Kulonprogo akan Permudah Perizinan Pelaku Usaha

Tingkat hunian/ okupansi yang menurun, selain diakibatkan daya beli masyarakat yang menurun, juga kebijakan pemerintah  yang kurang berpihak pada sektor pariwisata

Kulonprogo akan Permudah Perizinan Pelaku Usaha
Anggota PHRI Kulonprogo berfoto bersama setelah Halal Bihalal PHRI Kulonprogo. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO--Kebijakan pemerintah pusat dengan efisiensi keuangan dan kebijakan beberapa provinsi untuk tidak melakukan study tour, mengakibatkan dampak bagi pariwisata khususnya di Kulonprogo. Hal ini disampaikan dalam agenda Halal Bihalal BPC Kulonprogo di Hotel Morazen YIA, Temon Kulonprogo, Rabu (16/4/2025).

Ketua BPC PHRI Kulonprogo R.H. Sumantoyo mengungkapkan, bahwa tahun 2025 ini mengalami perlambatan ekonomi khususnya di sektor pariwisata, baik hotel dan restoran. Tingkat hunian/ okupansi yang menurun, selain diakibatkan daya beli masyarakat yang menurun, juga kebijakan pemerintah  yang kurang berpihak pada sektor pariwisata.

“Pengetatan anggaran baik APBN maupun APBD sangat berdampak pada sektor pariwisata khususnya hotel dan restoran. Kegiatan rapat atau seminar di Hotel maupun di restoran sangatlah terbatas. Ini membuat penghasilan menurun drastis. Selain itu travel warning bagi siswa di Jawa Barat, Banten DKI untuk tidak melakukan study tour keluar daerah semakin memperparah,”ungkap R.H. Sumantoyo.

Wakil Bupati Kulonprogo Ambar Purwoko mengatakan, bahwa PHRI bukan sekadar organisasi profesi. Organisasi ini adalah rumah besar bagi para pelaku usaha di bidang pariwisata yang menjadi ujung tombak pemulihan ekonomi nasional.

“Tantangan ke depan memang tidak ringan. Perubahan tren wisata, persaingan global, hingga ketidakpastian ekonomi. Namun dengan semangat kebersamaan, kolaborasi dan kepercayaan, kita mampu menghasilkan itu semua,” kata Ambar Purwoko.

Ambar berharap agar melalui kegiatan ini menegaskan bahwa PHRI adalah wadah yang inklusif dan dinamis.

“Kita tidak hanya berkumpul untuk silaturahmi, tetapi juga menyatukan visi berbagi gagasan dan menciptakan peluang Bersama demi kemajuan industri kita. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo berkomitmen untuk selalu bersama akan memperlancar, akan nggampangke dan terbuka untuk perizinan. Ini penting agar investor masuk di Kulonprogo bisa berdampak pada perekonomian sehingga dapat mengurangi angka pengangguran,” ujarnya.

Ambar Purwoko menegaskan, bahwa pariwisata Kulonprogo harus lebih meningkatkan sektor promosi wisata untuk mendongkrak branding pariwisata. Selain itu penambahan infrastruktur pada destinasi wisata perlu ditingkatkan untuk mendongkrak pariwisata. Even-even internasional akan diselenggarakan di Kulonprogo yakni Volly Pantai, Paralayang, Sepeda Tour Kulonprogo, YIA Run.

“Sektor aerotropolis dan smart city menjadi prioritas pada pemerintahan Agung Ambar agar terlaksana untuk kemajuan Kulonprogo. Fasilitas YIA yang menjadi tujuan internasional harus menjadi prioritas pembangunan agar bisa menambah laju pariwisata Kulonprogo,” pungkas Ambar Purwoko.

Hadir dalam agenda tersebut General Manager (GM) Yogyakarta International Airport Rully Artha, GM Morazen YIA David Priambodo, Tim Penggerak PKK Kulonprogo Nyonya Agung Setyawan dan Nyonya Ambar Purwoko, Ketua BPD PHRI DIY Dedy Pranowo, Kepala Dinas pariwisata Joko Mursito, GM Novotel-Ibis Novi Soesanto, GM Swiss Bell Hotel Deny. (*)