Sekolah Tatap Muka Dimulai Awal Februari
KORANBERNAS.ID,SLEMAN -- Pembelajaran secara tatap muka (offline) untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Sleman rencananya dimulai awal Februari 2021. Siswa yang mengikuti sekolah tatap muka harus mendapatkan persetujuan dari orang tua.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Pemkab Sleman mengambil kebijakan menggelar sekolah tatap muka pada hari Senin 1 Februari 2021. Penerapannya sesuai dengan protokol kesehatan.
“Saat ini sekolah sudah diminta menyiapkan segala sarana dan prasarana penunjang pembelajaran tatap muka,” kata Sri Purnomo di sela-sela pantauan menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka, Selasa (5/1/2021).
Sri Purnomo didampingi Sekda Harda Kiswaya, Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Ery Widaryana dan Kepala Bappeda Kunto Riyadi memantau SD Cebongan Mlati, SD Margomulyo 1 Seyegan, SD Krapyak Godean, SMPN 1 Seyegan, SMP Muh 1 Minggir, SMPN 3 Godean dan SMPN 1 Godean.
Kebijakan sekolah tatap muka ini diterapkan untuk jenjang SD dan SMP, belum menyasar TK dan PAUD. “Pelaksanaannya serentak untuk SD dan SMP pada 1 Februari 2021,” kata dia.
Sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka, jika pihak wali murid belum menyetujui maka sekolah harus tetap memberikan layanan pendidikan secara online. “Berapa pun yang membutuhkan layanan online harus dilayani, tidak boleh ditinggal,” tegasnya.
Sekolah tatap muka nantinya akan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Skemanya adalah penerapan Cita Mas Jajar (cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan jaga jarak) yang merupakan kunci untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Contoh teknisnya, tempat duduk siswa dibuat berjarak, siswa wajib mengenakan masker dan mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk ruang kelas.
Sri Purnomo menyampaikan seluruh sekolah yang ditinjau sudah siap memenuhi protokol kesehatan dan mekanisme yang ditentukan. “Sekolah tatap muka tidak dilaksanakan di seluruh sekolah di Kabupaten Sleman, namun hanya sekolah yang sudah benar-benar siap dan menerapkan prokes,” katanya.
Sekolah tatap muka juga akan diselenggarakan dengan kehadiran siswa di kelas sebanyak 50 persen dan tiap siswa diberikan proses belajar di sekolah selama dua jam.
Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana mengatakan, sudah banyak orang tua memberikan persetujuan penyelenggaraan sekolah tatap muka.
“Kami sudah melakukan persiapan sejak November lalu, termasuk meminta persetujuan orang tua. Sekolah juga sudah membuat skenario pembelajaran tatap muka, mulai dari kedatangan siswa sampai pulang," kata Ery.
Namun demikian, wali murid masih berhak membatalkan persetujuan apabila pertimbangannya eksalasi kasus Covid-19. Ery menegaskan, pembelajaran pada bulan Februari dilakukan dengan sangat terbatas dan hati-hati. Tiap kurun waktu tertentu akan dilaksanakan evaluasi.
“Kami akan menginventarisasi sekolah mana saja yang siap membuka pembelajaran tatap muka, serta berkoordinasi dengan Satgas Covid-19,” tambahnya.
Pada tahap awal, pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan secara full melainkan dengan sistem shift. Pengaturan jadwal masuk pun sepenuhnya wewenang sekolah. (*)