Peringatan Hari Jadi Kalurahan Wijirejo Bantul Bernuansa Budaya Jawa
Tata cara upacara, bahasa ataupun busana yang dikenakan semua menggunakan tradisional Jawa.
KORANBERNAS.ID, BANTUL – Ribuan warga berkumpul di Lapangan Wijirejo Bantul, Sabtu (2/11/2024). Mereka terlihat bersemangat mengikuti upacara peringatan Hari Jadi ke-78 Kalurahan Wijirejo yang dikemas dengan nuansa budaya Jawa.
Tata cara upacara, bahasa ataupun busana yang dikenakan semua menggunakan tradisional Jawa. Upacara diikuti oleh peserta dari sepuluh padukuhan, mulai anak-anak, dewasa hingga orang tua.
Masing-masing padukuhan menampilkan bregada dan kirab budaya yang memang hari ini dilombakan oleh panitia. Ditampilkan pula flashmob tari Yogyakarta Istimewa oleh sanggar Sekar Bakti Wijirejo yang diikuti tamu undangan.
Sebagai inspektur upacara adalah Panewu Pandak, Nanang Dwi Atmoko S Sos. Dalam laporannya, Lurah Wijirejo, Wisnu Riyanto AMd, mengatakan kehidupan masyarakat Kalurahan Wijirejo yang terbanyak berasal dari sektor pertanian, perdagangan dan industri kecil.
Upacara Peringatan Hari Jadi ke-78 Kalurahan Wijirejo Pandak Bantul, Sabtu (2/11/2024), dengan nuansa budaya Jawa. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Di Kalurahan Wijirejo terdapat tujuh kelompok tani dan satu kelompok tani perkebunan yang diberi nama Kelompok Tani Utama (Usaha Tani Agawe Makmur) serta Kelompok Wanita Tani (KWT). Wijirejo meraih juara 1 nasional kategori petani berprestasi.
Kelompok-kelompok tersebut menjadi andalan maju mundurnya para petani di wilayah Kalurahan Wijirejo. "Kami juga melaporkan bahwa di Kalurahan Wijirejo terdapat produk batik (ada 34 pengusaha) yang sudah terkenal memiliki ciri khas tersendiri,” kata Wisnu.
Selain itu, juga banyak jenis usaha yang lain yang ditekuni masyarakat dan menjadi andalan. Di antaranya industri rumahan emping melinjo, emping tela, kuliner masakan tradisional Jawa, kerajinan anyaman dan sepuluh kelompok produk unggulan Padukuhan.
Terdapat pula 57 kelompok seni budaya yang memiliki Nomor Induk Kebudayaan dengan Kelompok Seni Kethoprak paling banyak sejumlah 18 kelompok seni. "Semua itu tentu perlu bimbingan dan pendampingan dari instansi terkait," kata Lurah Wisnu.
Kirab bregada Hari Jadi ke-78 Kalurahan Wijirejo Pandak Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Terkait pembangunan fisik, lanjut dia, setelah ada bantuan Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemda DIY dan Pemerintah Pusat berupa stimulan baik berwujud aspal, semen ataupun uang, mampu menggugah semangat warga menyukseskan pembangunan wilayah.
Terbukti dari besarnya dana Tahun 2024 dari Dana Desa atau DD yang mencapai Rp 1,221 miliar mampu meraih swadaya masyarakat dengan nilai Rp 300 juta.
Sesuai tema hari jadi yakni Manunggaling Sedya lan Karya diharapkan bisa menumbuhkan gotong royong dan kebersamaan warga membangun, tidak hanya pembangunan fisik namun juga pemerintahan, pendidikan, bidang sosial budaya, seni.
Menurut dia, kebersamaan ini terbukti juga dengan prestasi Kalurahan Wijirejo tahun 2023-2024 di antaranya Juara 1 se-Kabupaten Bantul kategori persentase kenaikan pendapatan Pajak PBB Tahun 2023, Juara 3 Kalurahan Rintisan Budaya dan Status Desa Wisata naik dari Rintisan ke Berkembang, dari Dinas Pariwisata DIY.
Warga mengarak gunungan hasil bumi saat Peringatan Hari Jadi ke-78 Kalurahan Wijirejo Pandak Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Kalurahan itu juga menerima piagam penghargaan atas pengelolaan bangunan cagar budaya dari Dinas Kebudayaan Bantul, piagam apresiasi sebagai satu-satunya desa/kalurahan penyelenggara Festival Kethoprak antar Padukuhan Tahun ke-9 dari RRI Yogyakarta dan piagam penghargaan dari Direktorat Kepercayaan dan masyarakat Adat Kemendikbud RISTEK RI atas nama Mardiyuwono sebagai pelopor kepercayaan dan masyarakat adat di DIY.
Diterima pula penghargaan apresiasi terhadap pegiat seni budaya Bidang Warisan Budaya dari Pemda DIY atas nama Drs Hariyadi, apresiasi pegiat seni dari Dinas Kebudayaan Bantul atas nama Dwi Sujatmi dan Juara 4 pengelolaan data sampah se-Kabupaten Bantul dari DLH.
Sedangkan program-program yang baru dilaksanakan adalah Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPS 3R), pengelolaan tanah kas kalurahan yang tidak produktif, Pusat Belajar Anak-Anak Terpadu di Pendapa Agung, pasar serta kios kalurahan.
Nanang Dwi Atmoko menambahkan peringatan hari jadi ke-78 diharapkan semakin merekatkan masyarakat di Wijirejo untuk bersama-sama membangun kalurahan semakin maju dan berkembang. (*)