Perayaan Yaaqowiyyu Tanpa Menyebar Apem
KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Perayaan tradisi Yaaqowiyyu tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini perayaan tradisi Saparan itu dilaksanakan secara sederhana, terbatas dan tanpa sebaran Apem.
Kondisi ini bertolak belakang dengan perayaan tahun sebelumnya di mana setiap perayaan Yaaqowiyyu selalu ramai dan dihadiri bupati dan para pejabat di lingkungan Pemkab Klaten. Bahkan akses jalan ke lokasi acara selalu macet akibat banyaknya warga yang ingin mengikuti tradisi sebaran Apem.
Perayaan Yaaqowiyyu tahun ini dilaksanakan Jumat (2/10/2020) siang usai sholat. Acara hanya doa bersama dzikir tahlil di makam Kyai Ageng Gribig Jatinom. Acara yang sangat sederhana itu tentu dikarenakan situasi yang tidak mendukung, yakni bersamaan dengan pandemi Covid-19.
Meski acaranya sangat sederhana dan dihadiri sekitar 50 orang, namun Pjs Bupati Klaten, Sudjarwanto Dwiatmoko, forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), tokoh agama Jatinom dan Pengurus Pengelola Pelestarian Peninggalan Kyahi Ageng Gribig (P3KAG), Camat Jatinom dan santri, hadir dalam acara itu.
Usai doa bersama, Paraga Kyahi Ageng Gribig membagikan Apem secara terbatas kepada santri dan Pengurus P3KAG.
Pjs Bupati, Sudjarwanto Dwiatmoko, mengajak masyarakat untuk memaknai acara tersebut dan menjadi pribadi yang pemaaf serta melestarikan nilai-nilai luhur yang diajarkan Ki Ageng Gribig.
"Perayaan Yaqowiyyu tahun ini dirayakan sederhana dengan berdoa le khusyuk dan refleksi diri," kata Sudjarwanto.
Sementara Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, menjelaskan perayaan Yaaqowiyyu tahun ini meski dilaksanakan secara sederhana namun berjalan lancar dan mematuhi protokol kesehatan. Selain pembatasan peserta, seluruh yang hadir diwajibkan memakai masker. (*)