Museum tidak sekadar Pandangan Logika Mistika atau Klenik
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi SIKom MSi membuka Pameran Temporer Museum Tosan Aji, Kamis (24/4/2025) yang digelar di Lapangan Tenis Komplek Pendopo Kabupaten Purworejo.
Pameran yang mengusung tema Prasama Miyara atau Bersama Memelihara tersebut dibuka mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, gratis bagi seluruh pengunjung hingga selesai pada Sabtu (26-4-2025).
Wabup dalam sambutannya mengatakan, sebuah peninggalan yang ada di museum sering kali hanya dilihat dari sudut pandang logika mistika atau klenik. Padahal sebenarnya semua peninggalan, baik itu pusaka, relief atau peninggalan apapun selalu ada narasi atau kisah yang akan menjadi akar.
Sebagaimana diketahui barang museum Tosan Aji banyak berupa keris, tombak dan senjata kuno lainnya. Tak hanya itu, museum juga banyak menyimpan bebatuan kuno serta benda bersejarah lainnya.
“Ini ingin kita dorong, agar pengunjung hadir ke Museum Tosan Aji tidak hanya melihat sebuah benda sebagai obyek, tetapi kami ingin memberi pemahaman yang utuh tentang akar sejarah, tentang kisah bagaimana kita semua bisa mencapai pada titik hari ini,” terangnya.
Menurutnya, tanpa perjuangan dari para pendahulu tentunya kita semua tidak bisa berada di titik dimana kita sekarang. Sehingga, merupakan sebuah kewajiban bersama untuk dapat terus menjaga dan memelihara akar sejarah.
Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi SIKom MSi saat membuka Pameran Temporer Museum Tosan Aji. (Istimewa).
Wabup juga sempat menyinggung tentang negara India yang sangat memegang teguh narasi dan nilai-nilai yang diceritakan dalam epos Mahabharata. Jika dikaitkan, dirinya berharap secara bersama-sama juga bisa menarasikan sejarah bahkan mungkin sejarah yang berbalut mitos.
“Harapannya dengan narasi ini bisa menjadi sebuah akar pegangan anak-anak kita untuk menentukan masa depan Indonesia ke depan. Supaya ditengah era globalisasi ini, kita tidak menjadi bangsa yang lupa akan identitasnya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Wabup juga mengapresiasi pemanfaatan teknologi digital di Museum Tosan Aji. Dengan modifikasi teknologi ini diharapkan akan semakin menarik pengunjung, terutama anak-anak untuk mengeksplorasi museum dan koleksi museum secara virtual dan meningkatkan pengalaman pengunjung.
Sementara itu, Kepala Dindikbud Wasit Diono SSos menerangkan, bahwa pameran digelar dalam rangka untuk memperingati Museum Tosan Aji yang telah memasuki usia ke-38 tahun sejak berdirinya pada tahun 1987 di Kutoarjo. Pameran didukung oleh museum-museum di eks Karesidenan Kedu dan sekitarnya. Antara lain Museum BPK RI, Museum Samuderadraksa Borobudur, Museum Sudirman Magelang, Museum Kebon Pasinaon, dan Museum Air Waterboom Jogja.
“Dengan mengusung tema Prasama Miyara, kami ingin mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memelihara kebudayaan yang masih tetap hidup di masyarakat agar tetap lestari,” kata Wasit Diono.
Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dn Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo Dyah Woro Setyaningsih, S.Sos., M.M. menambahkan, diadakannya pameran temporer museum untuk menjadi agenda tahunan. "Jadi setiap tahun kita mengadakan pameran, biasanya bulan November. Namun tahun ini kita memulai bulan April yang kebetulan hari ulang tahun Museum Tosan Aji tanggal 13 April. Sehingga disepakati untuk pameran temporernya Museum Tosan Aji akan selalu diadakan setiap bulan April," ungkapnya.
Dyah Woro juga mengatakan bahwa sebelum ini pihaknya mencoba koordinasi dengan museum tetangga terutama yang ada di Keduraya, untuk mendukung pameran temporer museum tersebut. "Sangat bersyukur didukung dengan luar biasa oleh lima museum, termasuk satu dari Yogyakarta museum Air Waterboom Jogja, Museum BRI Magelang, Museum Soedirman Magelang, Museum Kapal Samudraraksa Borobudur, dan Living Museum Of Kebon Pasinaon," imbuhnya.
Dia berharap dengan ini jumlah pengunjungnya semakin banyak dan semakin banyak dicintai generasi muda. (*)