Teror 24 Jam Tanpa Kontak, Mahasiswa KKN UGM Tiba di Pulau Obi Halmahera

Setibanya di Soligi, cobaan sesungguhnya datang: jaringan internet putus total. Selama lebih dari 24 jam, tim tidak bisa dihubungi, memicu kepanikan dari keluarga dan kampus

Teror 24 Jam Tanpa Kontak, Mahasiswa KKN UGM Tiba di Pulau Obi Halmahera
Tim Jawara Obira bersama Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, HALMAHERA--Sebuah kisah heroik sedang ditulis oleh 28 mahasiswa KKN Universitas Gadjah Mada (UGM) di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. Tim yang berjuluk Jawara Obira ini baru saja melewati mimpi buruk hilang kontak selama 24 jam penuh, sebuah insiden yang menambah daftar panjang tantangan dalam perjalanan empat hari mereka menuju lokasi KKN. Kini, dengan semangat membara, mereka siap mengabdi dan menjalankan semua program yang telah dirancang.

Perjalanan tim Jawara Obira dimulai Sabtu malam, 21 Juni 2025, dari Yogyakarta. Mereka menempuh jalur darat ke Surabaya, lalu terbang ke Makassar dan Ternate, sebelum akhirnya menyeberang laut ke Halmahera Selatan. 

Setibanya di sana, Senin, 23 Juni 2025, rencana awal untuk langsung ke Pulau Obi terganjal cuaca buruk, memaksa mereka bermalam di Bacan. Sebelum melanjutkan perjalanan menantang mereka, tim diterima oleh Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba.

Ketua Tim, Candanade Paramatanu, menyampaikan terima kasih atas kesempatan berharga ini, berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. 

Bupati pun tak ragu menyatakan dukungan penuhnya, berharap kehadiran mahasiswa membawa manfaat besar bagi kemajuan daerah.

Pada Selasa pagi, tim akhirnya berlayar selama 11 jam menuju Pulau Obi. Rombongan pertama tiba di Desa Kawasi pada Selasa malam. Namun, bagi tim kedua yang ditugaskan di Desa Soligi, Kecamatan Obi Selatan, perjuangan berlanjut. Mereka harus menempuh perjalanan darat ekstra selama 1,5 jam, baru tiba di Soligi pada 25 Juni 2025.

Setibanya di Soligi, cobaan sesungguhnya datang: jaringan internet putus total. Selama lebih dari 24 jam, tim tidak bisa dihubungi, memicu kepanikan dari keluarga dan kampus. 

Satu-satunya tower BTS rusak hingga tidak ada jaringan internet sama sekali, jelas Moza Anoemoda Mahasa, Ketua Subunit Desa Soligi, Minggu, 29 Juni 2025.

Kini tim ini telah siap untuk menjalankan semua program yang mereka bawa ke Pulau Obi. Beberapa program yang mereka usung antara lain pemasangan lampu berbasis Photovoltaik serta pengenalan perguruan tinggi. Meski situasinya cukup menantang, tim yakin semua program bisa dijalankan dan diharapkan bisa memberi manfaat ke masyarakat. Salah satu kendala lain yang dihadapi listrik di daerah ini juga hanya menyala pada malam hari.

“Daerah cukup menantang, tetapi menyenangkan. Daerahnya di tepi pantai dengan pemandangan indah. Kami siap untuk menjalankan semua program kami. Doakan semua berjalan lancar,” kata Abil Pilar Surastu, salah satu anggota tim Subunit Desa Soligi. (*)