Mahasiswa Unisa Beri Edukasi Bahaya Judi Online di Ajang Antariksa 2025

Langkah ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa mendukung agenda nasional memerangi judi online.

Mahasiswa Unisa Beri Edukasi Bahaya Judi Online di Ajang Antariksa 2025
Mahasiswa Unisa mengikuti program edukatif bertajuk Antariksa 2025. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Maraknya kasus judi online yang meresahkan masyarakat Indonesia menjadi perhatian serius kalangan akademisi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengambil peran aktif melalui program edukatif bertajuk Antariksa 2025 (Ajang Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa), sebagai upaya membangun kesadaran publik akan bahaya laten dari praktik judi daring tersebut.

Mengusung tema Stop Clicking, Start Living, Antariksa 2025 menyasar kelompok muda dan masyarakat umum sebagai sasaran utama. Kegiatan diawali dengan edukasi untuk pelajar SMA di wilayah Yogyakarta pada Mei lalu. Edukasi tersebut kemudian berlanjut ke komunitas warga melalui program Sapa Warga di Dusun Salakan, Nogotirto Gamping Sleman, Minggu (29/6/2025).

Ketua Antariksa 2025, Reza Al-Khifari, menjelaskan kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai bentuk penyuluhan satu arah, tetapi juga mengajak warga berpartisipasi aktif membangun ketahanan sosial terhadap godaan judi online.

“Sosialisasi ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman, tetapi juga mengajak masyarakat bersama-sama membangun kesadaran agar lebih siap melakukan pencegahan, menghadapi maraknya judi online. Kami ingin menyentuh kelompok-kelompok rentan yang berpotensi terdampak secara ekonomi maupun sosial,” jelas Reza.

Agenda nasional

Langkah ini juga menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa mendukung agenda nasional memerangi judi online. Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), pada kuartal pertama tahun 2025, perputaran dana judi online di Indonesia tercatat masih mencapai Rp 47 triliun.

"Meski menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 90 triliun, angkanya tetap mengkhawatirkan," ujarnya.

Menurut Reza, data tersebut menjadi pengingat bahwa edukasi di tingkat akar rumput masih sangat diperlukan. Perlu kerja sama berbagai pihak agar penurunan angka ini tidak bersifat semu atau sesaat.

Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad ke-34 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta itu memperoleh dukungan dari sejumlah institusi penting ini digelar. Adapun narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Bank Syariah Indonesia (BSI), DPD RI DIY, serta anggota Komite IV DPD RI, Yashinta Sekarwangi Mega.

Institusi negara

"Dengan sinergi antara mahasiswa, lembaga pendidikan dan institusi negara, Antariksa 2025 membuktikan bahwa gerakan melawan judi online tidak harus dimulai dari atas. Justru melalui pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi lintas elemen, langkah preventif bisa menjadi lebih efektif dan berkelanjutan," ungkapnya.

Acara Sapa Warga memperoleh sambutan positif dari masyarakat sekitar. Ketua RT 4 Dusun Salakan, Agung Dwi Cahyo, mengapresiasi kegiatan tersebut yang dinilai memberikan wawasan baru kepada warga dalam menangkal ancaman digital.

“Dampak negatif dari judi online banyak dan berbahaya. Setelah sosialisasi ini, kami jadi tahu bagaimana mencegahnya sejak dini,” ungkap Agung. (*)