Dokter Muda Lulusan UGM Meninggal Akibat Roknya Tersangkut Roda Motor
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Rok panjang memang menjadi tren kalangan kaum muslimah. Bukan hanya remaja tetapi juga lansia terkena demam mode seperti ini. Awalnya bagian bawah agak sempit dengan potongan lurus. Tapi perkembangan mode belakangan ini melebar dan makin lebar.
Bahkan kalau dikenakan ada yang sampai menyapu lantai. Ada yang terbuat dari kain kembang-kembang maupun kain polos dengan kombinasi. Busana seperti ini memang membuat muslimah tampil pede atau percaya diri karena merasa tidak ketinggalan mode.
Tapi hati-hati jangan sampai Anda menjadi korban mode. Karena mode rok panjang dan melebar ini punya risiko besar. Seperti halnya dialami Hafizha Dini Safida binti Nur Rochman.
Gadis kelahiran 16 Maret 1995 (25 tahun) ini mengembuskan nafas terakhir setelah koma tiga hari di RS PKU Muhammadiyah. Gara-garanya, roknya tersangkut roda sepeda motor. Akibatnya dia terbanting dengan keras di aspal.
Menurut Hj Khuluqin, bulik dari almarhumah, peristiwanya terjadi di jalan raya depan SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) kawasan Bugisan Yogyakarta. Sabtu silam, Dida, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Jurusan Ilmu Gizi itu njagong teman SMP-nya yang menikah. Resepsi berlangsung di Gedung Madu Candya Madukismo. Dia membonceng sepeda motor temannya.
"Sebenarnya sudah dilarang oleh orang tuanya lantaran situasi dan disarankan stay at home. Namun karena banyak teman-temannya di luar kota nitip uang sumbangan melalui transfer, Dida tetap berangkat," kata Khuluqin yang biasa dipanggil Lulu menjawab pertanyaan koranbernas, Kamis (26/3/2020) sore.
Di tempat resepsi bahkan dia tidak sempat makan, hanya mengisi buku tamu, salaman kemudian pulang lantaran ingat pesan orang tuanya. Sama sekali tidak ada yang menduga itulah akhir perjalanan hidupnya. Usai melaksanakan salat Dhuhur musibah itu terjadi.
Foto terakhir Dida saat njagong. Dida memakai kerudung hijau. (istimewa)
Menurut Lulu, yang memboncengkan tidak terjatuh. Hanya Dida yang terjatuh kemudian mendapat pertolongan dengan cara melepas roknya yang nggubet roda.
Dida langsung tidak sadarkan diri dan dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan pertimbangan dekat dengan rumahnya di Gerjen. Meski dokter dan tim paramedis sudah berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan nyawanya, namun takdir berkata lain.
Selasa (24/3/2020) pukul 22:30 Allah SWT memanggil kembali keharibaan-Nya. Jenazahnya Rabu (25/3/2020) pagi dimakamkan di makam Pakuncen, berangkat dari rumah duka Jalan Nyi Ahmad Dahlan atau Gerjen. "Meski situasi lagi seperti ini Alhamdulillah yang melayat lumayan banyak," kata Langgeng Wiharto, paman almarhumah.
Periang
Almarhumah Dida dikenal anak yang periang dan selalu peduli pada saudara maupun orang lain, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Dia pandai membawa diri.
Kepergian almarhumah Dida yang masuk UGM melalui jalur undangan ini juga sangat membekas di hati Afa, anak sulung Lulu dan Langgeng. Waktu mendaftar di UII, Dida yang mengantar. Afa yang tinggal di Bekasi belum hafal jalan. Ketika pendadaran, kata Lulu, Dida juga hadir. Demikian juga ketika Afa wisuda pekan kedua Maret silam, Dida juga datang menyaksikannya.
Lulu dan Langgeng Wiharto. Belajar ikhlas. (istimewa)
Belajar ikhlas
Lulu, adik kandung Kuni, ibunda Dida menjelaskan keluarga belajar ikhlas menerima musibah ini. Sesulit apa pun ini merupakan garis Allah SWT atas umat-Nya. Baik Kuni maupun Nur sang ayah secara lahiriah seperti itu. “Tapi dalam batin siapa tahu,” kata Lulu.
Kehilangan anak sulung yang tengah menyongsong masa depan cemerlang secara mendadak, siapa yang yang tidak merasakan duka mendalam. Tetapi sebagai insan beriman kuat, percaya bahwa itu adalah takdir Allah SWT yang harus dijalani.
Selamat jalan Dida, semoga husnul khatimah.
Semoga peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi semua orang agar terhindar dari kejadian serupa. (sol)