Transfer Uang dari Italia, Seorang Wanita Minta Tolong Dibelikan Sembako untuk Dibagikan

Transfer Uang dari Italia, Seorang Wanita Minta Tolong Dibelikan Sembako untuk Dibagikan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Merebaknya virus Corona atau Covid-19 di satu sisi menumbuhkan ketakutan karena banyak sekali jatuh korban. Di disi lain tumbuh solidaritas sosial. Banyak orang berbagi rezeki diberikan kepada warga yang kehilangan mata pencaharian.

Bantuan pun wujudnya beragam mulai dari sembako hingga makanan dalam boks, alat pelindung diri (APD) untuk tenaga dokter, perawat, pemulasara jenazah, sopir dan kru ambulans  pembawa jenazah korban Covid 19 serta pekerja lain yang memang memerlukan. Pengumpulan dana juga dilakukan stasiun televisi bahkan dalam waktu singkat menghasilkan miliaran rupiah.

Namun, ada cerita menarik dari solidaritas sosial yang satu ini. Bukan jumlahnya besar tetapi justru relatif kecil. Hamba Allah, begitu dia minta disebut untuk menyamarkan identitasnya, terketuk hatinya membantu meringankan penderitaan sesama.

Melalui kakak iparnya, Tini Harno, seorang wanita yang sudah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Italia transfer uang  minta tolong dibelanjakan sembako dan dibagikan kepada bekas tetangganya yang membutuhkan.

Saat remaja, wanita itu dulu memang pernah tinggal di RW 08 Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Dari kiriman uang itu  terbeli sembako sejumlah 45 paket dan langsung dibagikan, Pada Kamis (16/4/2020).

Menurut Tini Harno, awalnya 30 paket sembako. Dirasa kurang, adik iparnya transfer lagi untuk 15 orang. Selain itu, juga membagikan 300 masker kain kepada penerima paket sembako, petugas parkir maupun tukang becak yang tidak memakai masker.

Ketika koranbernas.id meminta alamat pemberi bantuan itu di Italia melalui Tini, adik iparnya itu menolak. "Nggak usah disebutkan nama dan alamat saya, yang penting saya ikhlas," kata Tini menirukan jawaban adiknya.

Apa saja wujudnya, menurut salah seorang penerima, bantuan itu sangat pantas.

Bukan pertama

Kiriman sembako ini bukan pertama kali. Sebelumnya dia pernah mengirim melalui temannya di Jakarta untuk dibagi di sana. Berapa jumlahnya, Tini tidak mengetahui. Adik iparnya berharap, sekecil apapun yang dia lakukan bisa bermanfaat.

Wanita lulusan SMA di Yogyakarta itu kini tinggal di Italia bersama suami dan anak perempuan semata wayangnya. Ariyana, nama anaknya itu, sudah remaja dan duduk di bangku sekolah setingkat SMA.

"Adik saya buka usaha pizza. Di sana resto tetap boleh buka. Sama dengan di Indonesia, tidak boleh makan di tempat," kata Tini. Jadi harus take away.

Karena jarak yang sangat jauh dan biaya yang terlalu mahal, keluarga itu jarang pulang ke Yogyakarta. Beberapa tahun lalu ketika ibunya meninggal dunia, sebagai anak yang berbakti pada orang tua, dia pulang sekeluarga. Sesudah itu pernah sekali lagi pulang.

Selama ini komunikasi berjalan lancar, setiap hari selalu berkabar lewat WA. Apalagi setelah dunia gonjang-ganjing oleh Covid-19. Korban Corona di negara Italia sangat banyak. "Alhamdulillah adik saya sekeluarga sehat semua," kata Tini.

Menirukan cerita adiknya, banyak korban Covid-19 di Italia karena sebagian orang tua di sana ngeyel. Mereka terlalu pede, awalnya menganggap remeh. Setelah banyak jatuh korban, baru terperangah.

Tini dan Harno bersyukur, adiknya bukan orang kaya. Tetapi punya kepedulian sosial terhadap negaranya yang dilanda bencana, khususnya kepada bekas tetangganya di Yogyakarta saat dia masih remaja sebelum  pindah ke luar negeri. (sol)