Hidup untuk Musik, ISI Yogyakarta Anugerahi Romo Prier Gelar Doktor Honoris Causa

Hidup untuk Musik, ISI Yogyakarta Anugerahi Romo Prier Gelar Doktor Honoris Causa
Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Karl-Edmund Prier SJ dan Gunnar Spellmeyer dari ISI Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Dianggap sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam bidang keilmuan musik khususnya musik liturgi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa (HC) kepada Karl-Edmund Prier SJ. Untuk bidang keilmuan desain, gelar serupa diberikan kepada Profesor Gunnar Spellmeyer.

Penganugerahan gelar Doktor HC kepada dua orang ilmuwan yang sama-sama berasal dari Jerman itu berlangsung pada Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta, Kamis (11/5/2023), di Concert Hall ISI Yogyakarta Jalan Parangtritis Sewon Bantul.

Bagi ISI Yogyakarta, Romo Prier berjasa bagi pendirian dan pengembangan Jurusan Musik. Di kampus itu, dia mengajar selama 33 tahun (1971-2024) pada mata kuliah Sejarah Musik, Tinjauan Repertoar Musik, Ilmu Bentuk Musik dan Kontrapung.

“Beliau telah mengajar di Jurusan Musik sejak jurusan ini berdiri di Akademi Musik Indonesia (AMI) hingga menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI),” ungkap Rektor ISI Prof Dr Timbul Raharjo M Hum, Rektor ISI Yogyakarta.

Sedangkan Prof Gunnar Spellmeyer yang juga berasal dari Jerman ini dinilai berjasa menginisiasi kerja sama dengan ISI Yogyakarta dan University of Applied Sciences and Arts Hannove dengan menyelenggarakan workshop tahunan yang telah berlangsung sembilan tahun hingga hingga saat ini.

“Gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yang diberikan kepada dua tokoh tersebut berdasarkan tingkat kepakaran dan pengabdian mereka di bidang musik dan desain,” kata rektor.

Prof Triyono Bramantyo Ph D selaku promotor menyampaikan sejumlah alasan pemberian gelar Doktor HC kepada Karl-Edmund Prier SJ.

Salah satunya, dia telah menyumbangkan ilmu pengetahuan termasuk menanamkan teknik musik kepada mahasiswa Jurusan Musik maupun Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta yang saat ini para lulusannya tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, dari Romo Prier juga berjasa melahirkan aransemen lagu-lagu daerah di Indonesia. Berkat ketekunan, ketangguhan, teos dan spirit-nya, Prof Triyono menyebut pengajar Pusat Musik Liturti (PML) Yogyakarta itu sebagai ahli musik sekaligus guru besar sejati yang layak memperoleh penghargaan. “Matur sembah nuwun Romo Prier,” ujarnya memberikan apresiasi.

Prof M Dwi Maryanto MFA P hD selaku promotor menyampaikan beberapa alasan kenapa Prof Gunnar Spellmeyer layak dan pantas memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari ISI Yogyakarta.

“Sumbangan konseptual beliau di bidang desain sangat signifikan, maka layak dan pantas menerima gelar Doktor Honoris Causa dari ISI Yogyakarta,” ujar Dwi Maryanto.

Disebutkan, profesor di bidang Industrial Design Process and Presentation di University of Applied Sciences and Arts Hannover Jerman itu telah menggalang kerja sama akademik dengan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.

“Melalui workshop tahunan, beliau menularkan berbagai pemikiran dan pengetahuan mengenai desain secara spesisik yang dapat diterapkan di mana saja di dunia sekarang ini,” ujarnya.

Karl-Edmund Prier SJ menyampaikan pidato ilmiah. (istimewa)

Gamelan mengalun

Tidak seperti biasanya, tatkala menyampaikan pidato ilmiah berjudul Hidup untuk Musik, Romo Prier sengaja duduk. Di depannya terdapat meja kaca. Mengenakan setelan jas hitam, dasi serta topi, lelaki kelahiran Jerman tahun 1937 ini pun langsung meminta maaf.

“Saya minta maaf karena ada masalah dengan kaki, sedang proses disembuhkan. Kedua, minta maaf pakai topi karena ada luka pada kepala, sekarang masih ada lubang di sini,” ujarnya mengawali pidato ilmiahnya.

Menariknya, gamelan yang dimainkan oleh para mahasiswa kampus seni itu terus mengalun mengiringi prosesi penyampaian pidato ilmiah.

Menurut Romor Prier, sebenarnya judul Hidup untuk Musik memiliki dua arti. Pertama, mendorong orang-orang di daerah-daerah misi dapat hidup untuk musik. Kedua, menggali potensi kekayaan musik daerah di Indonesia.

“Hidup untuk Musik supaya masyarakat Indonesia hidup dari kekayaan di dalam negeri. Itulah yang terjadi, karena memang ada potensi besar namun belum digali,” kata Romo Prier yang bekerja di Indonesia sejak 1964 sampai sekarang.

Gunnar Spellmeyer. (istimewa)

Dalam kesempatan itu, Prof Gunnar Spellmeyer saat menyampaikan pidato ilmiahnya berjudul Reinforcing Creativity-Handling The Age of Chaos antara lain menjelaskan kondisi dunia saat ini sedang dalam kekacauan.

Menurut dia, situasi dunia saat ini dengan adanya perang dan krisis iklim dikhawatirkan bisa menjerumuskan pada kekacauan yang sifatnya merusak. “Ïnilah kenyataan yang harus kita hadapi,” ungkapnya.

Rangkaian acara dan prosesi Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Karl-Edmund Prier SJ dan Gunnar Spellmeyer dimeriahkan pentas tari, gamelan serta konser musik. (*)