Dewan Minta Pemkab Bentuk Satgas Covid-19 Pasar Tradisional

Dewan Minta Pemkab Bentuk Satgas Covid-19 Pasar Tradisional

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Agar perekomian masyarakat Sleman terus berjalan ditengah-tengah wabah Covid-19, maka pasar-pasar tradisional harus tetap beroperasi namun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Karena itu, menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi bersama dengan pedagang pasar agar bagaimana pasar berlomba jadi pasar sehat yang bebas Covid-19.

Hal itu diungkapkan Sumaryatin, Sekretaris Komisi A DPRD Sleman, usai berdiskusi dengan Paguyuban Pedagang Pasar se Sleman di aula kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Rabu (29/4/2020).

“Hal ini karena sudah diketahui bersama bahwa penyebaran Covid-19 adalah lewat kontak fisik orang per orang, dan hal itu sangat dimungkinkan bila terjadi kerumunan, termasuk di pasar,” kata Sumaryatin yang juga anggota Covid’19 Centre DPRD Sleman.

Menurut Sumaryatin pembentukam Satgas Covid'19 di pasar-pasar tradisional yang disupport Gugus Tugas Kabupaten maupun Kecamatan akan menjadi upaya paling optimal bagi Pemkab Sleman untuk tetap membuka pasar di satu sisi, tapi memastikan pasar tidak menjadi tempat penularan dan penyebaran virus Corona.

Merujuk hasil dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman, penanganan kasus penyebaran Covid-19 di Sleman meningkat dalam sepekan. Terhitung mulai 9 hingga 15 April kasus Covid-19, baik itu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), terus menunjukkan grafik meningkat.

Sumaryatin juga mengatakan, sebaran kasus Covid-19, baik ODP dan PDP di Kabupaten Sleman merata di 17 kecamatan. Karenanya, Sumaryatin meminta Pemda Sleman meningkatkan lagi penegakan disiplin physical distancing dengan menurunkan aparat di lapangan, terutama pada daerah-daerah padat penduduk, dan juga pada saat masyarakat sering ke luar rumah untuk berinteraksi atau melakukan kegiatan perdagangan dan pasar tradisional maupun pasar modern agar tetap jaga jarak dan stay at home jika tidak penting untuk keluar.

Khusus di bulan Ramadhan, anggota Fraksi PKS ini menilai masyarakat sering mengabaikan aturan jaga jarak dan menggunakan masker di waktu sore hari. "Orang yang berjualan kita harus support, tetapi harus tetap menggunakan masker, jaga jarak dan PHBS," tutur Sumaryatin.

Ia juga menyarankan Pemda Sleman menurunkan aparat Satpol PP untuk melakukan penertiban dan edukasi yang masif terkait penegakan aturan jaga jarak dan pemakaian masker agar masyarakat terbiasa.

“Bukan untuk mematikan perekonomian masyarakat kecil, tetapi kita tahu sangat banyak warga Sleman yang berkorban bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Tapi di sisi lain masih ada warga tidak disiplin dan kemudian menjadi potensi penyebaran Covid-19 dan pasar tradisional harus kita jaga bersama sama agar tetap bebas Covid-19 sehingga jangan sampai ada pasar yang tutup karena Covid-19,” ucapnya.

Sumaryatin mengakui, jumlah personil aparat Satpol PP di Sleman belum cukup bila dibandingkan kebutuhan untuk menegakkan aturan tersebut. Untuk itu, dia mengusulkan agar satuan gugus tugas penanganan di tingkat kecamatan dan desa ditingkatkan dan diintensifkan melakukan edukasi ke masyarakat termasuk jika memungkinkan dibentuknya Satgas Covid-19 di tingkat pasar agar pasar benar benar terjaga dan terbebas dari Covid-19. (eru)