Stop Bullying, Siswa SMAN 2 Bantul Gelar Panen Karya

Kali ini panen karya terdiri dari tiga jenjang kelas X, XI dan XII.

Stop Bullying, Siswa SMAN 2 Bantul Gelar Panen Karya
Pembukaan panen karya #7 dengan tema Dreams of The Better Future, Stop Bullying Physical Verbal Social Cyber di SMA Negeri 2 Bantul. (sariyati wijaya)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Siswa SMA Negeri 2 Bantul menggelar acara panen karya #7 dengan tema Dreams of  The Better Future, Stop Bullying Physical Verbal Social Cyber yang dibuka Kepala Seksi Sekolah Bidang Pendidikan Menengah Dinas Dikpora DIY, Dra Supartini, dengan pemukulan gong. Kegiatan panen karya dilaksanakan dua hari dan berakhir Jumat (13/12/2024)

Tampak pada acara pembukaan, Isti Fatimah M Pd selaku Kepala SMAN 2 Bantul, Ismunardi MM selaku Kepala Balai Dikmen Kabupaten Bantul, Mayor Arm Mespan H (Danramil 01/Bantul), Kompol Budi R (Kapolsek Bantul Kota), Kusmardiono selaku Panewu Kapanewon Bantul, Yakun Paristri SPd selaku pimpinan projek, Rudy Prakanto M Pd selaku Kepala Balai Tekkomdik DIY, Suhari M Pd selaku Pengawas Pembina serta wali, siswa, guru dan karyawan.

Isti Fatimah mengatakan saat ini SMAN 2 Bantul melaksanakan panen karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) #7 yang berbeda dengan panen karya  sebelumnya. Kali ini panen karya terdiri dari tiga jenjang kelas X, XI dan XII.

Siswa-siswi kelas X melaksanakan panen karya dengan fashion Show Bangunlah Jiwa Raganya dengan 288 karya desain dan lukisan tangan bertajuk anti-perundungan terdiri dari 106  karya kaos dan 181 karya tote bag.

Fashion show bertema anti bullying atau perundungan.  (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Siswa kelas XI panen karya bertema rekayasa teknologi sederhana antara lain menampilkan Internet of Things (IoT) dengan 15 karya berupa Lampu Kamar Mandi Otomatis, Jemuran otomatis, Lampu otomatis, Tongkat Tunanetra, pendeteksi kebakaran.

“Lalu menghasilkan dan menampilkan website dengan 21 karya di antaranya Rekomendasi Pantai Jogja, Sehatku, Smadaba bersuara, Temukan surga di Ketinggian dan lain lain,” kata Isti.

Juga ada Mobile Application dengan 12 karya di antaranya Astra, Emergency Call, DebaEdu Kesehatan, sehingga untuk kelas XII total ditampilkan 48 karya. Kelas XII berupa pameran video/reportase dengan  tema Suara Demokrasi terdiri 78 video berbahasa Indonesia dan 78 video berbahasa Inggris.

“Suara untuk masa depan dimulai hari ini. Lawan perundungan, stop bullying, gunakan teknologi untuk kebaikan dan wujudkan demokrasi yang inklusif. Bersama kita merajut Impian dunia, menuju masa depan lebih cerah. Dunia yang penuh inovasi, mari kita ciptakan perubahan dengan keberanian dan empati. Bersama kita bisa wujudkan dreams of a better future atau bermimpi untuk masa depan yang lebih baik,” tandasnya.

Panen karya siswa SMAN 2 Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Dia berharap di SMAN 2 Bantul tidak ada bullying, sekolah aman, nyaman dan menyenangkan selaras sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). Begitu juga para siswa dapat mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan teknologi dan belajar bagaimana berdemokrasi dan sudah diawali pemilihan ketua OSIS/pemilos.

“Selanjutnya tamu undangan berkenan memberikan kesan pesan untuk karya anak anak kami, agar mereka termotivasi untuk menciptakan karya karya yang lebih baik lagi dimasa mendatang, serta menyongsong era industri 4.0 dan siap menjadi generasi emas tahun 2045,” kata Isti.

Supartini menambahkan saat ini SMAN 2 Bantul panen karya dengan tema stop bullying, suara demokrasi dan rekayasa teknologi.

“Semoga dukungan TIK di sekolah akan sesuai roadmap, yakni menjadikan sekolah bisa berskala nasional dan standar internasional. Dan saya ingatkan bahwa pembentukan karakter tidak hanya di sekolah tapi peran orang tua juga sangat penting. Sehingga jadi generasi unggul dan memiliki karakter Pancasila,” katanya.

Kebersamaan

Salah seorang wali siswa, Herry Fahamsyah MIP, memberikan dukungan dan apresiasi atas dilaksanakannya panen karya yang menggugah nilai kebersamaan, kerja sama, gotong royong dan pembentukan karakter siswa yang baik.

“Kita ingin bagaimana pendidikan kita itu baik, diiringi dengan karakter, budi pekerti dan akhlak yang bagus. Contohnya di negara Jepang, mereka maju teknologinya, namun karakter penduduknya termasuk anak-anak sangat kuat. Karena memang ditanamkan sejak dini. Hal positif inilah yang harus kita contoh, dan mari bersama-sama kita wujudkan profil pelajar Pancasila,” kata Herry.

Profil pelajar Pancasila meliputi enam dimensi yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong-royong, Berkebinnekaan global, Bernalar kritis dan kreatif. Usai pembukaan acara dilanjutkan dengan fashion show anti bullying, presentasi karya teknologi dan pameran karya siswa. (*)