Awas, Yogyakarta Masuk Empat Kota dengan Serangan Siber Tertinggi

Dalam upaya antisipasi serangan, Forkomsanda DIY juga mendapatkan bantuan dari BSSN berupa sistem peringatan dini bernama "70" yang membantu mengidentifikasi potensi ancaman atau anomali yang menyerang sistem pemerintah daerah

Awas, Yogyakarta Masuk Empat Kota dengan Serangan Siber Tertinggi
E.T. Wahyu Nugroho, S.I.P., M.Si., Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) DIY selaku Ketua Forum Komunikasi Sandi dan Siber (Forkomsanda) DIY. (muhammad zukhronnee ms/ koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa Yogyakarta termasuk dalam empat kota dengan jumlah anomali serangan siber harian tertinggi di Indonesia. 

“Anomali, kami punya grafiknya, jumlahnya jutaan. Jogja termasuk empat kota yang cukup besar jumlah anomali hariannya,” ungkap E.T. Wahyu Nugroho, S.I.P., M.Si., Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) DIY selaku Ketua Forum Komunikasi Sandi dan Siber (Forkomsanda) DIY saat ditemui jelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 BSSN pada Rabu (16/4/2025) di Museum Sandi Yogyakarta.

Menghadapi tantangan tersebut, BSSN bersama Forkomsanda DIY akan memperkuat kolaborasi antar lembaga melalui serangkaian kegiatan peringatan HUT ke-79 BSSN yang diselenggarakan pada tanggal 27 Maret, 4 dan 16 April 2025 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

E.T. Wahyu Nugroho menjelaskan pentingnya kolaborasi melalui Forum Komunikasi Sandi dan Siber yang ia inisiasi. 

“Saya termasuk yang menginisiasi adanya Forum Komunikasi Sandi dan Siber. Dulu hanya sandi, sekarang sandi dan siber, karena memang perkembangannya perlu diantisipasi,” tuturnya.

Forum ini tidak hanya melibatkan pemerintah daerah tetapi juga kejaksaan, TNI, dan Polri. Ia menambahkan bahwa salah satu cara efisiensi anggaran adalah melalui kolaborasi antar lembaga. 

“Forum ini dilakukan secara bergiliran di lima kabupaten dan satu provinsi. Harapannya terjadi berbagi informasi. Kalau ada kendala atau insiden, bisa kita atasi bersama karena pola-pola insiden sering kali serupa,” jelas Wahyu.

Dalam upaya antisipasi serangan, Forkomsanda DIY juga mendapatkan bantuan dari BSSN berupa sistem peringatan dini bernama "70" yang membantu mengidentifikasi potensi ancaman atau anomali yang menyerang sistem pemerintah daerah.

“Selama ini, BSSN beberapa kali memperingatkan kami di daerah terkait potensi serangan atau kerentanan di aplikasi. Selain forum sandi, kami juga punya forum keamanan. Ini menjadi ruang untuk bertukar informasi dan menangani insiden sedini mungkin,” tambahnya.

Wahyu juga mengungkapkan bahwa faktor manusia masih menjadi kelemahan utama dalam keamanan siber, terutama terkait penggunaan password yang lemah. 

“Yang paling penting bagi kami di daerah adalah bagaimana perangkat itu aware terhadap keamanan digital. Misalnya, password—kami sarankan minimal tujuh karakter dengan kombinasi huruf, angka, dan simbol,” ujarnya.

Untuk memperkuat keamanan, Forkomsanda DIY juga menerapkan pengujian keamanan sebelum sebuah aplikasi atau sistem digunakan. 

“Kami juga menerapkan pengujian keamanan sebelum sebuah aplikasi atau sistem digunakan. Harus lolos uji keamanan dulu—sejenis pentest. Kalau sudah aman, baru boleh diunggah atau dihosting di lingkungan resmi pemerintah,” jelasnya.

Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik, Sekretariat Utama BSSN, Brigjen Berty Beatus Wilem Sumakud, S.H., M.H., menekankan bahwa meskipun BSSN tergolong lembaga yang masih muda, mereka terus mengalami peningkatan dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur.

“Ya, sebagai lembaga yang tergolong masih muda, tentunya banyak tantangan. Namun dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, BSSN semakin meningkat, baik dari segi SDM maupun infrastruktur. Kita berharap ke depan bisa semakin baik,” ujar Brigjen Berty.

Terkait dengan ancaman siber, Brigjen Berty menjelaskan bahwa terdapat jutaan anomali traffic setiap hari, namun berkat pengawasan sistem yang ketat, banyak insiden berhasil dicegah. 

“Kalau anomali traffic itu banyak, jutaan. Tapi karena dijaga oleh kita, oleh sistem, maka semuanya bisa dihindarkan dari insiden,” jelasnya.

 Brigjen Berty menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada dampak langsung terhadap Indonesia. 

“Sementara ini tidak ada. Di Indonesia tidak ada dampak langsung. Anomali traffic biasa itu memang ada setiap hari, tapi secara teknis sampai saat ini tidak ada insiden yang signifikan,” katanya.

Berkaitan dengan Hari Ulang Tahun ke-79 BSSN, rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan bertujuan untuk melanjutkan perjuangan dan menanamkan jiwa patriot serta semangat dalam memelihara sejarah bangsa. 

Kegiatan ini akan diikuti oleh pegawai BSSN dan anggota Forum Komunikasi Sandi Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi Aparatur Daerah, Kejaksaan, TNI, POLRI, dan sesepuh Sandiman.

Terkait anggaran, Brigjen Berty menekankan bahwa tidak ada istilah “minim anggaran” melainkan “investasi” yang disesuaikan dengan ketentuan pemerintah. 

“Bukan minim, tidak ada istilah minim anggaran. Anggaran itu tetap ada. Kita menyebutnya sebagai investasi, jadi kita menyesuaikan dengan ketentuan yang sudah dikeluarkan pemerintah, tentunya dengan terus melaksanakan tugas dan fungsi BSSN dalam menjaga ruang siber nasional,” tegasnya.

Dengan adanya peringatan HUT ke-79 ini, diharapkan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam menjaga keamanan siber nasional, khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta semakin diperkuat, mengingat tantangan keamanan siber yang semakin kompleks di era digital saat ini. (*)