Perayaan Satu Dasawarsa Tebing Breksi Menyatu dalam Nadi Merti Desa Sambirejo

Pentas ini gratis, bisa disaksikan oleh pengunjung Breksi tanpa dipungut biaya, kecuali tiket masuk dan parkir

Perayaan Satu Dasawarsa Tebing Breksi Menyatu dalam Nadi Merti Desa Sambirejo
Pentas grup jathilan di kawasan wisata Tebing Breksi di Sambirejo Prambanan. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Pentas jathilan yang menampilkan sejumlah grup dari Sleman, membuka rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan 1 Dasa Warsa Kawasan Wisata Tebing Breksi di Kelurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman, Sabtu (24/5/2025).

Rangkaian pementasan jathilan diawali oleh grup dari Sambirejo yakni Seniman Muda, Sabtu (24/5/2025) sore. Selanjutnya, malam harinya giliran tampil grup jathilan yang sedang populer yakni Ngesti Rahayu dari Kepuharjo Cangkringan Kabupaten Sleman.

Pengelola Wisata Tebing Breksi Kholiq Widiyanto menjelaskan, pentas salah satu kesenian tradisional di Yogyakarta ini, berlangsung di sisi barat laut Kawasan utama Tebing Breksi, dengan latar belakang guratan tebing cadas menjulang yang eksotis.

“Ini bagian dari upaya kami memberikan ruang dan panggung bagi kesenian-kesenian tradisional yang ada,” kata Kholiq di sela-sela pentas.

Kholik menuturkan, memasuki satu dasawarsa, pihaknya sengaja menggelar rangkaian peringatan yang cukup akbar. Selain kesenian tradisional, Minggu (25/5/2025) pihaknya akan menggelar konser unik bekerjasama dengan maestro dari ISI Yogyakarta.

Kerjasama ini akan melahirkan konsep pementasan musik bertajuk “Batu Breksi Bernyanyi”. Dalam pementasan ini, akan tampil Gangsadewa, sebuah etnic ensemble atau grup musik etnis pimpinan Memet Chairul Slamet. Grup ini terkenal sebagai kelompok musik yang memberikan alternatif dalam dunia seni musik di Indonesia.

Menariknya, dalam konser ini para pengelola obyek wisata Tebing Breksi akan turut ambil bagian dalam pementasan. 

“Ini sesuatu yang baru bagi kami. Benar-benar baru. Selama ini kami hanya bertindak sebagai tuan rumah dan ikut menonton, tapi Minggu 25 Mei 2025, kami ikut pentas. Sudah latihan sebanyak 5 kali, dan langsung pentas,” lanjut Kholiq.

Kholiq tidak menjelaskan secara rinci konsep dari pementasan "Batu Breksi Bernyanyi". Ia hanya sedikit membocorkan bahwa pementasan ini akan menggunakan alat berupa bebatuan, sebagai pengiring pentas. Suara musik dari bebatuan akan berpadu dengan gerak tari dari sekelompok seniman.

“Yang pasti, ini sesuatu yang baru. Bukan saja bagi kami, tapi juga untuk masyarakat. Pentas ini gratis, bisa disaksikan oleh pengunjung Breksi tanpa dipungut biaya, kecuali tiket masuk dan parkir,” katanya.

Pengelola Wisata Tebing Breksi di Sambirejo Prambanan, Kholiq Widiyanto. (warjono/koranbernas.id)

Ia menjelaskan, rangkaian peringatan 1 dasawarsa Tebing Breksi, digelar menyatu dengan rangkaian kegiatan Mesti Desa di Sambirejo. Informasi dari pihgak kelurahan, kegiatan merti desa sudah berlangsung sejak 12 Mei silam, diawali dengan kegiatan nyekar ke makam para pendahulu dan para mantan lurah di Sambirejo. 

Acara kemudian berlanjut dengan Upacara Pengambilan Air dari 8 sumber mata air yang ada di Sambirejo, Fashion Show Batik Ecoprint di Candi Ijo pada 16 Mei 2025, serta Kirab Gunungan di tanggal 17 Mei 2025. Peserta kirab berangkat dari Tebing Breksi menuju kantor Kelurahan Sambirejo yang berjarak sekitar 1 KM.

“Keseluruhan rangkaian acara merti dusun dan 1 dasawarsa Tebing Breksi akan berlangsung di 30 Mei, berupa pementasan wayang kulit semalam suntuk. Sebelum pentas wayang, sore harinya akan ada syukuran dengan makan bersama dengan ratusan ingkung. Kita berharap, seluruh rangkaian kegiatan ini bisa menjadi bagian dari upaya kami untuk terus mendorong suburnya kegiatan kepariwisataan dan juga bertumbuhnya berbagai bentuk kesenian lokal,” imbuh Kholiq. (*)