200 Guru dan Siswa di Gunungkidul Menjadi Agen Antiperundungan

200 Guru dan Siswa di Gunungkidul Menjadi Agen Antiperundungan
Sesi Training of Trainers Buddy Pekerti® di SMAN 1 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (7/7/2025). (ruber visual/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL Ratih Ratnasari M.Psi., Psikolog dari Emina mengatakan, dampak dari tindakan bullying atau perundungan tidak selalu nampak dari luar, melainkan mempengaruhi psikis korbannya. Lebih mengkhawatirkan lagi adalah bisa berujung kepada bunuh diri.

“Peran Guru BK sudah seharusnya menjadi tempat aman bagi para siswa di lingkungan untuk bercerita,” kata Ratih Ratnasari pada sesi Training of Trainer (ToT) Buddy Pekerti® yang dilaksanakan di SMAN 1 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Senin (7/7/2025).

Sesi ini merupakan rangkaian kegiatan dari gerakan #1MYouthsStopBullying Goes to Yogyakarta, yang dilakukan di lima kabupaten/kota di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dan aksi nyata dari Ruber Innovation Lab dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIYogyakarta dan Paragon Corp terhadap isu bullying di lingkungan sekolah.

Kasi Layanan Balai Dinas Pendidikan Menengah Kabupaten Gunungkidul, Eni Fajar Riyanti Pujiastuti, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa inisiasi gerakan #1MYouthsStopBullying di Kabupaten Gunungkidul disambut dengan baik mengingat bahwa pemberantasan bullying di aturan pendidikan merupakan hal prioritas yang sampai detik ini menjadi prioritas utama. Pihaknya juga sering melakukan kegiatan penyuluhan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak.

“Gerakan #1MYouthsStopBullying ini merupakan gerakan yang substantif untuk memberantas tindakan perundungan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, materi hari ini akan diterapkan pada masa MPLS kepada beberapa sekolah di Kabupaten Gunungkidul sebagai sampel,” ungkapnya.

Peserta pelatihan. (ruber visual/koranbernas.id)

Sesi yang dihadiri 200 peserta yang tergabung dari perwakilan kepala sekolah, guru bimbingan konseling (BK), dan siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Gunungkidul ini juga turut mengundang psikolog ternama, Oktarina Said yang merupakan psikolog, executive coach, talent advisor, dan juga HR practitioner yang mengatakan bahwa hal mendasar yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah bullying adalah mindset atau pola pikir.

“Dengan mindset bertumbuh, pelaku bullying akan menyadari kesalahannya dan berhenti melakukan bullying. Sementara itu, korban bullying juga akan berani membuka diri, berdamai dengan tindakan perundungan yang sempat dia alami,” terangnya.

Salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan menggunakan card game Buddy Pekerti®. Tools ini menggunakan pendekatan yang edukatif dan interaktif untuk menjawab permasalahan bullying di lingkungan sekolah karena tools ini mengajak pemain duduk melingkar bersama dan mengobrol secara mindfulness. Tools ini memantik nilai percaya diri, growth mindset, dan nilai empati para peserta sehingga dengan demikian akan menumbuhkan sikap tangguh terhadap perilaku bullying di Sekolah.

Sementara itu, peserta yang hadir juga berkesempatan mengikuti sesi color analysis di booth Wardah. Sesi ini membantu peserta untuk tampil lebih percaya diri melalui pemilihan warna yang tepat dalam busana dan gaya berpakaian. Sesi ini menjadi pengalaman yang menarik karena membantu peserta lebih mengenal diri sendiri dari sisi penampilan dan ekspresi personal.

Peserta pelatihan. (ruber visual/koranbernas.id)

Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan penuh dari instansi pendidikan, inisiasi gerakan #1MYouthsStopBullying menjadi langkah nyata menuju ekosistem sekolah yang lebih aman dan inklusif bagi seluruh siswa. Diharapkan, melalui pelatihan kreatif berbasis media Buddy Pekerti® serta keterlibatan aktif guru dan siswa, pesan anti-perundungan tidak hanya berhenti di ruang pelatihan, tetapi mengakar kuat dalam budaya sekolah sehari-hari. Inilah momentum awal bagi Yogyakarta untuk menjadi pelopor gerakan pendidikan yang berani bersuara dan bertindak melawan bullying.

“Bullying tentunya memiliki efek negatif dan perlu perhatian untuk dicegah. Permainan Buddy Pekerti® ini sangat inovatif dan aplikatif untuk menyuarakan gerakan anti perundungan di sekolah,” ungkap Raden Rara Wara Iswandari, S.Pd., M.Pd., yang merupakan peserta dari sesi ini sekaligus perwakilan Waka Kesiswaan dari SMA Dominikus Wonosari.

Ruber Innovation Lab adalah ruang aksesibel bagi generasi muda untuk memformulasikan inovasi di berbagai sektor dalam tujuan memberikan dampak yang luas terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat dengan berkelanjutan. Fokus Ruber Innovation Lab adalah social product development, people development, open innovation & creative space, community engagament & collaboration, impact reporting.

Bersama Koranbernas.id, Ruber Innovation Lab berkolaborasi dalam melakukan pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan di Indonesia. (*)