Sektor Wisata Bantul Tak Boleh Terus Terpuruk

Sektor Wisata Bantul Tak Boleh Terus Terpuruk

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua Badan Promosi Wisata Daerah Kabupaten Bantul, Hari Rachmadi, mengatakan pandemi yang sudah terjadi lebih dari setahun berdampak banyak. Salah satu yang terimbas adalah para pelaku pariwisata. Sehingga banyak yang kemudian banting stir untuk bisa bertahan hidup, misal jualan sambel dan juga berjualan produk lain.

Terpuruknya sektor pariwisata tidak boleh terus terjadi. Mereka harus berani bangkit, menghidupkan kembali sektor ini dengan penerapan protokol kesehatan. Yakni wisatawan dan pengelola wajib mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir dan menghindari kerumunan.

"Maka semangat keberanian itulah yang memunculkan ide menggelar table top pertama di Bantul pada tanggal 25 dan 26 Mei dengan mengundang 40 buyer dari Jawa Timur, Jateng dan juga Jawa Barat," kata Hari Rachmadi saat acara gathering peserta Kotagede Amazing Race dan Table top 2021 dengan Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, penyerahan sign board untuk Yogya Internasional Airport (YIA) dan penandatanganan kerja sama Pemkab Bantul dengan PT Angkasa Pura 1 di Rumah Budaya Tembi, Selasa (25/5/2021) malam.

Hadir dalam kesempatan tersebut selain bupati adalah GM PT Angkasa Pura 1 Marsekal Pertama Agus Pandu Purnama, Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo S.Sos dan pejabat terkait di Bantul.

"Tentu kami berharap adanya table top dan kegiatan amazing race Kotagede serta jalinan kerja sama ini akan memberi dampak positif bagi bangkitnya dunia pariwisata di Kabupaten Bantul," katanya.

Sementara itu Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, mengatakan pemulihan ekonomi harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Salah satunya dari sektor pariwisata.

Bantul yang merupakan kabupaten pewaris kebudayaan Mataram, termasuk Kotagede, tentu memiliki budaya keramahan adiluhung.

"Ini menjadi salah satu pendukung dunia pariwisata. Saat wisatawan berkunjung ke Bantul akan merasakan keramahan warga yang menyambut," katanya.

Jika melihat dunia pariwisata di Bantul, saat ini banyak obyek, baik yang dibangun pemerintah atau masyarakat. Saat ini juga dikembangkan pariwisata berbasis komunitas, di mana masyarakat dengan inisiatif membuka obyek dengan melihat potensi wilayah masing masing secara kreatifitas dan swadaya. Saat ini sudah ada 40 obyek wisata komunitas di Bantul yang siap dikunjungi.

Daya dukung lain di Bantul adalah terkenal dengan industri kreatif. Be Kraft pada tahun 2017 telah menetapkan Bantul sebagai kabupaten kreatif kriya terkuat di Indonesia. Dan ekspor DIY 70 persen berasal dari Bantul. Sebut saja sentra batik kayu Krebet, pusat gerabah Kasongan dan Pundong, sentra kerajinan kulit Manding, batik Giriloyo, Imogiri dan sentra UMKM lainnya.

"Maka semua kekayaan alam dan budaya serta potensi yang lain tadi terkolaborasi di Bantul menjadi daya tarik yang luar biasa," katanya.

Bupati menegaskan, Bantul siap terima tamu atau wisatawan dari mana pun. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan agar pandemi bisa diminimalisir.

Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dalam sambutan secara virtual menyampaikan selamat atas pelaksanaan table top selama dua hari ini di Bantul. "Tebarkan optimisme pariwisata bangkit, dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat," katanya.

Senada dikatakan oleh Kwintarto, bahwa semua pengelola obyek wisata harus menyediakan sarana dan prasarana pendukung agar prokes bisa diterapkan di semua obyek wisata. Sehingga wisata jangan sampai memunculkan klaster baru. (*)