Dojo Daihatsu SMK Musaba Diresmikan
Dojo dilengkapi peralatan modern yang disesuaikan dengan lingkungan industri atau dunia usaha.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Satu lagi fasilitas penunjang pembelajaran diresmikan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba) yakni tempat pelatihan (Dojo) Daihatsu Development Center, Sabtu (9/3/2024).
Peresmian dilakukan oleh Dr Kasiyarno dari Majelis Pendidikan Dasar Menengah PP Muhammadiyah bersama Dr Sulistio Mukti Cahyono, Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi, Kepala SMK Musaba Harimawan SPd T, Ketua Komite SMK Musaba H Sebani MA serta Kepala Balai Dikmen Kabupaten Bantul, Ismunardi MPd.
Dilakukan pula penandatanganan kerja sama sekolah dampingan Daihatsu dalam program Pintar Bersama Daihatsu (PBD) yakni 28 SMK di DIY dan 7 SMK dari wilayah Jawa Tengah.
"Hari ini sekolah kami mendapat bantuan tempat pelatihan atau Dojo untuk menambah fasilitas pembelajaran dan praktik bagi siswa," kata Harimawan.
Kepala SMK Musaba, Harimawan. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Dojo dilengkapi peralatan modern yang disesuaikan dengan lingkungan industri atau dunia usaha. "Apa yang didapatkan siswa dalam pelatihan dan praktik ini akan sesuai dengan Dunia Industri Dunia Usaha. Atau terciptanya link and match antara dunia pendidikan dengan DUDI," tambahnya.
Di dalam Dojo, sebagaimana yang disaksikan koranbernas.id saat berkeliling usai peresmian, memang didesain sebagai tempat pelatihan untuk industri khususnya otomotif.
Di tempat tersebut siswa dilatih tentang SOP bekerja secara aman termasuk taat menggunakan peralatan dan taat pada alur kerja yang dibuat serta tepat waktu.
Ada empat bagian dari Dojo Daihatsu yakni Dojo Welding (pengelasan) untuk teknik dasar pengelasan serta beragam peralatan dan material yang digunakan di industri.
Fasilitas Dojo Daihatsu Development Center di SMK Musaba. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Lalu Dojo Assembling (perakitan). Sedangkan Dojo Safety yakni tempat pelatihan dan pembelajaran terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Dojo Behavior yakni melatih dasar budaya industri dan fokus pada pengembangan karakter.
"Dengan bekal pembelajaran dan pelatihan serta praktik, maka lulusan SMK Musaba kami harapkan memiliki kualitas siap terjun ke dunia kerja," tandasnya.
Kasiyarno mengatakan mengelola SMK selain kepala sekolah sebagai penentu, juga perlu arah yang jelas terkait tujuan SMK. Di antaranya adalah bagaimana mendidik peserta didiknya siap kerja.
"Kalau arahnya tidak jelas maka akan mempengaruhi kualitas lulusan. Jadi visinya harus jelas dan arahnya jelas. Tentu ini tidak mudah untuk mencapainya. Maka perlu networking terutama ke Dunia Usaha Dunia Industri seperti yang saat ini dilakukan oleh SMK Musaba," katanya. (*)