Puluhan Seniman Mengekspresikan Harapan dalam Pameran

Puluhan Seniman Mengekspresikan Harapan dalam Pameran

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA--Menurunnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat geliat baru bagi masyarakat. Kota yang selalu ramai dengan kunjungan wisatawan ini, secara bertahap mulai membuka diri. Seiring ujicoba beberapa kawasan pariwisata rekomendasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Budaya juga mulai perlahan menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya di beberapa tempat.

Sebuah pameran seni rupa 75 seniman, digelar secara terbatas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Jogja National Museum dari 1 Oktober hingga 3 Oktober 2021. Pameran bertajuk “Gangsar” ini merupakan bagian dari sebuah hajatan besar Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021.

“Sejatinya, penyelenggaraan FKY tahun ini lebih banyak dilaksanakan secara daring. Hanya beberapa penyelenggaraan kecil dilaksanakan secara terbatas dan luring,” kata Yetti Martanti, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, saat ditemui usai pembukaan pameran Gangsar di Jogja National Museum, Sabtu (2/10/2021).

Tidak hanya pameran, tema Gangsar juga merupakan sebuah doa dan harapan para seniman dan warga Yogyakarta, agar dilancarkan tanpa kendala dalam menghadapi kehidupan bersama pandemi. Pameran ini juga menjadi penyemangat bagi seluruh pelaku seni dan budaya dalam berkarya.

“Karena saat ini ternyata berkarya tidak hanya terbatas ruang, ada ranah virtual yang dapat diekplorasi tanpa batas. Ruang virtual yang juga bisa digunakan untuk menuangkan karya dalam berekspresi,” imbuh Yetti.

Karya-karya ini, Yetti melanjutkan, juga dipublikasikan melalui platform digital Festival Kebudayaan Yogyakarta. Sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Hal ini pula harus disikapi secara kreatif oleh para pelaku seni dan budaya agar memahami peluang antar ruang yaitu ruang virtual.

“Karena pameran luring hanya bisa dinikmati oleh tamu undangan khusus, masyarakat umum dapat tetap menikmati FKY 2021 melalui www.fky.id, ini merupakan sebuah langkah yang harus kita lakukan agar tetap waspada dan menjaga semua tetap sehat,” imbuhnya.

Sementara, pelukis Nasirun mengaku senang dengan dilaksanakannya pameran seni rupa Gangsar ini secara luring. Seniman gaek ini melanjutkan, bahwa kultur di Jogja ini adalah kultur berbagi. Dalam sebuah pertemuan pun bisa menjadi ranah untuk berbagi, tidak hanya materi, tapi berbagi informasi dan pengalaman budaya pun bisa terjadi.

“Hal pertemuan ini sudah terpotong pandemi selama dua tahun. Pemeran ini merupakan awal yang baik, tapi jangan sampai euphoria, kita harus tetap waspada karena pandemi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia,” lanjutnya.

“Mungkin dari pameran ini akan muncul sebuah generasi yang menarik. Dengan pandemi ini mungkin bisa ada loncatan karya yang harapannya bisa seirama dengan kenormalan baru karena tantangan saat ini dan ke depan begitu berat,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Nasirun melanjutkan, pandemi pun saya rasa dirindukan oleh sebagian kecil manusia, terutama seniman. Karena dalam suasana yang senyap pun ilham bisa dicapai dari orang-orang yang sangat kontemplatif untuk mendapatkan personality dan karyanya itu berkarakter.

“Dalam 100 tahun pandemi ini mungkin akan melahirkan sebuah generasi baru yang diseleksi oleh alam. Bukan hanya kurator, alam juga ikut menyeleksi,” tandasnya. (*)