PKS Gelar Lomba Baca Kitab Kuning, Kembali ke Rujukan yang Asli
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Untuk keenam kalinya, DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY menggelar Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) Tahun 2022. Kali ini, kegiatan rutin tahunan tersebut memasuki tahun keenam.
Pesan utama dari penyelenggaraan lomba adalah untuk menguatkan gerakan kembali ke rujukan yang asli, yaitu kitab kuning karya para ulama yang ilmunya bersanad sampai Rasulullah Muhammad SAW.
“Dipilih kitab kuning karena merupakan referensi utama. Kita prihatin, para dai dan pendakwah sering disindir merujuk google, bukan rujukan aslinya,” ujar Agus Mas'udi, Ketua DPW PKS DIY, saat konferensi pers, Minggu (27/11/2022), di Kantor DPW PKS DIY Jalan Gambiran Yogyakarta, lokasi penyelenggaraan lomba tersebut.
Menurut Gus'ud, panggilan akrabnya, latar belakang dan tujuan diadakannya Lomba Baca Kitab Kuning, pertama, karena menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Arab sangat penting bahkan sebagai kunci memahami ajaran Agama Islam, lebih khusus kitab kuning.
Dia menambahkan, kitab yang digunakan dalam lomba yaitu Fathul Mu'in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari. Ini termasuk salah satu kitab yang sulit di antara kitab kuning.
“Ini kitab paling populer di pesantren dan tingkat kesulitannya sangat tinggi. Grade-nya sulit. Biasanya peserta saat membahas zakat, puasa lancar dan bisa memahami. Tapi begitu masuk masalah sosial seperti masalah bisnis dan jual beli, banyak yang kejeglong. Ini otokritik buat kita,” kata dia.
Kedua, lanjut Gus’ud, untuk menanamkan budaya literasi merujuk kitab kuning Fathul Mu’in. Di dalamnya selain dibahas tentang thaharah, wudhu, salat, puasa, juga masalah sosial seperti jual beli, akad nikah, warisan maupun bisnis.
Saat membuka lomba pada hari pertama, Sabtu (26/11/2022), Ketua Fraksi PKS DPRD DIY, Imam Taufik, mengapresiasi jumlah peserta lomba 46 orang, mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 sebanyak 41 peserta. "Kami mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang mendaftarkan diri dan berpartisipasi dalam LBKK kali ini,” ungkapnya.
Tak hanya Lomba Baca Kitab Kuning, PKS juga memiliki agenda tahunan lainnya yaitu lomba Pidato Proklamasi mirip Bung Karno, yang sukses diselenggarakan pada Agustus silam.
“Ini adalah bentuk komitmen dari PKS sebagai partai yang nasionalis dan religius,” kata anggota DPRD DIY dari Gunungkidul ini.
Menurut dia, kegiatan ini juga merupakan bentuk rasa hormat kepada para ulama dalam perjuangan kemerdekaan dan warisannya berupa buku atau kitab.
Lomba Baca Kitab Kuning ini merupakan Babak Penyisihan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adapun dewan juri terdiri dari KH Dr Tulus Mustofa Lc MA selaku Ketua Umum IMLA Indonesia, KH Dr Tamyis Mukharram MA dari Pesantren An Nasyath Mlangi Sleman serta Kiai Muhammad Syafi'i Masykur M Hum dari Pesantren Nurul Husen, Depok Sleman.
Ketua Panitia LBKK DIY ke-6, Sofyan Setyo Darmawan, menambahkan juara pertama dari babak penyisihan ini akan dikirim ke Jakarta untuk bersaing dengan juara pertama dari daerah lainnya pada babak final yang diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI di Jakarta pada 13 Desember 2022. Juara pertama tingkat nasional akan mendapat hadiah umrah.
Berdasarkan data peserta yang mendaftar terlihat latar belakangnya semakin bervariasi. "Para peserta mulai dari pondok pesantren mahasiswa sampai para santri dari pondok pesantren umum", ungkapnya.
Sofyan menilai semakin luas dan banyak peserta yang berpartisipasi dari tahun ke tahun menandakan potensi kebermanfaatan lomba dalam rangka Hari Santri Nasional itu semakin meningkat.
"Kita berharap dengan adanya lomba ini kita di PKS bisa terus ikut mendukung dan meningkatkan semangat para santri dalam belajar kitab kuning. Selain lomba ini, kami di Fraksi PKS DPRD DIY juga men-support santri dan pondok pesantren dengan Perda Fasilitasi Pesantren yang baru saja disahkan DPRD DY,” ungkap anggota DPRD DIY ini.
Sofyan menambahkan, PKS mendukung dan mendorong perda segera diimplementasikan dengan dukungan Peraturan Gubernur (Pergub) DIY sehingga pesantren dapat fasilitasi.
“PKS akan menjadi garda terdepan memberikan dukungan karena santri adalah generasi penerus bangsa. Selama ini santri konsens senantiasa menggunakan rujukan sumber asli, kitab kuning menjadi rujukan utama para ulama,” kata dia.
Pemenang pertama LBKK tingkat DIY berhak atas hadiah berupa uang tunai Rp 4 juta. Pemenang kedua Rp 3 juta, pemenang ketiga Rp 2 juta serta Rp 1 juta dan Rp 500 ribu untuk juara harapan pertama dan kedua. Seluruh peserta lomba mendapatkan sertifikat. (*)