Gerakan Antiperundungan Anak Sekolah Digencarkan di DIY
Perwakilan dari 50 SMA se Kabupaten Sleman disiapkan menjadi “pelatih” oleh Paragon Corp
KORANBERNAS.ID, SLEMAN — Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY bekerja sama dengan Paragon Corp mengadakan gerakan sosial berupa sesi – pelatihan pelatif -- Training of Trainer (ToT) melalui gerakan antiperundungan #1MYouthsStopBullying dengan media kreatif Buddy Pekerti® yang nantinya akan dilakukan di 4 kabupaten dan 1 kota di Yogyakarta.
Sebagai langkah perdana, sesi ToT kali ini berhasil mengajak 150 perwakilan kepala sekolah, guru bimbingan konseling (BK), dan siswa dari 50 SMA di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung di Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (3/7/2025). “Bullying di tingkat sekolah memang isu yang sangat serius, tapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan, kuncinya adalah sabar dan perlahan-lahan,” ungkap Agus Harianto, CEO Ruber Innovation Lab sekaligus fasilitator dari sesi ini.
Kepala Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Sleman Dwi Agus Muchdiharto, S.H., M.A. juga menerangkan, bahwa inisiasi gerakan antiperundungan #1MYouthsStopBullying ini sangat bagus dan nantinya akan diimplementasikan kepada 50 perwakilan SMA di Kabupaten Sleman yang hadir pada sesi ToT kali ini pada gelaran masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk semester ganjil 2025/2026 nanti.
“Perwakilan dari 50 SMA yang hadir pada sesi ini akan menjadi sampel dan memiliki tugas untuk meneruskan inisiasi gerakan antiperundungan #1MYouthsStopBullying di lingkungan sekolah masing-masing melalui program MPLS,” ungkapnya.
Peserta yang hadir pada sesi ini mendapatkan materi mengenai bullying dan bagaimana cara mengenali perilaku tersebut di lingkungan sekolah oleh Ratih Ratnasari, M.Psi., psikolog dari Emina. Sekaligus juga bagaimana penanggulangannya yaitu dengan menggunakan card game Buddy Pekerti®. Tools ini menggunakan pendekatan yang edukatif dan interaktif untuk menjawab permasalahan bullying di lingkungan sekolah, karena tools ini mengajak pemain duduk melingkar bersama dan mengobrol secara mindfulness. Tools ini memantik sikap tangguh para peserta terhadap tindak perilaku bullying di Sekolah melalui 3 nilai, yaitu nilai percaya diri, growth mindset, dan nilai empati.
Selain itu, peserta yang hadir juga berkesempatan mengikuti sesi color analysis dari Wardah. Color analysis ini berguna untuk menemukan kombinasi warna yang paling sesuai dengan warna kulit dan undertone masing-masing individu, yang tentunya berbeda-beda. Dengan mengetahui kombinasi warna yang cocok, peserta tidak hanya dapat memilih riasan yang tepat, tetapi juga dapat menyesuaikan busana dan cara berpakaian mereka agar lebih serasi dan mencerminkan kepribadian. Pemilihan warna yang tepat dalam busana dan gaya berpakaian dapat memberikan kesan visual yang lebih harmonis serta membantu menumbuhkan rasa percaya diri dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun kasual. Sesi ini menjadi pengalaman yang menarik karena membantu peserta lebih mengenal diri sendiri dari sisi penampilan dan ekspresi personal.
Pendekatan merangkul
Nurul Kurniati Rahayu, perwakilan Guru BK dari SMA N 1 Sleman sekaligus peserta pada sesi ini mengungkapkan, “Saya senang mengikuti sesi ToT Buddy Pekerti® karena saya mendapatkan cara baru untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah, yaitu dengan cara merangkul baik itu calon pelaku maupun calon korban sehingga bisa meminimalisir tindak perilaku bullying. Selain itu, saya juga berkesempatan praktik langsung dengan menggunakan Buddy Pekerti® jadi bisa untuk gambaran pada sesi MPLS nanti.”
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan penuh dari instansi pendidikan, inisiasi gerakan #1MYouthsStopBullying menjadi langkah nyata menuju ekosistem sekolah yang lebih aman dan inklusif bagi seluruh siswa. Diharapkan, melalui pelatihan kreatif berbasis media Buddy Pekerti® serta keterlibatan aktif guru dan siswa, pesan anti-perundungan tidak hanya berhenti di ruang pelatihan, tetapi mengakar kuat dalam budaya sekolah sehari-hari. Inilah momentum awal bagi Yogyakarta untuk menjadi pelopor gerakan pendidikan yang berani bersuara dan bertindak melawan bullying.
Ruber Innovation Lab adalah ruang aksesibel bagi generasi muda untuk memformulasikan inovasi di berbagai sektor dengan tujuan memberikan dampak yang luas terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat dengan berkelanjutan. Fokus Ruber Innovation Lab adalah social product development, people development, open innovation & creative space, community engagament & collaboration, impact reporting. Bersama Koranbernas.id, Ruber Innovation Lab berkolaborasi dalam melakukan pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan di Indonesia. (*)