Lagu Daerah Bergema di Museum Sandi, Anak-anak Menghidupkan Kembali Semangat Pancasila

Pancasila tidak hanya diceramahkan, tetapi dihayati melalui aktivitas yang fun dan membekas.

Lagu Daerah Bergema di Museum Sandi, Anak-anak Menghidupkan Kembali Semangat Pancasila
Anak-anak peraih juara kompetisi dalam Merdeka Anak Indonesia III di Museum Sandi Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Di tengah kekhawatiran memudarnya nilai-nilai Pancasila pada generasi muda, puluhan anak dari berbagai sekolah dasar dan madrasah di Yogyakarta membuktikan sebaliknya.

Lagu-lagu daerah dari Sumatra hingga Sulawesi bergema. Selain itu, mereka juga mementaskan tari tradisional hingga teaterikal shadow batik dengan penuh semangat di Museum Sandi Yogyakarta, Minggu (1/6/2025).

Kegiatan "Merdeka Anak Indonesia III" yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila ini menjadi jawaban atas keprihatinan bersama tentang lunturnya nasionalisme di era digital. Lebih dari 24 grup yang terdiri dari 4-6 anak mengikuti berbagai lomba tematik, dari solo vokal hingga menari tingkat sekolah dasar dan madrasah.

"Anak-anak SD sudah perlu diperkenalkan nilai-nilai dasar kebangsaan. Lewat kegiatan yang menyenangkan dan aplikatif seperti kunjungan ke museum atau lomba-lomba kreatif, mereka belajar mencintai budaya, meningkatkan nasionalisme, dan memahami Pancasila secara kontekstual," ujar Lilik Andi Aryanto, Kepala Kesbangpol DIY.

Puncak perayaan dimeriahkan penampilan anak-anak berprestasi seperti Cheryl, Haura, Naiya dan Quthbi yang membawakan lagu-lagu nusantara, dilanjutkan medley violin Nusantara oleh Adara.

Momen spesial terjadi saat kolaborasi teaterikal shadow batik dipentaskan Rahmat S Sn bersama Alluna, Arin, Bilqis dan Berliana, mengangkat pemaknaan Pancasila masa kini melalui seni pertunjukan.

Kepala Museum Sandi, Setyo Budi Prabowo S ST, yang turut menghadiri acara tersebut, menyambut baik inisiatif ini sebagai upaya konkret menanamkan nilai kebangsaan sejak dini.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program besar Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menanamkan nilai-nilai Pancasila. Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY, program "Sinau Pancasila" dan "Sinau Bhinneka Tunggal Ika" telah menyasar pelajar dan komunitas masyarakat secara luas.

Sosialisasi

Lilik menjelaskan, tahun ini program Sinau Pancasila telah dilaksanakan 75 kali, sementara sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika sebanyak 78 kali, menjangkau berbagai kalurahan dan kemantren di wilayah DIY.

"Kami melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, serta unsur TNI, Polri, hingga akademisi. Kami juga sudah melaksanakan pelatihan TOT (Training of Trainers) untuk para guru, dosen dan widyaiswara," tambahnya.

Program ini juga memperoleh dukungan penuh dari sektor swasta, dengan sponsor TS Publisher, SHP Toys, Avicena Bimbel dan JMC Music School yang turut mendukung keberlangsungan kegiatan.

"Merdeka Anak Indonesia III" menandai perubahan paradigma dalam pendidikan karakter. Alih-alih menyampaikan nilai Pancasila secara teoritis dan kaku, kegiatan ini menggunakan pendekatan partisipatif yang menyenangkan.

Membekas

"Kita ingin nilai Pancasila tidak hanya diceramahkan, tetapi dihayati melalui aktivitas yang fun dan membekas. Kalau disampaikan dengan cara kaku dan teoritis, belum tentu anak-anak paham," ujar Setyo Budi Prabowo.

Kegiatan ditutup dengan menyanyikan "Lagu Pelajar Pancasila" oleh seluruh performer, menciptakan momen emosional yang menguatkan komitmen bersama dalam memaknai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Agenda tahunan ini diharapkan menjadi langkah strategis mempersiapkan generasi muda Indonesia menuju cita-cita Indonesia Emas 2045, dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (*)