Pergelaran Wayang Kulit Lakon Wisanggeni Gugat Semarakkan Puncak HUT ke-52 IKG

Pergelaran Wayang Kulit Lakon Wisanggeni Gugat Semarakkan Puncak HUT ke-52 IKG

KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Wisanggeni Gugat menandai puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG),  Sabtu (17/12/2022) malam, di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Acara tersebut dihadiri seluruh pengurus IKG mulai dari Dewan, BPH IKG, Korkap dan Korwil IKG. Hadir pula Kepala Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY Nugroho Ningsih beserta jajarannya, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno dan Wiwik Widiastuti, anggota DPRD Gunungkidul Rian Eko Wibowo dan perwakilan paguyuban se-DIY seperti Pewarta DIY, Paguyuban SMS Sleman, Warkaban Bantul, Bakor PKP.

Sebelumnya, serangkaian kegiatan dilaksanakan untuk menyemarakkan HUT ke-52 IKG, di antaranya turnamen sepak bola IKG FC serta Rapat Anggota Tahunan (RAT) IKG Tahun 2022  yang juga dihadiri Bupati Gunungkidul Sunaryanta beserta rombongan.

Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman, menjelaskan IKG yang didirikan sejak tahun 1970 kini menjadi organisasi yang sangat besar. Di dalamnya ada 1.600 organ dengan rincian 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) IKG, 7 Koordinator Wilayah (Korwil) IKG, 144 Koordinator Kelurahan dan 1.431 Koordinator Dusun.

“Kita bersyukur, saat ini IKG menjadi perkumpulan raksasa dengan 1.600 organ, tantangannya tentu semakin besar, semakin besar juga kebutuhan dan biaya operasionalnya. Namun kita beruntung mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Banhubda DIY. Jangan melihat IKG itu orang kaya semua, karena faktanya paling 5 sampai 10 persen saja yang kaya,” ungkap Eddy.

Dengan kekuatan saat ini, IKG memiliki fokus kerja pada lima bidang utama yakni bidang sosial, seni dan budaya, pendidikan, olah raga dan bidang ekonomi.

“IKG dengan 1.600 organ yang ada, apa sih kegiatannya? Kami memiliki lima prioritas program yakni bidang sosial. Kita telah melakukan banyak hal terkait dengan kepedulian sesama, kemudian bidang seni dan budaya kita telah memiliki PS IKG yang memang mewadahi seniman dan budayawan yang ada serta Omah IKG,” jelasnya.

Sedangkan bidang pendidikan saat ini memiliki sekolah PAUD, TK, SD dan SMP. “Aset pendidikan ini jika kita uangkan nilainya saat ini Rp 17 miliar dan ini milik IKG. Untuk bidang olah raga kita telah menelurkan IKG FC dan banyak cabang olah raga lain yang sedang dikembangkan,” tambahnya.

Kemudian, bidang ekonomi, IKG saat ini memiliki Koperasi Jasa IKG. Selain itu, juga melakukan pembinaan, pendampingan dan pelatihan UMKM. Ke depan akan ada Travel IKG. “Jadi yang belum kita miliki saat ini adalah sponsor,” kata dia.

Menjawab harapan Ketua Umum IKG tentang investor, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno, menyatakan sponsor IKG itu bukan siapa-siapa melainkan pemerintah daerah.

“Bagaimana bupati menguatkan IKG untuk dapat berdiri di kaki sendiri dan ngayomi masyarakat kembali ke Gunungkidul, maka hadirlah di situ. Dulu kami ketika menjadi ketua DPRD bercita-cita menguatkan IKG dan maju, maka pemerintah daerah hadir memberikan support supaya UMKM yang dicanangkan dapat berjalan,” kata Suharno.

Semua itu perlu wadah. Salah satunya aset tanah yang besar dikelola oleh IKG. “Bagaimana bank kita di Gunungkidul bisa masuk di Jakarta, dan jika warga IKG di Jakarta mendukung bank kita, maka PAD masuk ke Gunungkidul,” jelas Suharno.

Menurut dia, pemikiran yang jernih dari ketua umum perlu didorong. “Setidaknya, bagaimana kalau kita membangun hotel yang besar di Jakarta adalah milik IKG, pemerintah daerah menyediakan tanahnya. Pendapatannya pun kembali ke Gunungkidul, tidak perlu saudara IKG urunan tapi pendapatannya itu untuk kesejahteraan Gunungkidul,” katanya.

Menurut dia, cita-cita ini akan tercapai hanya dengan kebersamaan, bagaimana membangun Gunungkidul bisa melalui Jakarta, di situlah Gunungkidul akan sejahtera.

“Tatkala Bapak Ibu urunan membangun atau membantu, itu sangat luar biasa nilai gotong royongnya, tetapi alangkah baiknya kalau punya pendapatan yang dikelola atas kerja sama dengan pemerintah daerah, asetnya pemda, investornya IKG, Insya Allah kita akan bersama sejahtera di Jakarta sejahtera di Gunungkidul,” tambahnya.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno. (istimewa)

Soliditas

Mewakili Sekda DIY, Nugroho Ningsih menyampaikan eksistensi selama 52 tahun merupakan wujud soliditas IKG yang menaungi warga Kabupaten Gunungkidul. IKG telah mampu menunjukkan komitmennya ngumpulke balung pisah warga Gunungkidul di tanah rantau, dalam hal ini di Jakarta dan sekitarnya.

“Pergelaran wayang kulit untuk memperingati HUT ke-52 IKG menjadi bukti komitmen IKG nguri-uri kabudayan. Dalam wayang sejatinya kita bisa bercermin tentang kehidupan untuk dijadikan laku mulat sarira seperti yang selalu dicontohkan oleh sosok Semar yang melambangkan teladan kehidupan,” kata dia.

Seperti halnya lakon Wisanggeni Gugat yang dikenal sebagai Ajinarantaka, dikisahkan, Bambang Wisanggeni adalah tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam wiracarita Mahabarata, atau bisa dikatakan Wisanggeni adalah tokoh asli ciptaan pujangga Jawa.

Menurut dia, eksistensi Wisanggeni dapat dikatakan melengkapi khasanah budaya pewayangan yang berpangkal pada epos Mahabaratha. “Wisanggeni adalah tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa yang dikenal sebagai sosok pemberani, tegas dalam bersikap serta mempunyai kesaktian luarbiasa,” jelasnya.

Dia menjelaskan, sama halnya dengan lakon lain, Wisanggeni Gugat sebenarnya mencerminkan keadaan alam Mayapada dengan batasan adanya dua sifat manusia baik dan buruk. Apabila diresapi, wayang bukan lagi sebagai sekadar tontonan melainkan juga tuntunan, karena wayang menggambarkan kehidupan manusia dengan segala coba dan perjuangan mencari jalan keluar paling bijak.

Harapannya, warga IKG dapat meresapi dan mengambil berbagai hikmah dari lakon wayang ini seraya mengakrabkan diri dalam persaudaraan dan jalinan silaturahmi.

Sekjen IKG, Satro Harjanto, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak dan secara khusus Pemprov DIY melalui Banhubda DIY serta Pemkab Gunungkidul.

Humas IKG, Tarsih Ekaputra, menyampaikan HUT ke-52 IKG menjadi momentum segenap warga organisasi ini untuk senantiasa guyub dan rukun, lebih-lebih IKG saat ini seperti disampaikan ketua umumnya telah menjadi organisasi besar. Semua harus tetap dalam komitmen yang senantiasa dilandaskan pada visi, misi dan AD/ART organisasi.

“Semakin besar organisasi, semakin besar tantangannya, sehingga HUT menjadi momentum untuk selain berbenah juga mengencangkan ikat pinggang dan merapatkan barisan menjaga dan membangun IKG,” jelasnya. (*)