Ribuan Orang Memadati Makam Raja-raja Mataram, Demi Air Kurasan Enceh

Enceh merupakan padasan dari kerajaan-kerajaan. Beberapa di antaranya berasal dari  Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Aceh, Kerajaan Turki hingga Kerajaan Burma.

Ribuan Orang Memadati Makam Raja-raja Mataram, Demi Air Kurasan Enceh
Tradisi nguras enceh Makam Raja-raja Mataram  di Pajimatan Imogiri Bantul, Jumat (17/6/2025). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ribuan orang yang berasal dari berbagai wilayah DIY dan daerah lain tampak memadati makam Raja-raja Mataram di komplek Pajimatan Imogiri Kabupaten Bantul, Jumat (27/6/2025).

Mereka datang demi mendapatkan air kurasan enceh sekaligus mengikuti tradisi setiap Jumat Kliwon di bulan Sura kalender Jawa berupa nguras enceh (gentong), yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 1 Sura atau 1 Muharram 1447 H.

Sebelum nguras enceh, dilaksanakan kenduri dengan menu sega gurih, ingkung, aneka pasar serta pisang raja yang didoakan oleh tokoh agama. Nasi kenduri dan ubarampe dibagikan kepada masyarakat yang datang dengan terlebih dahulu dibagikan dalam wadah takir dari daun pisang.

Setelah itu, barulah acara nguras enceh dilakukan. Para abdi dalem dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat serta Kasunanan Surakarta mengambil air dari gentong menggunakan siwur yang sudah diarak sehari sebelumnya bersama dengan kirab gunungan.

Warga berjubel masuk kompleks Makam Raja Mataram di Pajimatan Imogiri Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Ada empat enceh pusaka yang berada di gerbang makam dan  dikuras, yaitu Kiai Mendung, Nyai Siyem dari Kasunanan Surakarta serta Kiai Danumaya dan Nyai Danumurti dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Selain menggunakan botol untuk dibawa pulang, banyak pengunjung yang langsung meminum air kurasan enceh tersebut menggunakan gelas yang disediakan oleh para abdi dalem.

"Saya baru pertama kali ikut acara ini, rasanya senang sekali. Ini saya bawa botol buat tempat air, nanti sampai rumah airnya akan saya tuang ke dalam sumur," kata Mbah Satinem (67) warga Berbah Sleman di lokasi.

Dia berharap dengan mendapat air kurasan encah menjadi sarana dirinya dan keluarga diberikan kesehatan oleh SWT, panjang umur dan keberkahan di dalam hidupnya.

Setiap tahun

Warga lainnya Masinah (70)  asal Klaten Jawa Tengah mengatakan dirinya memang secara rutin setiap tahun datang dalam acara nguras enceh.

Dia juga memiliki harapan dengan mendapat air enceh tersebut Allah SWT memberikan umur panjang serta keselamatan atau tolak bala.

"Jadi nanti ini airnya sampai rumah mau saya masukkan sumur dan sebagian lagi akan langsung saya minum," kata Mbah Masinah.

Panewu Imogiri, Slamet Santosa SIP, mengatakan tradisi nguras enceh sudah dilakukan turun temurun sejak nenek moyang.

Jumat Kliwon

"Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon bulan Sura. Jika tidak ada Jumat Kliwon maka dilaksanakan hari Selasa Kliwon. Kebetulan untuk tahun ini hari Jumat Kliwon bertepatan dengan tanggal 1 Sura," kata Slamet.

Raden Medono Rekso Sastro Wisani selaku Carik Puroloyo Pajimatan Imogiri menjelaskan pengunjung yang berasal dari luar DIY sudah menginap sehari sebelumnya. "Mereka sudah datang sejak tadi malam dan menginap di tempat ini," katanya.

Memang, di depan gapura makam tersebut terdapat joglo yang bisa digunakan untuk beristirahat para pengunjung yang datang dari jauh.

Raden Medono Rekso berujar enceh merupakan padasan dari kerajaan-kerajaan. Beberapa di antaranya berasal dari  Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Aceh, Kerajaan Turki hingga Kerajaan Burma.

Untuk wudhu

"Semua itu merupakan penghargaan, tali asih atau tanda kasih dari mereka-mereka itu. Nah itu dulu dipakai untuk wudhu oleh Kanjeng Sultan Agung. Karena beliau kalau hari Jumat, pasti di Mekkah untuk salat di sana," jelasnya.

Kemudian, dari Mekkah, Kanjeng Sultan Agung mendapatkan pemberian tanah harum hingga akhirnya dilemparkan ke tanah. Lalu, ditemukan di Makam Raja-Raja Imogiri hingga akhirnya dibuat sebagai tempat makam untuk Sultan Agung.

"Waktu pembuatan, itu tahun 1632. Di sini (Makam Raja-Raja Imogiri) diisi oleh umat Islam. Maka, ini tidak terlepas dari ayat-ayat yang berkaitan dengan Islam," katanya. (*)