Ratusan Peserta Berbondong-bondong Mencari Jodoh di Shafiyah Expo 2025

Peserta dari seluruh Indonesia terbuka untuk umum. Tapi kami menghadapi isu klasik, jumlah ikhwan lebih sedikit dari akhwat.

Ratusan Peserta Berbondong-bondong Mencari Jodoh di Shafiyah Expo 2025
Pengunjung memenuhi playground keluarga dalam rangkaian Shafiyah Expo 2025 hari terakhir di JEC, Minggu (29/6/2025). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Program taaruf offline digelar Biro Jodoh Rumaysho dalam rangkaian Shafiyah Expo 2025 hari terakhir di Jogja Expo Center (JEC),Minggu (29/6/2025).

Ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk mencari jodoh melalui skema taaruf Islami yang difasilitasi secara langsung.

Sekitar 500 akhwat atau perempuan ikut mendaftar dalam program ini. Sedangkan hanya 30 ikhwan atau laki-laki yang mengisi formulir.

"Pesertanya dari seluruh Indonesia, terbuka untuk umum. Tapi kami menghadapi isu klasik, jumlah ikhwan jauh lebih sedikit dari akhwat," ungkap Sabrina Lindy Anjani, Koordinator Taaruf Offline Rumaysho,di sela acara.

Diseleksi

Dari jumlah peserta perempuan yang mendaftar, panitia akhirnya mengkurasi menjadi 170 orang. Jumlah itu masih diseleksi lebih lanjut berdasarkan kecocokan usia dengan peserta laki-laki.

Proses taaruf dilakukan dengan pertukaran curriculum vitae (CV) pribadi antar-peserta. Tidak semua bisa lolos, mengingat proses seleksi mempertimbangkan banyak aspek, termasuk usia dan kesiapan.

Rentang usia peserta cukup luas. Pendaftar termuda berusia 17 tahun, dan yang tertua mencapai 70 tahun. Namun karena syarat administrasi, peserta minimal harus memiliki KTP.

"Misalnya ada laki-laki usia 57 tahun, maka kami carikan perempuan rentang usia 50-53 tahun. Kami berusaha tetap relevan dalam menjodohkan,” kata Sabrina.

Memang fenomena

Meskipun acara ini sempat diasumsikan lebih ditujukan untuk perempuan, Sabrina menegaskan penyebab minimnya peserta laki-laki bukan karena konsep acara.

“Dulu kami juga pernah buat acara khusus ikhwan dan pesertanya banyak. Jadi ini memang fenomena umum, perempuan yang lebih aktif daftar,” tambahnya.

Taaruf offline ini bukan satu-satunya layanan dari  Rumaysho. Mereka juga menyediakan platform taaruf online berbasis web yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir.

Sejak didirikan tahun 2017, biro ini sudah mempertemukan ribuan peserta. Hingga kini, lebih dari 11 ribu orang telah mendaftar, dan sekitar 400 pasangan sudah menikah melalui Rumaysho.

Melalui perantara

Layanan yang ditawarkan pun berbeda dari aplikasi kencan modern. Tidak ada fitur swipe atau chat langsung. Semua komunikasi tetap melalui perantara yang menjaga adab dan privasi.

“Setelah memilih CV, nanti akan dihubungkan oleh tim kami. Ini bukan aplikasi dating,” jelas Sabrina.

Dengan basis komunitas terbesar di Yogyakarta, Rumaysho berharap tren taaruf terus meningkat seiring meningkatnya kebutuhan anak muda terhadap proses pencarian pasangan yang syar'i, aman dan terstruktur.

“Kalau laki-laki yang belum terpilih hari ini, mereka masih bisa akses CV yang tersedia secara online. Jadi peluangnya masih terbuka,” jelasnya.

Kegiatan keluarga

Selain taaruf offline, dalam Shafiyah Journey 2025 yang digelar sejak Jumat (27/6/2025) ini juga menyediakan kegiatan keluarga.

Bertajuk Masjid Go Digital, Inspirasi Kebaikan, panitia menyediakan playground bagi keluarga bermain sehingga mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman spiritual namun juga edukatif, sekaligus menyenangkan untuk semua kalangan. "Kami menyediakan playground anak, pameran produk islami," ujar Khairul Lisan, PIC Program Shafiyah Expo 2025.

Selain transaksi produk, expo ini juga menawarkan kajian tematik yang relevan dengan kebutuhan generasi milenial dan keluarga muda, seperti tema keluarga, parenting Islami, hingga digital entrepreneurship. Kajian disampaikan oleh ustad-ustad dari Yogyakarta, termasuk Ustad Abu Umair dan Ustad Erlan Iskandar.

"Untuk anak-anak tersedia kajian kisah nabi yang dikemas dalam bentuk permainan interaktif dan edukatif," jelasnya. (*)