Ganjar Pranowo Pesan GeNose 100 Unit, Baru Tersedia 35

Ganjar Pranowo Pesan GeNose 100 Unit, Baru Tersedia 35

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Gubernur Jawa Tengah yang juga Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo, Selasa (5/1/2021), mengunjungi UGM Science and Techno Park serta PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri yang merupakan pabrik perakitan GeNose C19.

Kali ini, Ganjar tidak hanya mencoba langsung alat pendeteksi Covid-19 buatan UGM tetapi juga memesan 100 unit perangkat tersebut. “Lha saya ke sini mau pesan je. Saya pesan 100 unit, tetapi ini baru ada 35 unit,” ujar Ganjar.

Setelah mencoba sendiri tingkat akurasi dan validitas GeNose C19, Ganjar menyatakan pemerintah harus menunjukkan keberpihakan terhadap karya anak bangsa yang terbukti akurat mengukur paparan virus Corona.

Salah satunya dengan mendorong peningkatan produksi massal GeNose C19 dan apabila perlu menginstruksikan seluruh daerah menggunakan perangkat tersebut.

“Produk anak bangsa ini labelnya Merah Putih, dalam kondisi pandemi sekarang yang meningkat, maka negara harus berpihak. Kalau negara berpihak, saya bayangkan diperintahkan seluruh daerah untuk menggunakan ini, maka sebenarnya surveillans kita akan jauh lebih baik,” ungkapnya.

Pria kelahiran 28 Oktober 52 tahun silam itu mengakui kemudahan penggunaan GeNose dan tingkat akurasinya yang tinggi. Ganjar bahkan menyarankan pemerintah daerah membeli GeNose untuk mempermudah pelacakan (tracing) suspek Corona.

Coverage orang di Indonesia, berapa yang terpapar atau yang kena akan jauh lebih baik. Dan, ternyata ini sangat simpel sekali, hanya dengan meniup nafas kita, dan diukur dengan alat ini, hanya butuh waktu tiga menit,” katanya.

Senyawa VOC

Prof Kuwat Triyana menyatakan tingkat akurasi atau validitas GeNose saat ini semakin baik setelah dilakukan evaluasi sejak perangkat tersebut diperkenalkan secara luas.

Melalui pengujian berkali-kali untuk mendeteksi senyawa Volatile Organic Compound (VOC), membuat tingkat akurasi GeNose dapat mencapai 97 persen.

“Sebenarnya orang sehat juga ada VOC-nya, hanya dengan Corona Virus ini, Corona Virus akan menghasilkan reaksi metabolik, dan itu yang menghasilkan senyawa yang khas jika dibandingkan patogen lain,” sebutnya.

Hingga Desember tahun lalu, GeNose karya UGM ini telah diuji validasi dan uji klinis serta menunjukkan sensitivitas mencapai 92 persen. Ribuan pasien dan sukarelawan mencoba GeNose sehingga meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan Artificial Intellegence (AI) dari perangkat GeNose itu sendiri untuk mendeteksi senyawa VOC.

“Dari nafas yang berbeda-beda itu, misalnya yang positif dan negatif, semua dilatihkan ke mesin GeNose untuk mengenali. Terus diulang-ulang sampai ribuan pasien, karena variasi pasien juga banyak,” ungkapnya.

Awal tahun ini, pengembangan terus dilakukan dan UGM mengklaim tingkat akurasi meningkat mencapai 95-97 persen. Kuwat menyatakan untuk pengujian saat ini maksimal hanya butuh waktu tiga menit.

“Itu yang menyebabkan dengan semakin banyak sampel yang dilatihkan, kemudian otaknya (mesin GeNose) dikunci, maka dia siap diuji,” kata Kuwat. (*)