangkaian acara edukatif Yogyakarta X Beauty 2025 di Jogja Expo Center (JEC), 2-4 Mei 2025.
Dalam sesi bertema Self-Care dari Ujung Kepala hingga Kaki, Erika selaku Senior Trainer dari brand perawatan diri Lavojoy berbagi wawasan penting seputar perawatan rambut dan kulit tubuh yang selama ini sering diabaikan. Menurutnya, pemahaman terhadap kondisi tubuh pribadi adalah fondasi utama dari rutinitas perawatan yang efektif.
“Faktor usia, lingkungan, hingga gaya hidup memberi pengaruh besar pada kondisi kulit dan rambut. Perubahan kecil seperti pola tidur tidak teratur atau terlalu sering terpapar sinar matahari bisa memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan berbagai keluhan seperti kusam, kering, atau munculnya iritasi,” ujarnya.
Salah satu topik yang cukup menarik perhatian peserta adalah kesalahan umum dalam merawat rambut dan kulit kepala. Banyak orang menganggap keramas setiap hari adalah cara menjaga kebersihan, padahal bagi sebagian orang, terutama mereka dengan kulit kepala kering hal ini justru bisa memicu masalah lain seperti ketombe, rambut rontok bahkan peradangan.
Frekuensi keramas
Erika menegaskan pentingnya memahami jenis kulit kepala sebelum menentukan frekuensi keramas. Dia lantas membagikan pedoman praktis. Untuk kulit kepala berminyak, keramas 3-4 kali seminggu. Untuk kulit kepala normal keramas 2-3 kali seminggu dan untuk kulit kepala kering keramas 1-2 kali seminggu.
“Overwashing membuat kulit kepala kehilangan minyak alaminya, lalu bereaksi dengan memproduksi lebih banyak minyak. Akibatnya, muncul ketidakseimbangan yang bisa merusak akar rambut dan mempercepat kerontokan,” jelasnya.
Tak hanya rambut, kondisi kulit tubuh pun menjadi fokus perhatian. Erika menunjukkan bagaimana kulit yang kering dan kusam dapat dikenali dari tekstur kasar, garis-garis halus, warna kulit yang tidak merata, dan tampilan seperti bersisik.
Menurutnya, masalah ini tidak hanya bersifat estetis, tapi juga dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit terhadap lingkungan luar. “Ketika kulit kering dan rusak, ia tidak lagi menjadi pelindung yang optimal. Kulit bisa lebih rentan terhadap infeksi, alergi, dan bahkan gangguan metabolisme seperti eksim atau dermatitis,” ujar Erika.
Terlalu panas
Dia menyatakan pentingnya langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari untuk menjaga kesehatan kulit, seperti menghindari mandi dengan air terlalu panas, langsung menggunakan pelembab setelah mandi saat kulit masih lembab, melakukan eksfoliasi 1-2 kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati dan menggunakan tabir surya untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV.
Menurut Erika, perawatan bukan semata-mata rutinitas kecantikan, melainkan bagian dari gaya hidup sehat. Kesadaran terhadap kondisi tubuh, pengamatan terhadap perubahan kecil di rambut atau kulit, dan pemilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing adalah kunci dari perawatan yang tidak hanya memperbaiki tampilan, tetapi juga mendukung fungsi tubuh yang sehat.
"Self-care adalah bentuk penghargaan terhadap tubuh dan upaya preventif terhadap masalah kesehatan di masa depan. Dengan perawatan yang tepat, seseorang tidak hanya dapat tampil lebih percaya diri, tetapi juga menjaga kesehatan kulit dan rambut secara berkelanjutan," ungkapnya. (*)