Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Populer bagi Pemilih di DIY

Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Populer bagi Pemilih di DIY

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kontestasi politik 2024 sudah di depan mata. Sejumlah nama tokoh nasional pun mengemuka untuk memimpin Indonesia menggantikan Joko Widodo (Jokowi) usai sepuluh tahun menjadi presiden.

Nama-nama seperti Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menjadi sosok yang populer bagi calon pemilih di DIY.

Dari hasil penelitian Kolasse di 50 kelurahan yang tersebar di lima kabupaten/kota di DIY, kedua nama tersebut berada pada peringkat atas calon pemimin Indonesia bersama mantan Panglima TNI, Andika Perkasa.

"Ganjar menjadi tokoh paling disukai masyarakat DIY, disusul Ridwan Kamil, Andika Perkasa, Sandiaga Uno dan Muhaimin Iskandar,” kata Satria Aji Imawan, COO Kolasse yang juga Dosen Administrasi Publik Undip, melalui keterangan tertulis hasil penelitian lewat Zoom, Kamis (29/12/2022).

Nama Ganjar unggul dalam pertanyaan yang menyertakan nama sepuluh calon presiden dan perandaian apabila pemilu dilakukan saat ini.

Elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 57,7 persen, unggul atas Prabowo Subianto (14,7 persen). Disusul Anies Baswedan (7,5 persen), Ridwan Kamil (4,1 persen) dan Andika Perkasa (2,6 persen).

Bila Ganjar lebih dijagokan sebagai presiden, nama Ridwan Kamil muncul sebagai yang teratas (9,4 persen) sebagai sosok yang paling diharapkan masyarakat DIY untuk menjadi wakil presiden. Disusul Sandiaga Uno (7,4 persen), Prabowo Subianto (4,3 persen) dan Erick Thohir (3,4 persen).

Menurut Aji, meskipun tidak memiliki jumlah pemilih yang besar jika dibandingkan daerah lain, DIY memiliki peran signifikan bagi pemilu. Karenanya praktik sosial politik di DIY kerap menjadi acuan bagi tindak nasional.

Provinsi ini juga banyak melahirkan tokoh nasional yang memiliki pengaruh besar pada kebijakan di tingkat pusat. Tak hanya itu, populasi penduduk generasi muda atau yang masuk kelompok Generasi Milenial dan Gen Z di DIY juga banyak, 46,18 persen berdasar hasil Sensus Penduduk 2020.

Dari hasil penelitian Kolasse pada 484 responden yang didasarkan pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 dengan proporsi gender berimbang, margin of error ± 4,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen, pemilih di DIY memiliki harapan besar pada tiga nama tersebut.

Pengambilan data penelitian dilakukan 8 - 18 Desember 2022 melalui wawancara secara tatap muka. Responden dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling yang berasal dari kelompok usia 17 - 25 tahun sebanyak 24,4 persen, 26 - 41 tahun 37,2 persen dan 42 - 57 tahun adalah 38,4 persen.

Pertimbangan terbesar masyarakat dalam memilih capres pada pemilu mendatang adalah rekam jejak pekerjaan (37,1 persen). Selain itu popularitas (14,5 persen), dan anggapan bahwa tokoh terkait adalah sosok pembaharu (7 persen).

"Dalam hal elektabilitas tokoh nasional, responden menyebut nama Ganjar sebagai tokoh paling diharapkan menjadi presiden pada masa mendatang," jelasnya.

UMP DIY tak cukup

Selain Pemilu, Kolasse dalam penelitiannya juga menyampaikan isu Upah Minimum Propinsi (UMP) DIY. Dalam penelitian didapatkan pula 65,9 persen masyarakat DIY menyebut UMP DIY tahun depan sebesar Rp 1,98 juta tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"UMP DIY tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pendapatan minimum ideal di provinsi itu harus sebesar Rp 1,98 – Rp 2,51 juta (44,9 persen) dan Rp 2,52 – Rp 3,01 juta (41 persen)," jelasnya.

Kolasse juga melakukan penelitian terkait kinerja pemda DIY di mana 85,2 persen warga merasa puas. Dalam isu politik uang, sebesar 68,8 persen masyarakat pesimis praktik itu akan hilang di Indonesia, 25,8 persen responden mengatakan akan menerima dan memilih kandidat yang diminta apabila menerima uang.

“Calon pemimpin mendatang harus mampu melakukan formulasi program yang kongkret bagi generasi muda, masyarakat DIY, dan tantangan ekonomi. Kebijakan seperti penentuan UMP yang kontekstual, pemberian jaminan keamanan bagi masyarakat kurang mampu, serta program-program dan intensif untuk menggenjot ekonomi kreatif harus mampu dijawab oleh calon yang serius ingin mendapat atensi dari masyarakat DIY,” kata dia. (*)