Menpar Widiyanti Putri Meluncurkan Gerakan Wisata Bersih di Parangtritis

Pengolahan sampah belum optimal bisa menghambat citra Yogyakarta sebagai daerah wisata yang unggul.

Menpar Widiyanti Putri Meluncurkan Gerakan Wisata Bersih di Parangtritis
Menpar Widiyanti Putri menyerahkan secara simbolis alat kebersihan saat peluncuran GWB di Pantai Parangtritis. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Widiyanti Putri Wardhana, meluncurkan Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Parangtritis Kretek Bantul, Kamis (23/1/2025).

Peluncuran program itu ditandai pelepasan burung merpati, pemberian simbolis alat kebersihan dan bak sampah serta memungut sampah bersama-sama pada sepanjang Pantai Parangtritis, kemudian dimasukkan karung dan diangkut kendaraan pembuang sampah.

Tampak mendampingi Wakil Menteri Pariwisata RI Ni Luh Puspa Gubernur DIY Sri Sultan HB X, GKR Bendoro selaku Ketua Badan Promosi Wisata DIY, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih serta pejabat terkait dan peserta GWB berjumlah 500 orang.

Usai melakukan gerakan bersih pantai, menteri melihat Showcase Produk dari Sampah terdiri Wonotingal Craft, Pengelola Kampung Wisata Gunung Ketur, Tim Solusi Cerdas Sampah Indonesia (Soldas) dengan spesialisasi mengolah sampah residu menjadi produk bernilai ekonomi.

Gerakan Wisata Bersih di Pantai Parangtritis Kretek Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

SMKN 1 Sewon juga mengikuti kegiatan itu termasuk  ⁠Aqua Danone dengan showcase semacam bank sampah portabel dengan sistem reward point serta jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM).

Sultan HB X menyatakan Yogyakarta merupakan daerah wisata dengan beragam destinasi dan penuh keramahtamahan penduduknya.

“Kita perlu terus meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi wisata. Tantangan dengan jumlah wisatawan yang terus naik adalah bagaimana  menciptakan wisata yang berkualitas. Pengolahan sampah belum optimal di destinasi wisata bisa menghambat citra Yogyakarta sebagai daerah wisata yang unggul,” kata Sultan. 

Menurut Sultan, GWB menjadi  jawaban atas tantangan tersebut, yakni bagaimana menanamkan pentingnya kebersihan dan Sapta Pesona.

Tanggung jawab

“Kebersihan dan keindahan adalah bagian pelayanan prima wisatawan dan bentuk penghormatan pada alam dan budaya. Filosofi Jawa Hamemayu Hayuning Bawana berisi tanggung jawab manusia memperindah dunia dan menjaga keseimbangan,” jelasnya.

Implementasi GWB adalah bagaimana membangun ekosistem untuk menciptakan wisata bebas sampah dan berdaya saing tinggi. “Harapannya Yogyakarta tidak hanya menjaga sebagai destinasi wisata unggulan namun inspirasi daerah lain sebagai wisata berkelanjutan,” katanya.

Widiyanti Putri mengagaku sangat senang dan bersyukur dengan adanya gerakan kolektif memajukan wisata Indonesia. GWB adalah upaya meningkatkan daya saing wisata Indonesia agar lebih bersih dan sehat.

“Terima kasih dan apresiasi kepada Gubernur DIY dan jajaran provinsi atau kabupaten/kota yang menunjukkan komitmen tinggi melaksanakan langkah konkret memajukan destinasi wisata di Jogja. Selayaknya dijadikan acuan daerah lain,” ujarnya.

Wisata berkualitas

Tahun ini, lanjutnya, adalah momentum penting menciptakan wisata berkualitas, mengedepankan prinsip wisata berkualitas dan nilai tambah pengembangan wisata. “Kolaborasi semua unsur sangat penting  untuk bersama  memulihkan ekosistem,” katanya.

Menurut dia, pariwisata bukan hanya strategis membuka sarana pekerjaan dan ekonomi namun juga menunjukan identitas negara di kancah global.

“Banyaknya wisatawan yang datang, maka jadi tantangan terhadap kebersihan dan keberlangsungan, maupun kelestarian alam. Maka hari ini adalah gerakan nyata untuk menciptakan lingkungan dan  masyarakat  yang memiliki daya saing,” kata menpar.

Dia menambahkan tidak kalah penting adalah sanitasi dan toilet wisata yang memadai dan bersih. GWB merupakan bagian edukasi dan kampanye meningkatkan kesadaran masyarakat, pengelola dan pengunjung wisata akan pentingnya lingkungan yang bersih.

Ramah lingkumnan

Selain itu, juga penyediaan fasilitas tempat sampah yang memadai serta pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. GWB merupakan aksi bersama di destinasi wisata didukung sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas.

“Kami pilih Parangtritis untuk acara peluncuran GWB karena Parangtritis sebagai simbol wisata DIY dan destinasi wisata paling populer dengan jumlah pengunjung 2,77 juta pada tahun 2024. Saya harap GWB jangan jadi aksi sesaat tapi bagaimana membangun kebiasaan jangka panjang mendukung lingkungan,” pintanya. (*)