Gadis Penyuka Futsal Ini Wakili DIY di Miss Youth 2019
KORANBERNAS.ID -- Divandra Nathania Putri Supangat, Remaja perempuan berusia 17 tahun ini mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Miss Youth 2019. Diva panggilan akrab gadis yang penghobi olahraga ini berhasil mengalahkan puluhan peserta yang mengikuti ajang pencarian bakat melalui Ikatan Pemuda Prestasi Indonesia (IPPI).
Diva berhasil membuktikan essay tentang kampanye lingkungan hidup yang dia tulis membawanya memenangkan babak penyisihan tingkat provinsi Miss Youth 2019. Menurutnya memberikan edukasi, terutama kepada orang terdekat dahulu tentang efek negatif penggunaan kantong plastik dan sedotan plastik Ia rasa cukup efektif.
"Yang paling penting adalah kita memulai dari hal-hal kecil dari diri kita sendiri dulu, berhenti membeli minuman dalam kemasan dan membawa tumbler sendiri, hal ini mungkin terlihat sepele, namun yang sepele ini memberikan dampak besar bagi lingkungan di masa mendatang," paparnya.
"Merubah mindset kita yang sudah terlanjur terbiasa membudayakan gaya hidup tak ramah terhadap lingkungan memang sangat susah, akan tetapi untuk hal baik saya rasa perlu dilakukan," lanjut Mahasiswi akuntansi STIE YKPN, Yogyakarta ini.
"Perlahan-lahan memberikan pengertian kepada sahabat terdekat menjadi kebanggaan tersendiri, apalagi jika teman sudah mulai bertanya-tanya tentang bahaya menggunakan sedotan plastik, kemudian mulai bertanya dimana membeli sedotan stainless dan sebagainya. Hal itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya," terangnya.
Sebenarnya Diva memiliki passion yang lebih terhadap olahraga, terutama futsal dan bulutangkis. Namun mengikuti ajang pencarian bakat seperti Miss Youth seperti ini ini bukan hal baru baginya. Diva tercatat beberapa kali menorehkan prestasi di bidang modelling. Antara lain juara satu Fashion Show Megazip 2017, Model berbakat Jogja Fashion Parade 2018, Top Five Miss Global Indonesia untuk DIY, serta Runner up Indonesia Model Hunt 2019.
Walaupun demikian, kegemarannya terhadap olahraga terutama futsal tidak serta merta hilang. Seminggu atau dua minggu sekali Diva masih menyempatkan diri untuk melakukan hobinya ini. Selain berolah raga dan menggeluti dunia modelling, Diva juga piawai memainkan beberapa alat musik, antara lain gitar dan keyboard.
Menurut Ibunya, Retno Sukesi, bakat seni dan olahraga yang miliki oleh putri sulungnya ini turun dari sang Ayah Matius Budi Supangat. Sementara Retno lebih tertarik pada tarian tradisional daripada olahraga.
Selanjutnya pada 23-26 Oktober 2019, Diva bersama seluruh perwakilan masing-masing provinsi di Indonesia akan menjalani karantina di Bandung, Jawa Barat. Pemenang yang akan dipilih pada malam Grand Final diakhir karantina akan mewakili Indonesia masuk ke ajang Internasional di Myanmar.
Waktu yang serba mendesak bagi Retno untuk menyiapkan putrinya, Berbagai syarat dia siapkan secara mandiri. Menurutnya, pelaksanaan seperti ini idealnya dikerjakan oleh team. Mengingat banyak persyaratan yang harus disiapkan oleh peserta. Di lain hal lanjut Retno, Pemerintah daerah sebaiknya memberikan support. Apalagi dalam hal ini Diva mewakili DIY.
"Ini bukan menyangkut Diva seorang sih, karena dimasa mendatang pasti akan ada Diva-diva lain yang akan tampil berprestasi mewakili Yogyakarta. apalagi jogja kan gudangnya pelajar-pelajar pinter," paparnya kepada koranbernas.id di kediamannya, Sabtu (20/10/2019) siang.
Upaya mencari dukungan kepada instansi terkait ternyata sudah dilakukan oleh keluarga Diva. Retno tak hanya sekali menghubungi Dinas pemberdayaan perempuan, namun belum mendapatkan jawaban yang pas untuk mendukung prestasi putrinya.
Mendapat jawaban yang tidak memuaskan memberikan ide kepada Keluarga untuk menghubungi Instansi yang lain. Karena essay yang dibuat Diva mengenai Lingkungan maka Retno mencoba menghubungi Intansi yang berhubungan dengan lingkungan.
Namun, lagi-lagi tidak ada satupun nomor telepon yang tertera bisa dihubungi. Hal ini membuat Retno berinisiatif untuk mengirim email ke Instansi terkait. Jangankan balasan yang diharapkan, semua kiriman email tidak bisa disampaikan ke alamat email yang tercantum.
"Saya dapat nomor telpon dari web-nya, tapi kayak gak aktif gitu nomer telponnya, sayahubungi berkali-kali gak bisa. trus mencoba email tapi selalu error dan di-email balik ke saya," aku Retno.
"Karena waktu yang mepet, ya udahlah. lain kali mungkin akan saya coba follow up lagi. saat ini fokus ke persiapan karantina diva dulu," imbuhnya.
Beruntung Diva yang pernah beberapa kali mengikuti ajang fashion show menciptakan jejaring yang kuat dikalangan desainer di Jogja dan sekitarnya. Bayu Kuntani misalnya, Desainer kenamaan yang biasa menangani Miss Bantul ini dengan suka rela akan membuatkan beberapa setelan batik buat Diva.
Tak hanya Bayu, Perancang gaun yang akan digunakan Diva pada masa-masa karantina besok. Ada juga Wisnu Prayuda desainer fashion asal Magetan ini dengan sukarela membuatkan National Kustom buat Diva. Selain nama tersebut, Fotografer Agung juga bersedia memberikan dukungan pada beberapakali sesi pemotretan Diva.
"Dukungan seperti ini membuat saya terharu, apalagi Diva bukan siapa-siapa bagi mereka. tak terkira rasa terimaksih saya buat mereka semua yang telah memberikan dukungan kepada anak saya, semoga karya-karya terbaik mereka bisa menyemangati anak kami" pungkas Retno. (yve)