622 Penghafal Al Quran Terima Penghargaan

622 Penghafal Al Quran Terima Penghargaan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Tahun 2022 ini, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) memberikan penghargaan bagi Hafidz Quran atau penghafal Al Quran.

Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Bantul, Pambudi Arifin Rahman SIP, kepada koranbernas.id, Selasa (27/12/2022),   mengatakan pemberian penghargaan itu dasar hukumnya adalah Peraturan Bupati Bantul Nomor 91 Tahun 2022 tentang  Pedoman Pemberian Penghargaan bagi Penghafal Al Quran di Kabupaten Bantul.

Selain itu, juga berdasarkan SK Bupati Bantul Nomor 539 Tahun 2022 tentang Daftar Penerima dan Besaran Penerimaan Penghargaan bagi Penghafal Al Qu'an di Kabupaten Bantul tahun 2022.

"Pemberian penghargaan ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bantul," kata Pambudi.

Penghafal 30 juz sejumlah 573 orang. Mereka menerima  Rp 750 ribu dipotong  PPh 21 (6 persen). Untuk  20 juz sejumlah 49 orang dengan penerimaan penghargaan Rp 400 ribu dipotong PPh 21.

Total penerima ada 622 orang. Pemberian penghargaan dilakukan bertahap pada tanggal 20, 21, 24 dan 26 Desember 2022 di Rumah Dinas Bupati Bantul.

Salah seorang penerima penghargaan Syamila (15) dari Pondok Pesantren Riyadhul Quran Kadireso Triwidadi Pajangan bersyukur atas perhatian dari pemerintah tersebut.

Didampingi ayahnya Banu Muhammad (39), Syamila menghafal sejak masuk pondok pesantren tiga tahun lalu. Kini dirinya sudah hafal 28 juz.

"Jadi kegiatan menghafal Al Qu'an ini metodenya dilakukan setiap hari dengan target seminggu hafal tiga lembar," katanya.

Di bawah bimbingan pengasuh pondok, para santri putra dan putri berkegiatan sejak pukul 02:30 dilanjutkan mandi, bersih-bersih dan salat tahajud.

Kemudian, kegiatan  tafsir Al Quran dan halaqoh (kelompok kelas santri, red) untuk hafalan.

Usai salat Subuh kemudian piket asrama dan pondok, sarapan dan mulai pembelajaran agama atau diniyah. Pada pukul 10:30 jadwal halaqoh hafalan lagi hingga waktu Dhuhur.

Setelahnya santri mengikuti kajian kitab, piket sore dan halaqoh kembali hingga sore sebelum Maghrib.

"Usai salat Maghrib dan Isya kita ada doa-doa dan halaqoh. Santri tidur pukul 21:30, itu jadwal kami setiap hari," katanya.

Dengan rutinitas tersebut, anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku tidak berat dan malah senang di pondok bisa ngaji agama dan bertemu banyak teman.

Selama di pondok, Syamila tidak menbawa hape. Saat ada keperluan untuk menghubungi ayah atau ibunya, Nur Istiqomah (35) dia dipinjami hape pengasuh pondok.

Biasanya mereka mendapat jatah libur satu semester sekali selama dua minggu.

"Tapi harus setor target hafalan. Kalau belum target, mendapat jatah libur seminggu dan harus kembali ke pondok," terangnya.

Menurut Syamila, selain ilmu agama, para santri juga mendapat pelajaran ilmu umum pada Jumat dan Sabtu.

Apa yang dicapai oleh Syamila disyukuri oleh ayahnya. Salah seorang pengajar di Pondok Pesantren  Al Atsar 2 Sedayu tersebut mengatakan Syamila belajar membaca Al Quran sejak  kecil.

"Syamila kami ajari sendiri hingga khatam 30 juz. Lalu saat masuk SMP dia ke pondok sehingga selain akademik dia juga mendalami Al Quran termasuk hafalan di sana," kata Banu.

Tekat Syamila untuk menjadi penghafal Al Quran disambut baik keluarganya, kedua orang tuanya juga aktif sebagai pengajar di pondok pesantren.

Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Bantul (FMPPB), Zahrowi, memberi apresiasi atas program penghargaan oleh Pemkab Bantul kepada para penghafal Al Quran.

"Harapannya ini jadi pendorong dan penyemangat bagi para santri penghafal Al Quran," kata Zahrowi yang juga kakek dari Syamila.

Diharapkan, program ini bisa berlanjut dengan pemberian beasiswa kepada mereka sesuai dengan jurusan yang akan diambil pada jenjang pendidikan lanjutan.

"Saya punya harapan para penghafal Quran mengisi di banyak lini-lini kehidupan. Betapa indahnya saat nilai-nilai Al Quran  yang mereka pelajari dan hafalkan kemudian diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Inilah Al Quran sebagai solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi manusia," katanya.

Zahrowi berharap anggota DPR RI Dapil DIY bisa memperjuangkan beasiswa melalui anggaran APBN, khususnya yang duduk di komisi VIII.

"Besar harapan saya Pak Ibnu Bilaludin dari Fraksi PAN yang duduk di Komisi VIII bisa memperjuangkan beasiswa bagi penghafal Al Quran,"katanya. (*)