Wujudkan Kawasan Kolaboratif, Barsa City Yogyakarta Meresmikan HQ Working Space
Perusahaan multinasional seperti Microsoft, Intel dan TikTok mempercayai layanan kami.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kawasan hunian dan komersial terpadu Barsa City Yogyakarta kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor konsep live-work-play di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan meluncurkan HQ Working Space by IWG serta memperkenalkan mockup unit apartemen tipe studio terbaru.
Peresmian ini dikemas dalam acara interaktif bertajuk Scentsational Sunday yang digelar di Plaza The Arcade, Cornell Tower Barsa City, Sleman, Minggu (29/6/2025).
Peluncuran ini bukan sekadar seremoni melainkan respons konkret terhadap pergeseran tren gaya hidup urban dan kerja fleksibel, yang kini banyak diminati oleh generasi muda produktif, pelaku startup dan perusahaan hybrid.
“Jogja sangat spesial karena ini adalah pusat ketiga HQ di kota ini. Demand-nya sangat konsisten dan dinamis. Banyak inovator dan pelaku industri kreatif seperti IT, mebel, hingga hukum yang menjadikan Jogja sebagai tempat tumbuh,” kata Putri Mulya, Country Manager IWG untuk Indonesia, di sela acara.
Lebih 300 lokasi
HQ Working Space by IWG di Barsa City merupakan bagian dari jaringan coworking global yang mencakup lebih dari 300 lokasi di Asia Pasifik, termasuk Jakarta, Makassar dan Surabaya. Di DIY, HQ telah mengoperasikan beberapa lokasi dengan okupansi tinggi.
Fasilitas standar HQ mencakup internet bisnis-grade dengan sistem keamanan tinggi dan meeting room representatif. Area kopi dan ruang kolaboratif, akses 24/7, Opsi virtual office hingga private office juga tersedia.
Selain itu HQ didukung konektivitas global. Dengan demikian pengguna bisa memakai fasilitas HQ di negara lain tanpa harus login ulang.
“Banyak klien kami memulai dari virtual office, lalu berkembang jadi private office. Bahkan perusahaan multinasional seperti Microsoft, Intel dan TikTok juga mempercayai layanan kami,” ungkapnya.
Beri solusi
General Manager Barsa City Yogyakarta, Musholin, mengungkapkan dengan harga sewa mulai dari Rp 1,5 juta per bulan, HQ memberikan solusi bagi semua skala usaha. Di antaranya startup skala kecil hingga enterprise multinasional.
Keberadaan HQ juga menjadi bagian dari tren baru di Yogyakarta, yakni king space. Ini merupakan ruang kolaborasi berbasis aset yang dikelola operator dengan sistem bagi hasil. Model ini menjawab kebutuhan pasar kerja masa kini yang fleksibel, minim modal, namun tetap profesional.
“Sekarang zamannya collab. Banyak pelaku usaha butuh ruang tanpa harus punya sendiri. Kita sediakan tempatnya, operator yang mengelola. Ini juga terjadi di restoran dan hotel,” jelasnya.
Fleksibilitas ini tak hanya soal ruang, tapi juga soal strategi bertumbuh. Banyak pengguna memulai dari registrasi bisnis via virtual office, lalu naik kelas menjadi pengguna coworking. "Akhirnya menyewa satu lantai untuk seluruh timnya," ujarnya.
Siap huni
Pada acara yang sama, Barsa City juga memperkenalkan mockup unit apartemen tipe studio. Dirancang khusus untuk kalangan urban produktif, unit ini menawarkan desain yang fungsional dan estetis, siap huni (fully furnished), dan menjadi pelengkap gaya hidup kerja-fleksibel.
Perusahaan juga memastikan seluruh aspek legalitas telah terpenuhi. Unit-unit tersebut telah mengantongi Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun (SHMSRS), menandakan keseriusan dalam tata kelola properti yang aman bagi konsumen.
“Semua sudah lengkap, sertifikat, bangunan dan operator. Ini bukan sekadar properti, tapi bagian dari ekosistem yang sehat,” jelasnya.
Scentsational Sunday tidak hanya berfungsi sebagai momen peluncuran, tetapi juga wadah interaksi dengan komunitas. Dengan kombinasi fasilitas kerja global, hunian modern, dan konsep bisnis kolaboratif, Barsa City Yogyakarta kini berdiri sebagai ikon kota produktif baru.
Gaya hidup
"Tak hanya membangun fisik ruang, Barsa City membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan usaha dan gaya hidup hybrid bagi generasi masa kini," katanya.
Agung Kris Primandono selaku Director of Ciputra Group menyebutkan keberadaan HQ di Barsa City menandai perubahan besar dalam lanskap properti dan bisnis di Yogyakarta.
“Kami melihat transformasi kota ini menuju pusat pertumbuhan produktivitas. Model ruang kerja bersama bukan hanya efisien, tapi juga menciptakan nilai kolaboratif yang tinggi. Jogja kini tidak hanya sebagai kota pelajar, tapi kota bagi pekerja hybrid dan kolaboratif,” ungkapnya.
Dengan infrastruktur yang semakin membaik, serta daya tarik UMR yang relatif kompetitif, Yogyakarta kini menjadi magnet bagi perusahaan dari Jakarta, Surabaya, hingga luar negeri. "Hal ini memunculkan kebutuhan akan ruang kerja fleksibel yang strategis dan representatif," jelasnya. (*)