Jaga Keseimbangan Alam, Ratusan Umat Buddha Aksi Bersih Pantai dan Tanam Bakau

Kegiatan ini merupakan wujud nyata praktik ajaran Buddha dalam menjaga keseimbangan alam

Jaga Keseimbangan Alam, Ratusan Umat Buddha Aksi Bersih Pantai dan Tanam Bakau
Umat Buddha bersama warga melakukan penanaman bibit pohon bakau di Hutan Mangrove Wana Tirta, Kulonprogo. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO--Ratusan umat Buddha dan masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam Festival Waisak Jogja 2025 menggelar kegiatan Bersih Pantai dan Penanaman Bakau di kawasan Hutan Mangrove Wana Tirta, Kulonprogo.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu pagi ini, merupakan bagian dari rangkaian Festival Waisak Jogja 2025. Kegiatan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelajar, komunitas lingkungan, vihara, hingga warga sekitar. Mereka bersama-sama membersihkan sampah plastik dan menanam ratusan bibit mangrove.

Henky Sampatti Huang, Ketua Panitia Festival Waisak Jogja, menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata praktik ajaran Buddha dalam menjaga keseimbangan alam.

“Waisak bukan hanya perayaan spiritual. Saya ingin mengajak semua pihak untuk berbuat baik kepada sesama makhluk hidup, termasuk bumi yang menjadi rumah kita bersama,” ujarnya.

Mangrove atau pohon bakau dipilih karena memiliki peran strategis dalam menjaga ekosistem pesisir. Tanaman ini dikenal mampu mencegah abrasi pantai, menyerap karbon, menjadi habitat biota laut, dan menyaring kualitas air laut. Aksi ini juga merupakan bentuk kepedulian terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup.

Kegiatan ini didukung oleh berbagai sponsor dan mitra, serta organisasi sosial dan keagamaan yang turut berpartisipasi.

Rangkaian acara Festival Waisak Jogja 2025 akan mencapai puncaknya pada Sabtu-Minggu, 7–8 Juni 2025, bertempat di Plaza Ambarrukmo dan Royal Ambarrukmo Hotel, dengan dua agenda besar. Yakni Simfoni Budaya & Kesehatan, yang menampilkan pertunjukan seni, lomba, workshop dan seminar inspiratif serta Sanipata Waisak Yogyakarta, yang akan dihadiri oleh Gubernur DIY, tokoh lintas agama, serta komunitas Buddhis se-Yogyakarta dan sekitarnya.

“Kami mengundang seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dan ikut merasakan semangat Waisak sebagai hari penuh cinta kasih, toleransi, dan pelestarian budaya,” tutup Henky Sampatti Huang. (*)