Gegap Gempita Budaya Pasundan - Mataram di Gedung Sate
KORANBERNAS.ID, BANDUNG -- Jalinan silaturahmi budaya antara Provinsi Jawa Barat dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin erat sejak dua provinsi tersebut membangun narasi rasa kebangsaan yang sama. Setelah Rabu (1/12/2021) pekan lalu kedua Gubernur menandatangani naskah kerja sama pengembangan kebudayaan di depan Candi Prambanan, Selasa (7/12/2021) malam berlangsung pentas Gegap Gempita Budaya di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung.
Gelar budaya antara lain dimeriahkan dengan penampilan Bedhaya Sapta karya almarhum Sri Sultan HB IX. Tarian ini diciptakan bersumber dari Babad Pasundan.
Gubernur DIY Sultan HB X di depan Gubernur Jawa Barat dan para tamu mengungkapkan, jalinan kekerabatan antara Keraton Yogyakarta dengan Tanah Pasundan, yang merupakan tlatah Kerajaan Pajajaran.
Menurut HB X, zaman Sultan HB I membangun Keraton Yogyakarta tahun 1755, antara lain menanam beringin kurung di Alun-alun Utara Yogyakarta. Beringin kurung di sebelah timur dinamai Kyai Danundara bibitnya diambil dari Tanah Pasundan. Sedangkan beringin kurung di sebelah barat dinamai Kyai Dewandaru bibitnya berasal dari tlatah Majapahit.
"Penanaman dua beringin kurung itu bermakna sangat dalam. Apalagi, kalau kita masuk ke dalam lorong sejarah masa lalu. Karena itulah, kerja sama kebudayaan antara dua provinsi memiliki harapan besar bagi kelangsungan kebudayaan dua daerah sebagai kelanjutan sejarah Pajajaran dan Majapahit, " ujar Sultan.
Ia berharap, kerja sama ini dapat diperluas dengan kerja sama dua masyarakat dari dua provinsi.
Selain Bedhaya Sapta, misi kesenian dari DIY juga menampilkan fragmen Umarmaya-Umarmadi, yang juga karya HB IX dan bersumber dari Babad Menak.
Sedangkan Provinsi Jawa Barat menampilkan Saung Angklung dan Rampak Kendang. (*)