Gus Miftah Ajak Umat Bersahabat dengan Orang Yang Mau Susah dan Senang

Gus Miftah Ajak Umat Bersahabat dengan Orang Yang Mau Susah dan Senang

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta menggelar peringatan Nuzulul Quran 1443 Hijriah di kampus UNU Yogyakarta di Lowanu, Kota Yogyakarta, Rabu (20/4) malam. Acara ini dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang populer dikenal sebagai Gus Miftah. Isi ceramahnya yang santai, penuh canda, namun tetap kaya hikmah, Gus Miftah mengajak jemaah untuk bersahabat dengan orang-orang yang mengajak kebaikan dan bersedia dekat dengan kita di kala senang dan susah.

“Jangan bersahabat dengan orang yang tak membuat kita giat dan trengginas, bersahabatlah dengan orang yang membuat kita dekat dengan Allah,” paparnya.

Di hadapan para mahasiswa yang antusias mengikuti ceramah hingga tengah malam, Gus Miftah pun mengingat pengalamannya di masa muda. Setengah berkelakar, ia menyebut perbedaan antara teman, pacar dan sahabat.

“Teman itu seribu orang yang datang saat kita senang, pacar itu satu orang yang membuat kita melupakan seribu orang itu, sedangkan sahabat itu satu orang yang bertahan saat 1001 orang itu meninggalkan anda,” ujarnya.

Ia menegaskan sahabat terbaik itu siapapun yang selalu menunjukkan kita pada kebaikan dan tak hanya dekat karena kepentingan.

“Sahabat itu ibarat mata dan tangan. Saat mata menangis tangan mengusap dan saat tangan terluka mata menangis,” kata Gus Miftah.

Sementara Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo menyatakan tradisi baik seperti istighosah atau doa bersama seperti di acara ini menjadi pembeda UNU Yogyakarta dengan kampus lain.

Widya menjelaskan, sejak berdiri pada 2017,UNU Yogyakarta memiliki tiga mandat, yakni mandat profesional, mandat sosial, dan mandat keilmuan.

“Untuk mandat profesional, UNU Yogyakarta ingin ikut mencetak SDM unggul yang saleh-salehah, sehingga dapat ikut terlibat dalam pembangunan nasional dan pembangunan jemaah,” jelasnya.

Adapun mandat sosial, menurut Widya, civitas akademika UNU Yogyakarta mesti turut menyelesaikan berbagai problem bangsa. Diantaranya permasalahan kemiskinan, stunting, hingga masalah lingkungan.

"Sehingga pengajaran di UNU Yogyakarta juga terlibat persoalan sosial,” kata rektor muda yang baru sebulan memimpin kampus NU ini.

Sementara mandat keilmuan menuntut UNU Yogyakarta untuk terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Selama empat tahun ini, UNU Yogyakarta akan fokus menggarap mandat profesional tanpa tinggalkan mandat yang lain.

Untuk mengemban mandat itu, Widya menyatakan UNU Yogyakarta telah menyiapkan sejumlah strategi, seperti perekrutan dosen dan mahasiswa baru, pengadaan beasiswa, hingga pembangunan gedung kampus baru.

“Intinya, UNU Yogyakarta ingin mencetak kader NU yang profesional. Bukan hanya kuat ilmu pengetahunnaya, tapi juga kuat agamanya dan saleh, sehingga nanti dapat berkontribusi besar di bidang dan posisi strategis,” tuturnya.

Selain ceramah, peringatan Nuzulul Quran ini juga diisi istighosah, pembacaan ayat suci Alquran, dan penampilan musik Islami. Acara ini bagian dari rangkaian Kegiatan Ramadan di Kampus UNU Yogya (Kamandanu) yang digelar sepanjang Ramadan 1443 ini.

Acara ini dihadiri Rais Syuriah PWNU DIY KH Mas’ud Masduqi, Ketua Tanfidziyah PWNU DIY KH Ahmad Zuhdi, Rektor UNU Yogyakarta 2017-2022 Purwo Santoso, pimpinan UNU Yogyakarta, juga ratusan civitas akademika dan masyarakat umum yang mengikuti acara hingga dini hari. (*)