Universitas NU Padukan Kearifan Kiai dan Kekuatan Ngaji
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Bertepatan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-4, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta berhasil menyelesaikan rancang sistem pendidikan atau kurikulum.
Kurikulum kampus ini sesuai kaidah NU serta tidak ketinggalan zaman. Artinya, dibuat menyesuaikan kondisi terkini dengan mengadopsi bahasa-bahasa merdeka belajar Mendikbud.
“Kami memaknai merdeka belajar adalah merdeka menjadi NU. Jadi, ada kearifan kiai. Ada kekuatan ngaji, kekuatan NU yang selama ini tidak ada salurannya. Ini kita kolaborasikan ke dalam kurikulum,” kata Prof Purwo Santoso, Rektor UNU Yogyakarta kepada koranbernas.id di sela-sela Festival Pesantren Ber-Karya “Kreatif dan Berdaya” Minggu (14/3/2021), di gedung Citraweb Jalan Magelang Yogyakarta.
Menurut dia, sebagai pintu masuk formulasi pembelajaran, UNU mengusung dua isu yakni perbankan syariah (sharia finance) dan digital ekonomi. Inilah titik temu kekuatan eksternal UNU dengan kegiatan internal.
Berteparan peringatan harlah, diresmikan pula lembaga UNU Jogja Center for Sharia Finance and Digital Eonomy (Shafiec). Sejak Jumat hingga Minggu (12-14/3/2021) berlangsung Forum Nasional Keuangan Syariah, Festival Milenial Menabung Kebaikan dan Festival Pesantren Ber-Karya “Kreatif dan Berdaya.
“Transaksi sudah bergeser menggunakan sistem digital. Ini tantangan di depan mata. Dengan mengerahkan SDM, Gus dan Ning, kita reformulasi lagi kurikulum agar sesuai kebutuhan zaman,” kata rektor.
Senawi selaku Wakil Rektor III UNU Yogyakarta menambahkan dari lima fakultas dengan 11 program studi (prodi) total mahasiswa 1.600 orang. Peminat tertinggi Prodi Manajemen dan Studi Islam Interdisipliner (SII), sekaligus menjadi salah satu prodi unggulan. Pihaknya juga membangun Ponpes SII.
Adapun Fakultas Dirasah Islamiyah dengan Prodi SII fokus pada agama Islam, mengkaji Islam dari dalam (sebagai insider) serta dari berbagai sudut pandang.
“Lulusan SII diharapkan memiliki wawasan ke-Islaman secara utuh, interdisipliner seperti disampaikan Pak Rektor sehingga bisa menjawab problem jamaah dan masyarakat. Ya memiliki pemahaman syuriah (pimpinan tertinggi) setingkat kecamatan,”urai Senawi.
Sedangkan manajeman termasuk prodi umum. Ini sejalan dengan salah satu penguatan dan pengembangan UNU yaitu NU berperan di dalam dunia pendidikan dan perekonomian, kesehatan serta sektor lain.
Mahasiswa UNU Yogyakarta perlu memahami manajemen, kelak ketika lulus siap terjun berwirausaha. “Kami memiliki penguatan bidang kewirausahaan, toleransi sosial dan penguatan IT. Dari penguatan tadi ada kolaborasi ekonomi dan IT dalam rangka merajut dan menyongsong ekonomi digital,” kata Senawi didampingi Wakil Rektor II, Gus Gofar serta Dekan FTI, Suhada.
Senawi menyebutkan ciri khas UNU Yogyakarta adalah kampus kader yang berkhidmat kepada organisasi NU dan Nahdliyin. “Semua mahasiwa NU harus punya karakter ke-aswaja-an. Mahasiswa dari umum kita beri nilai-nilai ke-NU-an, ke-aswaja-an serta pembinaan melalui UNU yo ngaji. Setiap Minggu ada pengajian yang bisa diikuti umum,” tambahnya.
Keistimewaan UNU yang membedakan dengan kampus lain adalah sistem blok. Mahasiswa mengikuti perkuliahan tahun pertama, kedua dan ketiga.
Tahun keempat berkegiatan di luar kampus yakni laboratorium sosial selama satu semester dan pelatihan kader penggerak NU sekaligus skripsi. Jenjang S1 selesai 4 tahun atau 8 semester.
“Dengan jumlah mahasiswa saat ini 1.600 orang dan sistem blok, maka tahun ajaran baru kita akan menerima 800 mahasiswa baru. Kapasitas kampus kita 2.000 hingga 3.000 mahasiwa,” jelasnya. Kampus akan terus dikembangkan.
Banyak mahasiswa bisa mengakses beasiswa. Angkanya hingga 56 persen. Saat pandemi penerima beasiswa hingga 75 persen. “Ini adalah bagaimana NU turut berkontribusi membangun negeri, tidak hanya sebagai penonton,” katanya. (*)