Mengenal Teknologi Microbubble yang Mampu Meningkatkan Produksi Ikan
Ikan menjadi lebih sehat dan nafsu makannya naik.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Ekonomi Digital Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan program Pembudidaya Ikan Go Digital.
Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis pada setiap rantai nilai perikanan melalui pemanfaatan teknologi digital yang menargetkan perikanan budidaya.
Gerakan Pembudidaya Ikan Go Digital di Kabupaten Sleman telah diimplementasikan sejak Juni 2023 di Dusun Garongan Kalurahan Donokerto Kapanewon Turi.
Kegiatan ini memfokuskan pada pemanfaatan teknologi digital dalam rantai nilai teknik pemeliharaan dan budi daya melalui pemanfaatan teknologi Internet of Thing (IoT) melalui Microbubble.
Teknologi ini dapat berperan memberikan tambahan DO pada kolam dan mengontrol kualitas air serta dilengkapi juga dengan Autofeeder, yaitu IOT untuk mengukur dan memberikan pakan ikan secara otomatis.
ARTIKEL LAINNYA: Harga Gula Pasir Berpeluang Semakin Tinggi di Tingkat Pengecer
Direktur Ekonomi Digital, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menjelaskan program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis perikanan budi daya.
"Pembudidaya ikan dilatih untuk terbiasa menerima dan menerapkan teknologi digital," kata Bonifasius di sela-sela acara panen raya pembudidaya Ikan Go Digital di Garongan, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, Kabupaten Sleman selama ini dikenal sebagai penyuplai ikan air tawar terbesar di Provinsi DIY. Dengan 675 kelompok pembudidaya ikan, sebanyak 60 persen ikan konsumsi di DIY dihasilkan di Sleman.
Bonifasius menambahkan Panen Raya Pembudidaya Ikan Go Digital merupakan rangkaian dari kegiatan Transformasi Digital di Sektor Perikanan sebagai upaya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kominfo berperan sebagai fasilitator dan akselerator meningkatkan adopsi teknologi digital di perikanan, sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia yang siap menjadi negara digital dan turut andil dalam akselerasi perekonomian global.
ARTIKEL LAINNYA: Mutasi Rajalele Klaten, Padi Gamagora UGM Ditanam di Ngawi
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan apresiasi karena daerahnya menjadi salah satu lokasi penerapan adopsi teknologi digital berbasis teknologi IoT Microbubble Generator Banoo.
Penggunaan teknologi ini mampu menghasilkan kadar oksigen di dalam air yang jauh lebih tinggi, sehingga kualitas air menjadi lebih baik.
"Kondisi ini membuat ikan menjadi lebih sehat dan nafsu makannya naik, sehingga produksi ikan bisa meningkat sampai 40 persen dan masa panen lebih pendek," kata Kustini.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono, mengatakan sedikit berbeda dengan sektor pertanian lain pelaku perikanan didominasi oleh warga usia kurang dari 50 tahun.
Hal ini dapat menjadi peluang untuk memadukan teknis budi daya dengan teknologi digital guna meningkatkan efisiensi.
ARTIKEL LAINNYA: Pemkab Sleman Merespons Cepat, Dukung Penyaluran BBM Bersubsidi Tepat Sasaran
Berbagai teknologi diinisiasi oleh dinas dan telah diaplikasikan di lapangan seperti budi daya nila dengan kincir (Sibudi Dikucir), budi daya nila sistem bioflok (Biola Delman), budi daya gurami dengan sistem boster dan budi daya nila kolam deras. Teknologi tersebut disebut mampu meningkatkan produktivitas ikan.
"Berbagai upaya itu ternyata mendapatkan perhatian dari pihak lain termasuk Kemenkominfo, yang mencoba menggabungkan teknologi budi daya ikan dengan teknologi digital melalui kegiatan Nelayan Go Digital," jelas Suparmono.
Penggunaan alat yang dikembangkan oleh Kominfo, lanjut dia, bertujuan untuk meningkatkan oksigen terlarut di perairan. Setelah penerapan selama empat bulan, hasil panen ini diharapkan memberikan gambaran bagaimana efektivitas alat tersebut.
"Kita selalu terbuka dengan peluang penerapan teknologi selama sudah ada kajian dan memberi hasil yang baik," katanya. (*)