UMKM Harus Punya Akses Layanan Keuangan Digital yang Mudah Digunakan

UMKM Harus Punya Akses Layanan Keuangan Digital yang Mudah Digunakan

KORANBERNAS.ID, JAKARTA -- Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan yang semakin penting sebagai motor penggerak ekonomi digital di Indonesia. Per tahun 2021, Indonesia adalah rumah bagi 65 juta UMKM. Sektor ini berkontribusi pada 61,07 persen produk domestik bruto (PDB) dan mempekerjakan 97 persen tenaga kerja di dalam negeri, menjadikan UMKM salah satu penopang ekonomi di Indonesia.

Hal ini terungkap dalam gelaran Fintech Talks yang diselenggarakan kerja sama antara Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM serta BukuWarung, Rabu (20/4/2022). Fintech Talks bertajuk Maksimalisasi Layanan Keuangan untuk Mendorong Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM ini, mengulas tentang peluang dan strategi mendorong keuangan inklusif dan pengembangan UMKM di Indonesia.

Ryan Rizaldy selaku Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia mengatakan, cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025), merupakan arah kebijakan digitalisasi pembayaran oleh Bank Indonesia untuk mendorong integrasi ekonomi dan keuangan digital dan mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Pembayaran digital menjadi game changer di masa pandemi, terutama melalui QRIS yang merupakan salah satu deliverables BSPI 2025. Kolaborasi antara bank dan fintech menjadi salah satu kunci tumbuhnya pemanfaatan layanan pembayaran digital ini,” ucap Ryan Rizaldy sebagaimana rilis yang dikirimkan ke koranbernas.id.

Menurut dia, nominal transaksi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada Tw1 2022 telah mencapai 14.8 triliun atau tumbuh 359 persen year-on-year (yoy). Per April 2022, BI mencatat hampir 17 juta merchant menggunakan QRIS yang tersebar di 34 provinsi dan 480 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Melihat pesatnya pertumbuhan pengguna QRIS, kebijakan BI diarahkan untuk mencapai tambahan 15 juta pengguna baru QRIS hingga akhir tahun ini.

Berbagai kebijakan Bank Indonesia terkait QRIS juga diarahkan untuk mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional. Pertama, penyesuaian limit transaksi QRIS dari semula Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta per transaksi, untuk mengakomodir use case transaksi dengan nominal besar, serta mendukung digitalisasi di daerah dan transaksi pemerintah. Kedua, penetapan MDR nol persen bagi merchant mikro sehingga lebih efisien. “Kebijakan ini hingga Juni 2022. Kami bersama industri, juga terus pengembangan fitur dan model bisnis QRIS secara berkelanjutan,” katanya.

Aldi Haryopratomo selaku Wakil Ketua Umum II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengatakan, penyedia layanan keuangan digital harus memastikan bahwa semua segmen masyarakat, termasuk pengusaha mikro, memiliki akses pada layanan keuangan digital yang mudah digunakan.

“Penting bagi UMKM untuk melakukan digitalisasi. Oleh karena itu pelaku fintech perlu memastikan mereka dapat memenuhi kebutuhan layanan keuangan UMKM, seperti menyediakan layanan pembayaran digital, pinjaman dan asuransi digital, hingga pemasaran,” tambahnya.

Director of Merchant Experience BukuWarung Adi Harlim menambahkan, berdiri sejak 2019, BukuWarung terus berkomitmen membantu pelaku UMKM di Indonesia mendigitalkan bisnis secara efisien, sehingga membantu memaksimalkan layanan keuangan digital untuk mendorong inklusi keuangan bagi usaha mikro dan kecil di negara ini.

Hadir dengan fitur pencatatan pembukuan, BukuWarung telah melebarkan layanan ke berbagai fitur untuk menjadi penyedia jasa keuangan lengkap dalam satu aplikasi (all-in-one financial service). Kemudian bekerja sama dengan Bank BNI, BukuWarung telah meluncurkan fitur QRIS pada aplikasinya pada bulan September 2021.

Tidak hanya mendukung Bank Indonesia selaku initiator QRIS dalam merealisasikan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, tetapi juga mendorong pelaku UMKM untuk mengadopsi berbagai platform digital yang dapat membantu mereka untuk menjalankan bisnis secara lebih efisien, dan pada akhirnya berkontribusi lebih pada pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

“Kami terus berkomitmen untuk menyediakan solusi-solusi inovatif bagi pelaku UMKM, termasuk QRIS yang merupakan salah satu fitur unggulan kami. QRIS BukuWarung memungkinkan pembayaran dari pembeli yang dapat langsung terkirim ke rekening penjual tanpa harus bertatap muka. Kami berharap semakin banyak UMKM yang menggunakan teknologi ini untuk membuat usaha mereka semakin efisien,” kata Adi.

Sesuai dengan kebijakan BI, dengan satu QR code BukuWarung saja, pemilik usaha mikro bisa menerima berbagai metode pembayaran dari bank atau dompet digital tanpa biaya administrasi atau disebut juga merchant discount rate (MDR).

“BukuWarung kini telah digunakan oleh lebih dari 7 juta merchants, menargetkan penambahan jumlah pengguna mencapai 12 juta dan meningkatkan pengguna baru QRIS sebagai bagian dari cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia,” tandasnya. (*)