STIPRAM Bekali Mahasiswa dengan Kompetensi Siap Kerja, Perluas Rekanan hingga Luar Negeri
Rekanan STIPRAM semakin luas, termasuk dengan beberapa hotel luar negeri yang menawarkan allowance dan jalur karier setelah magang
KORANBERNAS.ID, BANTUL—Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta terus menunjukkan kiprah unggulannya sebagai lembaga pendidikan tinggi pariwisata dengan orientasi vokasi dan akademik yang seimbang. Lewat program-program pendidikan berbasis industri, STIPRAM berhasil mencetak lulusan-lulusan siap kerja, tak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
Salah satu upaya nyata dilakukan oleh Program D3 Perhotelan STIPRAM, satu-satunya program vokasi di kampus tersebut, yang secara konsisten meluluskan mahasiswa dengan sertifikasi dan pengalaman magang di hotel bintang empat dan lima.
“Kami membekali mahasiswa dengan kompetensi spesialisasi seperti front office, housekeeping, FB service, pastry and bakery, hingga bartending. Tahun ini, dari 239 lulusan, sebagian besar sudah bekerja bahkan sebelum yudisium,” terang Deni Dwi Ananti, M.Par., CHE., Kepala Program Studi D3 Perhotelan STIPRAM pada Rabu (9/7/2025).
Untuk memfasilitasi mahasiswa yang belum bekerja, STIPRAM rutin menggelar tabletop dengan industri perhotelan.
“Ada 30 hotel dari Jogja dan sekitarnya yang kami undang, sehingga mereka bisa langsung rekrut sesuai spesialisasi lulusan,” tambah Deni.
Sementara itu, pada program S1, pendekatan pembelajaran tidak hanya fokus pada kompetensi praktis, tetapi juga membuka ruang kajian dan penelitian kebijakan pariwisata.
“Lulusan kami dibekali JGSP dan sertifikasi dari BNSP, serta pengalaman magang baik di dalam maupun luar negeri seperti Jepang, Taiwan, dan China,” ungkap Kiki Rizki Makiya, S.Psi., MA., Ph.D., Kepala Program Studi S1 STIPRAM.
Kiki menambahkan bahwa rekanan STIPRAM semakin luas, termasuk dengan beberapa hotel luar negeri yang menawarkan allowance dan jalur karier setelah magang.
“Beberapa alumni bahkan langsung direkrut kembali oleh hotel tempat mereka magang sebelumnya,” ujarnya.
Dari sisi akademik, Wakil Ketua I Bidang Akademik STIPRAM, Amin Kiswantoro, M.Par., CHE., menjelaskan bahwa pendekatan blended learning yang diterapkan mampu menjawab tantangan zaman.
“Rata-rata mahasiswa S1 kami lulus dalam 3,8 tahun. Mereka bukan hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga membawa kompetensi dan pengalaman kerja yang mumpuni,” tegas Amin.
Tak hanya mencetak lulusan siap kerja, STIPRAM juga aktif berkontribusi dalam pengembangan kebijakan dan penelitian kepariwisataan. Beberapa dosen dan mahasiswa kerap terlibat dalam kajian bersama Pemda DIY terkait penataan kawasan, branding pariwisata Jogja, hingga riset gastronomi dan eco-religy.
“Jogja ini kaya potensi, tapi perlu disepakati bersama mau dibawa ke arah mana. Peran akademisi penting dalam menyusun arah kebijakan pariwisata yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Untuk program S2 Magister Pariwisata, STIPRAM menawarkan studi cepat dengan kualitas tinggi. Dalam waktu 1,5 tahun, mahasiswa sudah bisa menyelesaikan empat semester, dengan proses pendampingan riset yang dimulai sejak semester kedua.
“Program kami dirancang agar efisien tanpa mengurangi kualitas. Dosen pengajar terdiri dari profesor, doktor, dan praktisi. Alhamdulillah akreditasi kami saat ini sudah Baik Sekali,” kata Dr. Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par., CHE., CGSP., Kepala Program Studi S2 STIPRAM. (*)