Selesai Dibangun, Jembatan Pandansimo Baru Terpanjang di DIY

Panjang jembatan 2,4 kilometer dan menelan biaya Rp 863,7 miliar.

Selesai Dibangun, Jembatan Pandansimo Baru Terpanjang di DIY
Jembatan Pandansimo Baru yang telah selesai dibangun. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah - DIY melaksanakan pembangunan jembatan Pandansimo Baru.

"Saat ini pembangunan sudah selesai 100 persen dan sedang menunggu uji kelayakan sebelum dibuka untuk umum," ungkap. Vederieq Yahya, pengawas proyek, saat menerima kunjungan Komisi C DPRD DIY dipimpin Nur Subiyantoro ke lokasi jembatan, Senin (30/6/2025).

Menurut dia, pembukaan jembatan masih menunggu uji kelayakan dari pemerintah pusat. "Saat ini kita sudah bersurat ke sana terkait hal tersebut," kata Vederieq.

Jembatan ini menghubungkan jalur Pansela (Jalur Pantai Selatan) antara Poncosari Kabupaten Bantul  (Poncosari) dan Congot Ngremang Kabupaten Kulonprogo, yang sebelumnya terpisah oleh Sungai Progo.

Ikon Yogyakarta

Jembatan Pandansimo  memiliki desain yang unik dan mengusung budaya lokal berupa gunungan dan akan menjadi ikon baru di Yogyakarta. Jembatan ini juga dilengkapi dengan fasilitas jalur pedestrian dan anjungan wisata.

Panjang jembatan 2,4 kilometer dan menelan biaya Rp 863,7 miliar. Ini adalah jembatan terpanjang di DIY yang mampu memangkas waktu tempuh dari sebelumnya 30 menit menjadi 20  menit.

Lalu, membuka akses ke lahan pertanian 2.164 hektar dan mendukung  9.143 kuintal sayur dan buah-buahan di Galur serta 13.3 ton perikanan di wilayah Srandakan dan Sanden Bantul.

"Yang membedakan jembatan ini dengan jembatan yang lain adalah kami menggunakan beberapa teknologi terbaru," katanya.

Energi gempa

Di antaranya penggunaan CSP (Corrugated Steel Plate) membuat struktur yang ringan namun kuat cepat dalam pemasangan sehingga lebih efektif dan efisien dari segi biaya.

Kemudian, Teknologi LRB (Lead Rubber Bearing)  yang  dapat menyerap energi gempa dan mengurangi gaya yang diteruskan oleh struktur jembatan, sehingga dapat mengurangi deformasi dan risiko kegagalan struktural serta memperpanjang umur struktur.

LRB menjadi solusi efektif untuk digunakan di daerah rawan gempa dan likuifaksi seperti di lokasi jembatan Pandansimo Baru ini.

Ada juga  penggunaan MSE Wall (Mechanically  Stabilized Earth Wall)  sebagai dinding penahan tanah pada area jalan pendekat sebagai upaya mengatasi adanya keterbatasan lahan.

Tekanan tanah

Serta teknologi terakhir adalah Mortar busa yang bermanfaat sebagai material fungsi jaringan untuk mengurangi tugas struktur dan konstruksi, mengurangi tekanan tanah dan dapat menyerap energi getaran sehingga cocok untuk daerah rawan gempa.

Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Koeswanto, berharap jembatan penghubung antara Kulonprogo dan Kabupaten Bantul ini bisa segera dibuka karena pembangunannya telah selesai 100 persen. Ini sekaligus membuka akses Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY.

"Warga juga harus bisa merawat jembatan. Dan jembatan ini diharapkan akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat," katanya.

Anggota Komisi C DPRD DIY, Suwardi, mengatakan pembangunan jembatan adalah salah satu bentuk pemerataan pembangunan yang ada di wilayah DIY. "Ketika nanti jembatan ini sudah difungsikan tentu kami sangat berharap jembatan akan dimanfaatkan di antaranya  untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat," kata wakil rakyat dari Dapil Bantul tersebut. (*)