Berumur 10 Tahun, Nafisa Earlene jadi Salah Desainer Termuda Indonesia

Tampilan karya di Jogja Fashion Parade (JFP) 2024.

Berumur 10 Tahun, Nafisa Earlene jadi Salah Desainer Termuda Indonesia
Nafisa Earlene tampil bersama karya-karyanya dalam Jogja Fashion Parade 2024. (istimewa) 
KORANBERNAS.ID, SLEMAN - Nafisa Earlene, siswi kelas 4, SDN Caturtunggal 4 Sleman, menjadi desainer termuda yang mengikuti Jogja Fashion Parade (JFP) 2024. Ia menampilkan koleksi busana bernama Naf Fashion yang terinspirasi dari mawar yang cantik, elegan, dan siluet.

Nafisa mengaku senang dan bangga bisa berpartisipasi dalam perhelatan fesyen terbesar di Jogja tersebut. Ini adalah kali ketiga ia tampil sebagai desainer, setelah sebelumnya ikut dalam dua event fesyen lainnya.

"Kalau di sini, saya merupakan desainer yang paling kecil. Saya senang bisa berbagi karya dengan desainer-desainer lain yang lebih senior dan berpengalaman," kata Nafisa saat ditemui di Sleman City Hall, Minggu (25/2/2024).

Nafisa mengatakan, ia mempersiapkan koleksinya selama dua sampai tiga minggu. Ia didampingi oleh Coach desain Muhammad Syam, yang membantu memilih bahan dan menjahit busana. Ia juga mendapat dukungan dari orangtuanya, Satari Budiyanto dan Erma Wijayanti, yang juga bergerak di bidang fesyen.

"Saya tertarik dengan dunia modeling dan desain fesyen sejak kelas 3 SD. Selain sebagai model, saya juga suka mendesain baju sendiri. Saya belajar dari YouTube, buku, dan orangtua saya," ujar Nafisa.

Erma, ibu Nafisa, mengaku bangga dengan prestasi putrinya. Ia mengatakan, ia selalu mendukung minat dan bakat Nafisa dalam fesyen. Ia berharap, Nafisa bisa konsisten dalam belajarnya, baik modeling maupun desainernya.

"Yang penting dia bisa berproses sesuai dengan usianya. Kalau ada kemauan dan kreativitas, itu sudah cukup untuk meniti karirnya ke depannya. Saya berharap, dia bisa menjadi desainer yang sukses dan bermanfaat bagi banyak orang," tutur Erma.

Jogja Fashion Parade (JFP) 2024 digelar pada 23-25 Februari 2024 di Sleman City Hall. Event ini mengusung tema Resilient, yang berarti keuletan atau kegigihan. Sebanyak 150 desainer dari berbagai kota di Indonesia, termasuk satu desainer dari India, meramaikan ajang ini¹. JFP 2024 bertujuan untuk mendorong perkembangan dunia fesyen usai pandemi Covid-19.

Sementara itu Direktur Asmat Pro, Nyudi Dwijo Susilo menambahkan bahwa kebanyakan peserta JFP 2024 adalah desainer baru, porsi yang desainer senior itu di sini sangat sedikit.

"Jadi mereka sebagai ajang promosi karyanya lebih luas lagi karena kita juga live streaming YouTube. Kemudian juga nanti bisa menjadi media kolaborasi satu sama lainnya, saling melengkapi," tutur Nyudi.

Ia menambahkan bahwa JFP tahun ini lebih wah dari tahun sebelumnya, baik dari segi kemasan, lighting, maupun promosi. Ia juga bangga dengan perjalanan JFP yang sudah berlangsung selama delapan tahun tanpa didanai oleh pihak tertentu.

"JFP ini adalah event mandiri, kita mengorganisasi sendiri semuanya. Banyak juga event yang ada pendanaan tapi karena tidak konsisten akhirnya berhenti. Harapannya ini akan selamanya, entah nanti siapa yang melanjutkan. Kita juga sedang mengajukan HKI untuk Jogja Fashion Parade ini," jelas Nyudi.

Nyudi juga mengapresiasi kreativitas dan keragaman desain yang ditampilkan oleh para peserta JFP. Ia mengatakan bahwa ada desain dari anak SMK, siswa Tata Busana, mahasiswa Tata Busana, dari kampus ISBI Bandung, bahkan ada yang sudah MOU dengan JFP untuk pembelajaran kampus merdeka.

"Desainnya kita lengkap, kalau mau yang ready to wear ada, mau yang memanjakan mata kita sebagai pencinta fashion juga ada. Desainnya begini begitu ada semua," pungkas Nyudi.(*)