KAI Dukung Pengembangan Puncak Sosok Jadi Destinasi Wisata Unggulan di Bantul
KAI juga telah menyalurkan bantuan senilai Rp 100 juta untuk pembangunan 10 gazebo.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- PT KAI Daop 6 Yogyakarta menunjukkan komitmennya mendukung pengembangan pariwisata lokal dengan meresmikan fasilitas balkon VIP di kawasan wisata Puncak Sosok, Bantul. Fasilitas ini dibangun sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI.
Balkon VIP yang diresmikan Selasa (3/6/2025) malam ini diharapkan menjadi sarana penerimaan tamu penting, pusat aktivitas komunitas, hingga tempat pertemuan kecil yang menunjang daya tarik wisata Puncak Sosok. Fasilitas ini merupakan bagian dari bantuan TJSL KAI senilai Rp 100 juta.
“Melalui program ini, kami ingin menjadi bagian dari pembangunan destinasi wisata yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memberdayakan masyarakat secara ekonomi,” ujar Feni Novida Saragih, Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Rabu (4/6/2025).
Sebelumnya, pada tahap pertama, KAI juga telah menyalurkan bantuan senilai Rp 100 juta untuk pembangunan 10 gazebo yang tersebar di beberapa titik strategis kawasan Puncak Sosok.
Berbasis komunitas
Gazebo-gazebo tersebut kini menjadi tempat favorit pengunjung untuk bersantai dan menikmati pemandangan, sekaligus memperkuat interaksi sosial khas destinasi wisata berbasis komunitas. EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, menyampaikan dukungan ini merupakan bentuk sinergi antara BUMN dan komunitas lokal.
“Kami melihat Puncak Sosok sebagai contoh nyata pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat. KAI ingin terlibat aktif dalam menciptakan ekosistem wisata yang berkelanjutan,” kata Bambang.
Atas komitmen tersebut, Puncak Sosok dan KAI Daop 6 turut menerima penghargaan dari La Tofi School of Social Responsibility atas kontribusinya dalam pengembangan UMKM pariwisata berkelanjutan di Yogyakarta.
Dengan adanya dukungan dari KAI, Puncak Sosok kini berkembang menjadi destinasi unggulan di Bantul yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi dan gotong royong dalam pengembangan pariwisata lokal. (*)