Niat Menabung Warga Melejit, Tapi Kepercayaan Konsumen Masih Stagnan, Apa Penyebabnya?

Niat masyarakat untuk menabung melonjak signifikan berkat berbagai stimulus pemerintah. Namun di sisi lain, tingkat kepercayaan konsumen secara umum masih cenderung stagnan, tertahan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dan tantangan di sektor lapangan kerja

Niat Menabung Warga Melejit, Tapi Kepercayaan Konsumen Masih Stagnan, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi. (meta AI)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA--Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merilis data ekonomi konsumen terbaru yang menunjukkan sebuah gambaran kontras pada bulan Juni 2025. Di satu sisi, niat masyarakat untuk menabung melonjak signifikan berkat berbagai stimulus pemerintah. Namun di sisi lain, tingkat kepercayaan konsumen secara umum masih cenderung stagnan, tertahan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dan tantangan di sektor lapangan kerja.

Dalam laporan yang dirilis di Jakarta, Selasa (1/7/2025), fenomena ini memberikan potret kondisi riil rumah tangga di Indonesia yang berada di tengah optimisme dan kewaspadaan.

Semangat Menabung 

Kabar baik datang dari Indeks Menabung Konsumen (IMK) yang pada Juni 2025 tercatat menguat tajam sebesar 4,8 poin ke level 83,8. Penguatan ini didorong oleh membaiknya Indeks Intensitas Menabung (naik 7,2 poin) dan Indeks Waktu Menabung (naik 2,4 poin).

Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, menjelaskan bahwa peningkatan ini sejalan dengan berbagai stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah.

“Perkembangan ini mencerminkan rencana dan intensitas menabung yang cenderung membaik, sejalan dengan pemberian stimulus ekonomi seperti diskon tarif transportasi selama libur sekolah, bansos, dan subsidi upah, yang membantu daya beli rumah tangga dalam jangka pendek,” ujar Seto.

Peningkatan terbesar terlihat pada kelompok rumah tangga berpendapatan rendah (hingga Rp1,5 juta/bulan) yang indeksnya naik hingga 14,7 poin, membuktikan bahwa bantuan sosial efektif mendorong kemampuan menabung mereka.

Kepercayaan Konsumen Tertahan Harga Pangan dan Iklim

Berbeda dengan semangat menabung, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Juni 2025 tercatat sedikit melemah 0,3 poin ke level 99,4. Angka di bawah 100 ini mengindikasikan bahwa konsumen secara umum masih bersikap pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini, meskipun stabil.

Menurut LPS, ada beberapa faktor utama yang menahan laju optimisme konsumen, di antaranya:

  • Kenaikan harga sembako yang masih menjadi kekhawatiran utama.
  • Serapan lapangan kerja yang cenderung melandai.
  • Harga pupuk yang relatif masih tinggi dan anomali iklim yang mempengaruhi hasil panen, terutama tanaman hortikultura.

Meski demikian, penyaluran bantuan sosial (bansos) dan perbaikan infrastruktur dinilai berhasil menahan IKK agar tidak turun lebih dalam.

Menariknya, meskipun persepsi terhadap kondisi saat ini masih pesimis, ekspektasi konsumen terhadap masa depan tetap berada di zona optimis (Indeks Ekspektasi di level 114,1). Ini artinya, masyarakat Indonesia memiliki harapan bahwa kondisi ekonomi dan pendapatan mereka akan membaik dalam enam bulan mendatang, sekalipun mereka masih berhati-hati dengan situasi saat ini. (*)