UNY Mendorong Kolaborasi, Inovasi dan SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045
Peringatan Dies ke-61 UNY
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA — Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menandai tonggak sejarah ke-61 dalam sebuah perayaan yang meriah dan penuh makna di Auditorium UNY, Rabu (21/5/2025).
Mengangkat tema “Sinergi Inovasi Menggapai Prestasi”, perayaan dies natalis kali ini tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi ruang reflektif yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam menghadapi tantangan abad ke-21 dan menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Acara dibuka dengan tarian tradisional “Wiyata Di Hanjayeng Bawana”, dan dihadiri para tamu yang mengenakan busana tradisional khas Yogyakarta—surjan bagi pria dan kebaya bagi wanita—menambah kekayaan budaya dalam atmosfer akademik.
Dr. Muhammad Hasan Chabibie, Staf Ahli Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, hadir mewakili Menteri Prof. Brian Yulianto, menekankan bahwa inovasi tidak akan bermakna tanpa ekosistem yang mendukung.
“Yang namanya inovasi pasti harus didukung dengan ekosistem yang hidup di dalamnya. Kalau tidak, khawatirnya hanya sekedar menjadi angan-angan tapi kemudian tidak terealisasi di lapangan,” ujarnya di depan ribuan civitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia juga menggugah kesadaran sivitas akademika untuk terus melakukan kolaborasi lintas sektor.
“Apakah laboratorium besar seperti Universitas Negeri Yogyakarta ini sudah dan sanggup serta akan terus-menerus memberikan kontribusi maksimal terhadap tantangan-tantangan riil yang dihadapi bangsa?” tanyanya retoris.
Dr. Chabibie turut membagikan kenangan pribadinya di UNY saat menghadiri Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Mahasiswa Elektro Indonesia pada 25 tahun lalu.
“Di forum itu saya terpilih sebagai ketua, dan itu menjadi salah satu titik awal perjalanan kepemimpinan saya,” kenangnya.
Sementara itu, Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, dalam laporannya mengangkat tema “Kreatif dan Inovatif Berkelanjutan”. Ia menyoroti perjuangan UNY hingga meraih status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) pada Oktober 2022.
“Tiga belas tahun kami menyandang predikat BLU, dan di tengah pandemi, kami tetap berkomitmen memenuhi semua syarat menjadi PTN BH,” jelasnya.
Fokus utama kepemimpinannya adalah peningkatan kualitas SDM. “Pada 2021, jumlah dosen bergelar doktor baru 36%. Kini alhamdulillah sudah mencapai 46%, melebihi batas minimum untuk PTN BH,” katanya.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Muhammad Irhas Effendi, Rektor UPN Yogyakarta dan Wakil Ketua Komisi Pengembangan Ekonomi Forum Rektor Indonesia, mengangkat pidato berjudul “Menyiapkan SDM Unggul Indonesia yang Inovatif dan Kolaboratif melalui Kampus Berdampak.”
“Perguruan tinggi harus menjadi suluh peradaban, menerangi jalan, menyatukan harapan, dan menjadi ruang bagi tumbuhnya perubahan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh hanya menjadi teks akademik, tapi harus hidup dalam tindakan nyata.
“Dengan ilmu kita menuju kemuliaan, dengan amal kita menuju kebajikan,” kutipnya dari Ki Hajar Dewantara.
Ia juga mengingatkan bahwa produktivitas pekerja Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga.
“Produktivitas kita hanya 23.900 dolar AS per kapita, hanya seperlima dari Singapura dan separuh dari Malaysia,” ungkapnya. Menurutnya, SDM unggul adalah kunci agar Indonesia mampu bersaing global. “SDM unggul itu yang berkarakter, inovatif, produktif, dan cinta tanah air,” ujarnya.
Tiga Pilar untuk Masa Depan
Ketiga pembicara menyiratkan peta jalan yang serupa: membangun SDM unggul, memperkuat kolaborasi, dan menciptakan ekosistem inovatif. Ketiganya merupakan syarat mutlak agar perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan lulusan akademik, tetapi juga pemimpin perubahan.
Dies Natalis UNY ke-61 bukan hanya tonggak usia, tetapi juga panggung gagasan strategis. Sebuah ajakan agar universitas hadir lebih nyata di tengah masyarakat—menjadi lokomotif perubahan sosial, ekonomi, dan budaya dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. (*)